Fransisca Sherly Taju
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN VISUAL IKLAN MEDIA CETAK OTOMOTIF TAHUN 1960-1970 Fransisca Sherly Taju; Leony Agustine
DeKaVe Vol 14, No 2 (2021): Jurnal DeKaVe Vol.14 No.2 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dkv.v1i2.6237

Abstract

Perancangan Buku Panduan Tata Rias, Kostum & Gerakan Tari Golek Ayun-Ayun Fransisca Sherly Taju S1
Saraswati Jurnal Mahasiswa Desain Komunikasi Visual
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/srs.v0i0.193

Abstract

Yogyakarta telah dikenal dengan kota budaya dan kesenian terutama tarian klasik, salah satunya Tari Golek Ayun-Ayun yang ditarikan oleh remaja putri yang beranjak dewasa. Estetika tari tradisional jawa tidak sekedar menyangkut keindahan, akan tetapi selalu dikaitkan dengan masalah etika, estetika dan religius. Unsur tari tradisional meliputi sawiji (konsentrasi total), greget (kesan adanya gerak di dalam jiwa), sengguh (percaya diri), dan ora mingkuh (pantang mundur), merupakan suatu ketentuan yang harus ditaati untuk dapat disebut sebagai penari yang bagus. Selama ini buku yang memberikan panduan detail tentang tata rias, kostum dan gerakan Tari Golek Ayun-Ayun belum ditemukan.Pembuatan buku ini menggunakan teknik fotografi yakni depth of field, dan stop action serta menggunakan frame per frame di perjelas juga dengan caption sehingga komunikasi dapat disampaikan secara faktual dan realistis. Ditambah dengan cara penyajian layouts buku, grid, dan margin yang menarik. Pada isi buku panduan tari ini dapat mengembangkan kemampuan pembelajaran, seperti kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Target audience yang di tuju pada buku panduan adalah guru tari, murid SMA, mahasiswi, serta orang tua murid.Buku panduan tata rias, kostum dan gerakan Tari Golek Ayun-Ayun ini diupayakan untuk memperjelas konteks verbal. Namun, fotografi memberikan gambaran sebagai pendukung verbalisasi juga memuat suatu pesan tertentu sehingga dapat menarik perhatian audiensnya. Diharapkan agar masyarakat luas mengerti, mudah dipelajari dan membudidayakan tentang kebudayaan Yogyakarta, terutama Tari Golek Ayun-Ayun.Kata kunci : Buku Panduan, fotografi, layout, Tari Golek Ayun-Ayun.
Analisa Pengembangan Karakter Musa Dalam Film Battle of Surabaya Bayu Setiawan; Pungky Febi Arifianto; Fransisca Sherly Taju
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i2.15839

Abstract

Battle of Surabaya menyajikan tema perjuangan rakyat Surabaya dalam peristiwa peperangan 10 November 1945 antara Indonesia melawan Inggris dan sekutu. Film ini menceritakan tentang Musa yang dipercayakan tugas untuk mengirim surat dari pejuang Surabaya. Peneliti melakukan penelitian berbasis studi kasus untuk mendalaminya pengembangan karakter Musa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara dalam tokoh fiksi yang dihadirkan dalam film bertemakan sejarah yang sebenarnya. Karakter Musa, seorang anak laki-laki berusia 10-12 tahun, sesuai dengan latar waktu cerita yang berlangsung selama perang kemerdekaan di Surabaya. Perjalanan karakter Musa mencerminkan konflik yang kompleks yang membentuk dirinya menjadi sosok yang kuat dan penuh keberanian. Dibalik kompleks konflik yang dihadapi untuk menyelesaikan misinya, musa malah kehilangan segalanya. Kontras inilah yang menggambarkan perkembangan karakter Musa menjadi individu yang tangguh dan pemberani saat cerita mencapai puncaknya. Karakter Musa dalam film ini menciptakan kepribadian yang manusiawi dan mampu merangkai cerita dengan baik, meskipun masih menyisakan potensi pengembangan lebih lanjut untuk mendalami sisi-sisi kepribadiannya yang belum terungkap secara mendalam
PERANCANGAN BUKU FOTO ESAI KERAJINAN WAYANG KULIT DI DUSUN GENDENG BANTUL YOGYAKARTA Mandegani, Anggit Rigen; Aji, Daru Tunggul; Taju, Fransisca Sherly
Fenomen: Jurnal Fenomena Seni Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/fenomen.v1i2.10633

Abstract

Wayang kulit adalah salah satu budaya Indonesia yang telah diakui oleh dunia. Salah satu sentra pengrajin wayang kulit terbaik berada di Dusun Gendeng, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Gendeng sudah menjadi sentra kerajinan wayang kulit sejak Indonesia belum merdeka dari penjajahan kolonial Belanda, yaitu sekitar tahun 1925. Keahlian membuat wayang kulit di dusun ini diperoleh dari seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta. Perancangan ini dibuat dengan tujuan untuk merancang buku foto esai yang dapat menceritakan tentang kerajinan wayang kulit di Dusun Gendeng sebagai upaya pelestarian berupa dokumentasi serta arsip sejarah Dusun Gendeng sebagai salah satu tempat kerajinan wayang kulit. Buku foto esai ini berisi tentang informasi seputar wayang kulit, Dusun Gendeng sebagai sentra kerajinan wayang kulit, hingga proses pembuatan wayang kulit. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, serta studi literatur. Hasil dari data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode 5W+1H. Perancangan ini menghasilkan sebuah buku foto esai yang menceritakan tentang kerajinan wayang kulit yang ada di Dusun Gendeng. Perancangan ini diharapkan dapat menceritakan tentang kerajinan wayang kulit di Dusun Gendeng agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.Essay Photobook Design of Shadow Puppet Craftsmanship in Gendeng Bantul YogyakartaShadow puppet is an Indonesian national heritage recognized globally. Gendeng Hamlet in Kasihan, Bantul, Special Region of Yogyakarta, stands as one of the prominent centers for shadow puppet craftsmanship. Since the era of Dutch colonialism around 1925, Gendeng Hamlet has become a hub for this traditional art form. The knowledge of creating Shadow puppets in this region was passed down by courtiers from the Keraton. This design project aims to create an essay photobook that documents and archives the story of shadow puppet craftsmanship in Gendeng Hamlet, serving as a means of preservation. This photobook aims to provide information on shadow puppets, highlight Gendeng Hamlet's significance as a center for shadow puppet artisans, and explore the process of crafting shadow puppets. The data for this project was gathered through observation, interviews, and literature review, and analyzed using the 5W+1H method. This design project produces an essay photobook, portraying the narrative of shadow puppet craftsmanship in Gendeng Hamlet. It is expected that this design project will help to shed light on the art of shadow puppets in Gendeng, making it more widely known to the general public.