Andreas Kongres Pardingotan Simbolon
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kesalehan atau Kebenaran: Analisis Terjemahan כָּל־צִדְקֹתֵ֑ינוּ (kol-ṣiḏqōtếnû) dalam Yesaya 64:6 Simbolon, Andreas Kongres Pardingotan; Christian, Ade Widi; Ziliwu, Alnodus Jamsenjos Indirwan
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i2.664

Abstract

Isaiah 64:6, which states that "all our righteousness" is like filthy rags, has been the subject of debate and discussion in Christian theology. This journal aims to explore the concept of righteousness as a condition for human salvation in interpreting this verse. The journal begins by conducting an in-depth analysis of Isaiah 64:6, highlighting keywords such as "filthy rags, menstruation, righteousness, or piety," as well as the textual context within prophetic writings. In this analysis, I argue that human righteousness plays a crucial role in salvation. I describe how righteousness, as a manifestation of humility and repentance, can be the first step in seeking the grace of God and faith in Jesus Christ. Over time, this journal elaborates on how righteousness can become a determining factor in the relationship between humans and God. The goal of this journal is to convey the idea that human righteousness can be a prerequisite that leads people into the embrace of God's grace. It is an effort to delve into the meaning and role of righteousness in Christian theology and to provide a perspective that supports the notion that righteousness is a key factor in the journey toward salvation.
Kesalehan atau Kebenaran: Analisis Terjemahan כָּל־צִדְקֹתֵ֑ינוּ (kol-ṣiḏqōtếnû) dalam Yesaya 64:6 Simbolon, Andreas Kongres Pardingotan; Christian, Ade Widi; Ziliwu, Alnodus Jamsenjos Indirwan
Angelion Vol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i2.664

Abstract

Isaiah 64:6, which states that "all our righteousness" is like filthy rags, has been the subject of debate and discussion in Christian theology. This journal aims to explore the concept of righteousness as a condition for human salvation in interpreting this verse. The journal begins by conducting an in-depth analysis of Isaiah 64:6, highlighting keywords such as "filthy rags, menstruation, righteousness, or piety," as well as the textual context within prophetic writings. In this analysis, I argue that human righteousness plays a crucial role in salvation. I describe how righteousness, as a manifestation of humility and repentance, can be the first step in seeking the grace of God and faith in Jesus Christ. Over time, this journal elaborates on how righteousness can become a determining factor in the relationship between humans and God. The goal of this journal is to convey the idea that human righteousness can be a prerequisite that leads people into the embrace of God's grace. It is an effort to delve into the meaning and role of righteousness in Christian theology and to provide a perspective that supports the notion that righteousness is a key factor in the journey toward salvation.
IDENTIFIKASI IDENTITAS RAJA DALAM DANIEL 9:25-27 Simbolon, Andreas Kongres Pardingotan; Tampilang, Petra Harys Alfredo; S, Frendy
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 6, No 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v6i2.218

Abstract

Kitab Daniel adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terdapat di Perjanjian Lama. Kitab ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian narasi dan bagian nubuat. Tanggal penting dalam kitab Daniel adalah tahun 536 SM. Tanggal ini menandai akhir dari 70 minggu dari Daniel 9:24 dan awal dari 69 minggu Daniel 9:25-26. Secara Spesifik artikel ini akan membahas dari Daniel 9:25-27. Pasal ini berbicara berkaitan dengan identitas raja yang disebut dalam nubuat. Fokus utama penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi kandidat raja atau siapakah raja yang dimaksud dalam teks tersebut, serta menghubungkannya dengan konteks sejarah, dan juga amanat teks yang berkaitan dari hal tersebut. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan interpretative desain khususnya studi tematik dan mencakup analisis teks Alkitab dengan dukungan kajian sejarah dan literatur yang relevan. Dengan demikian jurnal ini bertujuan untuk menunjukkan siapakah identitas raja di dalam Daniel 9:25-27 dengan memahami konteks dari 70 minggu dari Dan 9:24 dan awal dari 69 minggu Dan 9:25-26.
Kesalehan atau Kebenaran: Analisis Terjemahan "kol-sidqotenu" dalam Yesaya 64:6 Simbolon, Andreas Kongres Pardingotan; Christian, Ade Widi; Ziliwu, Alnodus Jamsenjos Indirwan
Angelion Vol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i2.664

