Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora L.) C, PREST TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN KONTROL ANTIBIOTIK OFLOXACIN Rahmadhani Tyas Angganawati; Triya Choirin Nisa
Jurnal Farmasindo Vol 3 No 1 (2019): Juni
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuhan kitolod (Isotoma longiflora L.) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin. Kandungannya dipercaya mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kitolod terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksperimental. Ekstrak etanol daun kitolod diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, ekstrak kental yang diperoleh dilarutkan dengan akuades dan diuji daya antibakterinya dengan metode difusi padat terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100mg/ml, 150mg/ml 200mg/ml, 250mg/ml, dan 300mg/ml. Hasil uji yang diperoleh diuji dengan ANOVA. Hasil analisa statistik One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada perbedaan konsentrasi ekstrak terhadap daya hambat bakteri (sig=0,000). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak kental daun kitolod mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan daya hambat optimum pada konsentrasi 300mg/ml dengan diameter zona hambat (14,3 mm). Daya hambatnya lebih rendah dibanding dengan kontrol positif Ofloxacin 4000 mg/ml (daya hambat 20,67 mm).
PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI PUSKESMAS JENAWI KARANGANYAR TAHUN 2018 Rahmadhani Tyas Angganawati; Esti Nafiroh; Umi Nafisah; Riyan Setiyanto
Jurnal Farmasindo Vol 5 No 1 (2021): Juni
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension is a condition where systolic value >140 mmHg and diastolic blood pressure >90 mmHg. Hypertension is one of the main causes of death. This study aims to determine the profile of the use of antihypertensive drugs in Jenawi Karanganyar Health Center in 2018. The research method used is descriptive retrospective data. The research subjects were selected using a Porposive Sampling technique that met the inclusion criteria as follows patients diagnosed with hypertension, patients with health insurance, over 18 years of age and had complete medical record data. The results of a study of 300 medical records of hypertension sufferers showed 66,7% women and 33,3% men, based on age 18-25 years 0%, 26-35 years 1,7%; 36-45 years 7%, 46-55 in 21,6%; 56-65 years 26%, more than 65 years 43,7%. The drug use was most often given singly as much as 97,6%; the group of drugs most widely used was Calcium Channel Blockers (CCB) 82,4%; and the most used drug item Amlodipin was 50,5%. Research is expected to be a reference in the management of antihypertensive drugs at the Karanganyar Jenawi Health Center, namely the planning and procurement of drugs according to the National Formulary standards.
EVALUASI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL BUAH KURMA PADA BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherrichia coli Rahmadhani Tyas Angganawati; Fitrianita Kusumadewi
Jurnal Farmasindo Vol 3 No 2 (2019): Desember
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurma (Phoenix dactylifera) termasuk famili Palmae memiliki berbagai macam kandungan nutrisi dan dapat berfungsi sebagai obat. Kandungan antioksidan terbesar kurma adalah flavonoid yang dapat berfungsi sebagai anti-karsinogenik, antimikroba, anti-mutagenik, anti-inflamasi, anti diabetes dan mengurangi resiko kardiovaskular. Krim lebih acceptable karena mudah diaplikasikan ke kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan krim ekstrak buah kurma dalam penelitian ini yang memberikan sifat fisik yang paling baik. Buah kurma dipotong-potong dan dimaserasi untuk menarik senyawa-senyawa yang terkandung dalam bauh kurma, ekstrak yang diperoleh dipekatkan agar ekstrak lebih awet. Dilakukan formulasi krim ekstrak buah kurma dengan variasi basis krim yaitu cera alba dan vaselin album. Krim yang telah selesai diformulasikan kemudian diuji sifat fisiknya yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH, dan uji daya proteksi. Hasil dari ekstrak buah kurma diperoleh rendemen sebesar 40,97%. Untuk hasil uji sifat fisik krim diperoleh krim yang homogen dengan warna putih kecoklatan dengan bau khas buah kurma. Krim memiliki nilai daya sebar terbesar pada formula 1, dan uji daya lekat yang paling baik pada formula 3. Sedangkan untuk uji pH semua krim memasuki rentang pH yang baik untuk kulit. Uji daya proteksi semua krim memenuhi syarat yaitu tidak menimbulkan warna merah selama 5 menit.