p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Wana Raksa
Ai Nurlaila
Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KARAKTERISTIK ECO-ENZYME DARI BUAH TROPIS Nurdin Nurdin; Ai Nurlaila; Nina Herlina; Haydar Rahardian
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.5230

Abstract

The increase in population is in line with the increase in the volume of waste every day. Garbage in the form of skins or seeds is classified as organic waste originating from pineapple (Ananas comosus), oranges (Citrus reticulata), bananas (Musa paradisiaca L. var sapientum) and watermelon (Citrullus lanatus) which are often found in the environment around settlements without any processing. One alternative for processing organic waste is to process it into a multipurpose solution called eco-enzyme. Eco-enzymes utilize fruit or vegetable waste as organic raw materials. Organic matter is mixed with sugar and water in a ratio of 10 parts water, 3 parts organic matter and 1 part brown sugar and then fermented for 90 days. The result is a concentrated acid eco-enzyme solution with a pH value of 3.2 and a TDS value of 2393.8. The percentage reduction of eco-enzyme products during the fermentation process ranges from 2-33% depending on the maturity level of the raw materialsPeningkatan populasi jumlah penduduk seiring dengan naiknya volume sampah setiap hari. Sampah berupa kulit atau biji tergolong sampah organik yang berasal dari buah nanas (Ananas comosus), jeruk (Citrus reticulata), pisang (Musa paradisiaca L. var sapientum) dan semangka (Citrullus lanatus) banyak ditemukan di lingkungan sekitar pemukiman tanpa adanya pengolahan. Salah satu alternatif pengolahan sampah organik yaitu dengan diproses menjadi larutan multiguna yang disebut eco-enzyme. Eco-enzyme memanfaatkan sampah buah-buahan atau sayuran sebagai bahan baku organik. Bahan organik dicampur dengan gula dan air dengan perbandingan10 bagian air, 3 bagian bahan organik dan 1 bagian gula merah lalu difermentasi selama 90 hari. Hasilnya berupa larutan eco-enzyme asam pekat dengan nilai pH 3,2 dan nilai TDS 2393,8. Prosentase pengurangan produk eco-enzyme pada saat proses fermentasi berkisar antara 2-33% tergantung pada tingkat kematangan bahan baku
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT AREN (Arenga pinnata) Marlengga Anggriyani; Ai Nurlaila; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 16, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i02.9029

Abstract

 Aren (Arenga pinnata) is a plant that belongs to the group of palms, which are spread almost all over Indonesia. Almost all parts of the palm plant can be used and have a high economic value. Ecologically, sugar palm plants can function as habitat support for certain fauna and can support soil and water conservation programs. Palm seeds have dormancy. The cause of dormancy is due to hard seed coat and hard endosperm. This is why the seeds cannot germinate in a relatively short time. The purpose of this study was to determine the effect of chemical solutions and the most effective immersion time that can be used to help optimize the growth of palm seedlings (Arenga pinnata). The method used in this study was chemical scarification using HCl (hydrochloric acid), H2SO4 (sulfuric acid) and KNO3 (potassium nitrate) with concentrations of 0.5% and 1% with immersion time of 18 hours, 36 hours and 48 hours. The treatment of the chemical solution independently had a significant effect on the parameters of germination, root length, seedling diameter, and number of leaves. Treatment at immersion time independently had a significant effect on all parameters. Meanwhile, the interaction between the chemical solution and the immersion time had a significant effect on the parameters of root length and seedling height. The combination of 1% HCl (P2T2), 0.5% H2SO4 (P3T2), 0.5% KNO3 (P5T3) and 1% KNO3 (P6T2 and P6T3) treatment resulted in the best treatment for the percentage of sprouts, namely 100%.Aren (Arenga pinnata) merupakan tanaman yang termasuk dalam kelompok palem yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hampir seluruh bagian tanaman palem dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Secara ekologis tanaman enau dapat berfungsi sebagai pendukung habitat fauna tertentu serta dapat mendukung program konservasi tanah dan air. Benih sawit mengalami dormansi. Penyebab dormansi disebabkan oleh kulit biji yang keras dan endosperm yang keras. Hal inilah yang menyebabkan benih tidak dapat berkecambah dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan kimia dan waktu perendaman paling efektif yang dapat digunakan untuk membantu optimalisasi pertumbuhan bibit palem (Arenga pinnata). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skarifikasi kimia menggunakan HCl (asam klorida), H 2 SO 4 (asam sulfat) dan KNO 3 (kalium nitrat) dengan konsentrasi 0,5% dan 1% dengan waktu perendaman 18 jam, 36 jam dan 48 jam. jam. Perlakuan larutan kimia secara mandiri memberikan pengaruh nyata terhadap parameter perkecambahan, panjang akar, diameter bibit, dan jumlah daun. Perlakuan pada waktu perendaman secara mandiri memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter. Sedangkan interaksi larutan kimia dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar dan tinggi bibit. Kombinasi perlakuan HCl 1% (P2T2), H 2 SO 4 (P3T2) 0,5%, KNO 3 0,5% (P5T3) dan KNO 3 1% (P6T2 dan P6T3) menghasilkan perlakuan terbaik terhadap persentase kecambah yaitu 100%.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANGAN DI STASIUN RISET KARANGSARI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Abdul Mazid; Ilham Adhya; Ai Nurlaila
Wanaraksa Vol 16, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i02.9031

