Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Proses Diagenesis Batupasir Formasi Kanikeh, Seram Bagian Timur, Maluku, Indonesia Akhmad Khahlil Gibran; Aries Kusworo; Joko Wahyudiono; Eko Bayu Purwasatriya
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 23 No. 2 (2022): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v23i2.412

Abstract

Batupasir Formasi Kanikeh yang berumur Carnian-Norian, tersebar dari Maluku hingga Maluku Tenggara. Formasi Kanikeh terendapkan pada lingkungan transisi dan karakter reservoir pada formasi ini masih belum banyak diungkap. Studi ini fokus terhadap pengaruh diagenesis terhadap karakteristik reservoir pada sikuen batupasir berumur Carnian-Norian di Daerah Seram Bagian Timur, Maluku. Metode yang digunakan adalah pengamatan petrografi dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectrometer (SEM-EDS). Hasil pengamatan petrografi menunjukkan batupasir pada Seram Bagian Timur ini didominasi oleh lithic wacke, litharenite, dan arkose. Dari pengamatan SEM-EDS, mineral yang teramati termasuk dalam grup silika yang berasal dari kelompok mineral silika, feldspar, mineral lempung, dan mineral mika. Kelompok silika berupa butiran kuarsa. Kelompok feldspar yang teramati adalah K-feldspar yang berupa butiran. Kelompok mineral lempung paling dominan muncul di antaranya smektit, illit, kaolinit, halloisit. Kelompok mika yang teramati adalah muskovit. Diagenesis yang terjadi pada batupasir ini termasuk kompaksi; sementasi kalsit, kuarsa, mineral lempung, dan oksida besi; pelarutan; dan rekahan pada butiran karena tektonik. Butiran klastik yang tidak stabil, seperti feldspar mengalami alterasi menjadi mineral lempung. Berdasarkan karakteristik diagenesis tersebut, batupasir Formasi Kanikeh pada daerah ini memiliki karakter reservoir yang dapat diabaikan.Katakunci: Diagenesis, Kanikeh, reservoir, Seram.
Analisis Geokimia Batuan Induk dan Sejarah Pemendaman Cekungan Sumatera Tengah Daerah Indragiri Hulu dan Pelalawan, Provinsi Riau Munafatin; Eko Bayu Purwasatriya; Akhmad Khahlil Gibran; Moh. Heri Hermiyanto Zajuli
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 25 No. 2 (2024): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v25i2.854

Abstract

Cekungan Sumatera Tengah merupakan cekungan belakang busur yang terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia dan diketahui sebagai cekungan penghasil hidrokarbon di kawasan barat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik geokimia batuan induk Formasi Kelesa dan Formasi Lakat, serta kematangannya berdasarkan kurva sejarah pemendaman. Data yang digunakan dalam analisis karakteristik geokimia batuan induk meliputi total organic carbon dan rock eval pyrolysis. Metode yang digunakan dalam analisis sejarah pemendaman adalah metode Sweeney Burnham. Batuan induk Formasi Kelesa memiliki kuantitas material organik buruk hingga cukup, dan batuan induk Formasi Lakat memiliki kuantitas material organik yang buruk hingga baik. Tipe kerogen yang terbentuk adalah tipe II/III dan III pada Formasi Kelesa; tipe kerogen pada Formasi Lakat yaitu II/III, III, dan IV yang akan menghasilkan minyak/gas, gas, dan tidak menghasilkan minyak maupun gas. Kurva sejarah pemendaman manunjukkan batuan induk pada sumur Agha-1 belum mencapai kematangan, batuan induk pada sumur Rabung-1 juga belum matang, sedangkan batuan induk Formasi Kelesa pada sumur Talau-1 telah mencapai kematangan awal di kedalaman 1.833 m pada 1,43 jtl dan puncak matang di kedalaman 1.896 m pada 0,45 jtl, dan pada Formasi Lakat telah matang awal di kedalaman 1.747 m pada 0,94 jtl. Katakunci: Batuan induk, Cekungan Sumatera,Tengah Formasi Kelesa, Formasi Lakat geokimia,sejarah pemendaman, .
Oil to Source Rock Correlation of Besuki Area and its Role in Petroleum System of Banyumas Basin Yarra Sutadiwiria; Eko Bayu Purwasatriya; Cahyaningratri P R; Dewi Syavitri; Mustamina Maulani; Asy’ari Alfin Giovany; Anjar Kurnia Ramadhan
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 45 No. 3 (2022): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyumas Basin is a basin that has signs of the presence of hydrocarbons, including oil and gasseep on the surface, which indicates active petroleum systems in the subsurface. A lot of oil and gas seeps werefound in Banyumas Basin, including oil seeps in Cipari and Besuki, while gas seeps were found in Mount Wetan,Karanglewas, and also Cipari. Exploration drilling wells have also been carried out, such as the Jati-1 Well, KarangNangka-1, Karang Gedang-1, Tjipari-1, and Mount Wetan-1, but there still has been no significant evidenceof this basin producing hydrocarbons. The TOC value of the outcrop samples taken in Cipari and Besuki have badvalues, while the crude oil has reflected a severe biodegradation process. Both oil seep samples and one extractbitumen contained high bicadinane (R (resin) annotation) and oleanane indicating both oils and extract to have aninput to Tertiary-sourced oils throughout Southeast Asia. Both oil seep samples do not exhibit similarity with theextract source rock. Based on this negative correlation there may be another source rocks in Banyumas Basin, derivedfrom rocks that are not only from Pemali Formation. The existence of this research is expected to be able toadd geological data, especially hydrocarbon geochemical data in Banyumas Basin, so that it can provide evidenceof the prospect and calculation of reserves contained in this basin, and an understanding of the source rock it self.