Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI SWAMEDIKASI MASYARAKAT DI DESA PLOSO Annora Rizky Amalia; Siski Nautika Dewi
Jurnal Farmasindo Vol 5 No 1 (2021): Juni
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat dapat melakukan berbagai upaya untuk mengatasi berbagai keluhan dan gejala penyakit, salah satunya adalah pengobatan sendiri. Di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali keanekaragaman hayati seperti obat-obatan tumbuhan, sehingga banyak dikembangkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Ada tiga jenis tradisional obat, termasuk obat herbal, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Itu perbedaan jamu, jamu terstandar dan fitofarmaka adalah pada bukti khasiatnyakemanjuran. Jamu terbukti secara empiris berdasarkan pengalaman turun temurun, jamu terstandarobat-obatan dibuktikan dengan uji pra-klinis dan fitofarmaka dibuktikan dengan uji pra-klinis dan ujiklinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap terhadap penggunaanpengobatan tradisional sebagai pengobatan sendiri bagi masyarakat Desa Ploso Kecamatan Sidoharjo,Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian survei deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan purposive metode pengambilan sampel atau sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Ukuran sampel adalah ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat ketidakakuratan 5%. Data dikumpulkan dari 100 responden. Hasil observasi menunjukkan data tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional sebesar 50,6%, dan persentase sikap masyarakat dalam penggunaan obat tradisional sebesar 61,5%. Kesimpulan dari pengamatan ini adalah tingkat pengetahuan termasuk kategori kurang dan sikap masyarakat terhadap pengobatan tradisional kategori baik.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK MITRA SEHAT ANDA PURWANTORO Annora Rizky Amalia; Deny Balita Wulandari
Jurnal Farmasindo Vol 6 No 1 (2022): Juni
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat apoteker melakukan praktik kefarmasian. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan di apotek dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan juga meningkatkan kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan bagian penting dari pelayanan kefarmasian karena dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Mitra Sehat Anda Purwantoro. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei deskriptif, yaitu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Kuesioner terdiri dari 18 pertanyaan yang telah dinyatakan reliabel dan valid, mengukur tingkat kepuasan pasien berdasarkan 5 dimensi yaitu reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada dimensi keandalan adalah 82% (sangat puas), daya tanggap 83,67% (sangat puas), jaminan 84,5% (sangat puas), empati 83,33% (sangat puas), dan berwujud 82,75% (sangat puas). Dengan rata-rata semua dimensi menunjukkan nilai sebesar 83,25%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Mitra Sehat Anda Purwantoro sangat puas.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) TERHADAP BAKTERI Methicillin Resistant Staphylococcus aureus Muhammad Dani Riano; Annora Rizky Amalia; Yunita Dian Permata Sari
Jurnal Farmasindo Vol 7 No 1 (2023): Juni
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus) is one of the gram-positive bacteria that can cause pneumonia. The pegagan plant (Centella asiatica (L.) Urb.) is currently being planted by many people. pegagan leaves have antibacterial activity against bacteria such as Staphylococcus aureus, Staphylococcus mutans, and Escherichia coli. The purpose of this study is to determine whether there is antibacterial activity in pegagan leaves against methicillin-resistant Staphylococcus aureus bacteria. The extraction of pegagan leaf simplisia was carried out by the maceration method. The extract was made with 3 concentrations: 20% b/v, 40% b/v, and 80% b/v. The research method of antibacterial activity testing was carried out by disk diffusion. In this study, the positive control was vancomycin. As for the negative control, a 10% DMSO solution was used. In this study, it was found that the results of pegagan leaf extract had an average inhibition of 20% concentration of 8.75 mm or resistant, 40% concentration of 10.58 mm or resistant, 60% concentration of 11.5 mm or resistant, and a positive control of 18.91 mm or intermediate against MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus) bacteria.
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Ardhia Intan Cahyani; Annora Rizky Amalia; Vania Santika Putri
Jurnal Farmasindo Vol 7 No 2 (2023): Desember
Publisher : Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kriteria pelayanan kefarmasian adalah waktu tunggu. Jangka waktu antara pasien menerima resep hingga menerima obat, serta komunikasi, informasi, dan edukasi, disebut sebagai waktu tunggu pelayanan resep. Menurut Kepmenkes Nomor 129 Tahun 2008, standar waktu tunggu pelayanan rumah sakit untuk resep non racikan adalah 30 menit, sedangkan waktu tunggu resep racikan adalah 60 menit. Metode yang digunakan yaitu non-eksperimental mengumpulkan data primer dan sekunder pada bulan April hingga Mei 2023 melalui dokumentasi, literatur, wawancara, dan observasi. Total sampling digunakan untuk menghitung besarnya sampel. Rata-rata waktu tunggu data primer untuk resep racikan adalah 47,47 menit, sedangkan untuk resep non racikan adalah 36,04 menit. Data sekunder resep racikan rata-rata waktu tunggu 43,86 menit dibandingkan 35,92 menit untuk resep non racikan. Baik data primer maupun sekunder menunjukkan bahwa waktu tunggu layanan resep ramuan di IFRJ RS Ortopedi Prof. R Soeharso Surakarta berada dalam rentang yang dapat diterima. Sebaliknya, data primer dan sekunder untuk resep non racikan tidak memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Kepmenkes Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit