Mahrus As’ari, Hubungan antara Faktor Individu dan Pekerjaan dengan Kejadian Low Back Pain pada Okupasi Terapis di Indonesia Tesis. Program Studi Ilmu Kesahatan Masyarakat, Sekolah Pascasarja Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Juli 2023 Low Back Pain merupakan salah satu jenis penyakit MSDs (Musculloskeletal Disorders) yang banyak dialami para tenaga kesehatan di usia produktifnya, salah satunya adalah Okupasi Terapis. Okupasi terapis adalah salah satu jenis tenaga Kesehatan yang banyak melibatkan aktivitas fisik selama melaksanakan pekerjaanya dan berisiko mengalami gangguan kesehatan salah satunya adalah low back pain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian low back pain, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya low back pain pada okupasi terapis di Indonesia. Data tersebut diperoleh melalui kuesioner online. Penelitian ini berjenis cross-sectional dengan menggunakan instrumen Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Survey yang mempertimbangkan postur, gaya, durasi, dan frekuensi. Kuesioner faktor individu dan NBM (Nordic Body Map) digunakan untuk mengukur risiko dan dampak keluhan nyeri yang muncul pada area punggung bawah (low back pain). Untuk mengidentifikasi variabel yang berpengaruh terhadap munculnya low back pain dihitung menggunakan model regresi logistik berganda. Sampel penelitian berjumlah 314 okupasi terapis, dengan persentase perempuan berjumlah 53,5% dan laki-laki sebesar 46,5. Hasil penelitian menemukan bahwa 215 orang (68,5%) mengalami low back pain sedangkan 99 orang (31,5%) tidak mengalami keluhan low back pain. Variabel yang berpengaruh signifikan pada kejadian low back pain adalah riwayat LBP sebelumnya 9 sig 0,00, postur janggal sig 0,00, IMT sig 0,013 dan masa kerja sig 0,00 yang dikontrol oleh variabel confounding yaitu jenis kelamin, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, posisi kerja, posisi tidak bergerak dan usia. Berdasarkan hasil penelitian low back pain merupakan risiko yang nyata banyak terjadi kepada okupasi terapis di Indonesia yang dapat menimbulkan dampak terhadap produktifitas kerja, intervensi kepada pasien, dan kualitas hidup bagi okupasi terapis yang terdampak.