Abstract

Forests have the potential to provide germplasm diversity as a source of food and medicine. Various foodstuffs and medicines have been identified as originating from forest areas, both wild and cultivated types (Sinta, 2000). This research was conducted to determine the types and diversity of food plants. It is hoped that the results of this research will be useful as a source of information about plant types with food potential and their diversity. This research was carried out at the Karangsari Research Station, Mount Ciremai National Park, covering an area of 90 Ha. The method used in this research is the grid line method which is a combination of the strip method and multiple plots, which were placed intentionally (purposive sampling). The method for identifying types of food plants uses interviews with the community around the Karangsari research station. There were 29 types of food plants found consisting of 22 families. The food plant that has the highest species diversity index is the understory level, namely the harendong type (Melastoma candidum), which dominates the highest INP at 43.01%, the seedling level, namely coffee (coffea), which dominates the highest INP at 101.34%, the sapling level, namely white calliandra ( Calliandra haematocephala) dominates the highest INP at 67%, the pole level, namely laurel (Syzygium polyanthum), dominates the highest INP at 124%, while the tree level, namely avocado (Persea americana), dominates the highest INP at 211%.Hutan mempunyai potensi sebagai penyedia keanekaragaman plasma nutfah sumber pangan dan obat. Berbagai bahan pangan dan obat teridentifikasi berasal dari kawasan hutan, baik jenis-jenis yang masih liar maupun yang sudah dibudidayakan (Sinta, 2000). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan keanekaragaman tumbuhan pangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi tentang jenis tumbuhan berpotensi pangan dan keanekaragamannya. Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Riset Karangsari Taman Nasional Gunung Ciremai seluas 90 Ha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis berpetak yang merupakan kombinasi antara cara jalur dan petak ganda, yang diletakkan secara sengaja (purposive sampling). Metode untuk identifikasi jenis tumbuhan pangan menggunakan metode wawancara terhadap masyarakat sekitar stasiun riset Karangsari . Ditemukan jenis-jenis tumbuhan pangan dengan jumlah 29 jenis yang terdiri dari 22 famili. Tumbuhan pangan yang memiliki indeks keanekaragaman jenis tertinggi adalah tingkat tumbuhan bawah adalah jenis harendong (Melastoma candidum) mendominasi INP tertinggi sebesar 43,01%, tingkat semai yaitu kopi (coffea) mendominasi INP tertinggi sebesar 101,34%, tingkat pancang yaitu kaliandra putih (Calliandra haematocephala) mendominasi INP tertinggi sebesar 67%, tingkat tiang yaitu salam (Syzygium polyanthum) mendominasi INP tertinggi sebesar 124%, sedangkan tingkat pohon yaitu alpukat (Persea americana) mendominasi INP tertinggi sebesar 211%.