Abstract

Isaiah 64:6, which states that "all our righteousness" is like filthy rags, has been the subject of debate and discussion in Christian theology. This journal aims to explore the concept of righteousness as a condition for human salvation in interpreting this verse. The journal begins by conducting an in-depth analysis of Isaiah 64:6, highlighting keywords such as "filthy rags, menstruation, righteousness, or piety," as well as the textual context within prophetic writings. In this analysis, I argue that human righteousness plays a crucial role in salvation. I describe how righteousness, as a manifestation of humility and repentance, can be the first step in seeking the grace of God and faith in Jesus Christ. Over time, this journal elaborates on how righteousness can become a determining factor in the relationship between humans and God. The goal of this journal is to convey the idea that human righteousness can be a prerequisite that leads people into the embrace of God's grace. It is an effort to delve into the meaning and role of righteousness in Christian theology and to provide a perspective that supports the notion that righteousness is a key factor in the journey toward salvation.
Penguasaan Diri Dalam Pembentukan Karakter: Telaah Eksegesis Amsal 16:32 Simbolon, Andreas Kongres Pardingotan; Sualang, Farel Yosua; Tarigan, Winardi
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 6 No. 2 (2025): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.6, No.2, June 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v6i2.384

Abstract

Kitab Amsal merupakan himpunan ucapan bijak dan nasihat moral yang ditujukan untuk mendidik generasi muda. Salah satu ayat yang relevan dalam konteks pembentukan karakter adalah Amsal 16:32, yang menekankan pentingnya penguasaan diri sebagai pola tindakan yang memiliki konsekuensi langsung terhadap perkembangan karakter. Penguasaan diri menjadi elemen krusial dalam pembentukan karakter yang utuh, karena mencerminkan kemampuan seseorang untuk bertindak bijaksana dalam berbagai situasi. Interpretasi terhadap Amsal 16:32 menunjukkan adanya keterkaitan erat antara kesabaran dan penguasaan diri. Keduanya merupakan bentuk kendali internal yang esensial dalam pembentukan pribadi yang tangguh secara moral dan spiritual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif, khususnya melalui studi terhadap sastra hikmat. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman praktis dan teologis mengenai pentingnya penguasaan diri sebagai pola tindakan yang mendukung pembentukan karakter, yang mencakup tiga elemen utama: kesabaran, pengendalian diri, dan kemampuan menghadapi godaan secara bijak. The Book of Proverbs is a collection of wise sayings and moral instructions aimed at educating young people. One verse that is particularly relevant in the context of character formation is Proverbs 16:32, which emphasizes the importance of self-control as a behavioral pattern that directly influences character development. In contemporary society, many individuals struggle to control their emotions and personal desires. Self-control thus becomes a crucial component in shaping a well-rounded character, reflecting one's ability to act wisely across various situations. The interpretation of Proverbs 16:32 highlights a close relationship between patience and self-control. Both represent forms of internal discipline essential to the development of moral and spiritual integrity. This study employs a qualitative method with an interpretative approach, particularly through the study of wisdom literature. The aim is to provide practical and theological insights into the importance of self-control as a behavioral pattern that supports character formation, based on three key elements: patience, self-discipline, and the ability to resist temptation wisely.
Rekonsiliasi Allah Dengan Umat Isrel (Pulihnya Hubungan Suami - Istri): Studi Eksegesis Yesaya 54:1-10 Siburian, Rudi; Tampilang, Petra Harys Alfredo; Simbolon, Andreas Kongres Pardingotan
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 24 No. 2 (2024): Vol. 24 No. 2 (2024): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v24i2.157

Abstract

Seperti pasangan suami istri yang bercerai dan kemudian berbaikan, begitulah relasi antara Allah dan umat Israel digambarkan menurut Yesaya 54:1-10. Allah adalah suami yang setia dan Israel sebagai istri yang tidak setia yang sering mengecewakan Allah dengan berzinah rohani kepada dewa dewi kafir. Allah pun menghukum mereka dan membiarkan umat Israel menjadi tawanan bangsa-bangsa lain sebagai akibat dari dosa mereka. Bahkan Allah menyamakan Israel dengan aib kemandulan. Kata mandul menunjuk kepada bangsa Israel yang mendapatkan peghinaan dan harus menanggung malu karena tidak memiliki keturunan. Kotanya menjadi sepi karena mereka dibuang ke Babilonia. Tetapi semua rasa malu itu akan berakhir. Negeri yang tadinya sepi akan bersorak-sorai kembali, karena Allah tidak selamanya murka kepada mereka. Sebaliknya, melalui nabi Yesaya Allah menubuatkan dan menjanjikan kelepasan serta akan membawa mereka kembali ke negerinya. Bahkan bukan hanya lepas dari pembuangan, tetapi juga memulihkan keadaan mereka. Mereka menerima anugerah itu, bukan karena Allah menyesal dengan hukuman yang ditimpakan kepada bangsa itu. Tetapi karena Allah masih mencintai umat Israel. Ini adalah janji Allah kepada umat-Nya Israel seperti suami yang penuh pengampunan dan kasih sayang terhadap istrinya. Melalui penelitian ini, penulis melihat secara studi eksegesis bagaimana proses janji pemulihan/rekonsiliasi antara Allah umat Israel akan dilaksanakan.