Fierman Prihadi
Studi Keamanan, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

INTEROPERABILITAS DALAM PELAKSANAAN OPERASI MILITER SELAIN PERANG (OMSP) OLEH TNI AU DALAM MENANGANI PEMBAJAKAN DAN PEROMPAKAN BERSENJATA (Kajian Keamanan di Selat Malaka) Fierman Prihadi; Yusa Djuyandi; Ari Ganjar Herdiansah
Aliansi Vol 1, No 2 (2022): Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v1i2.39589

Abstract

Selat Malaka merupakan perairan dunia yang strategis dan hampir seluruh perdagangan serta kapal-kapal dari seluruh negara melewati perairan ini. Banyaknya kepentingan dari berbagai negara atas keberadaan Selat Malaka menjadikannya sebagai selat tersibuk dan memiliki peluang untuk menjadi target dari kejahatan transnasional terorganisir. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya angka pembajakan dan perompakan bersenjata di perairan tersebut. Dengan begitu, keamanan maritim Selat Malaka menarik perhatian dunia, terutama litorial states. Sebagai litorial states, Indonesia memiliki hak atas perairan tersebut sehingga Indonesia perlu mengadakan segala upaya untuk menjaga keamanan Selat Malaka. Indonesia dan litorial states lainnya, yaitu Singapura dan Malaysia melakukan kerjasama bernama Malacca Strait Patrol (MSP). MSP terdiri dari tiga kegiatan patroli utama, salah satunya Eye in the Sky (EiS). Dalam menjalankan EiS, Indonesia melakukan interoperabilitas yang dilakukan TNI AU guna mendukung keberhasilan kegiatan patroli lainnya, seperti Malacca Sea Strait Patrol. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Bahan kepustakaan sebagai sumber data melalui penelusuran literatur, jurnal buku, dokumen atau sumber data yang terkait dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interoperabilitas yang dilakukan Indonesia telah berjalan baik dan menguntungkan namun belum sepenuhnya maksimal dalam memberantas kejahatan armed robbery di Selat Malaka. Ditambah lagi, bila muncul ancaman baru maka Indonesia perlu beradaptasi dengan cepat sesuai perubahan dalam persyaratan operasional dalam suatu operasi tunggal matra darat dan operasi gabungan tri matra terpadu. Adaptasi yang cepat ini akan memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan interoperabilitas