Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Immunomodulatory Activity of Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.) Extract Against Non-Specific and Specific Immune Responses in Mice Arini Fadhilah; Anisa Dwi Parwati; Cita Hanif Muflihah; Arifah Sri Wahyuni
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v20i1.22629

Abstract

Immunomodulators are compounds that can regulate the immune system with the objective of normalizing or helping to optimize the immune system. People tend to back to nature by utilizing various plants to be used as medicine, one of which is kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) which is thought to be efficacious as an immunomodulator in increasing the activity and capacity of macrophages. This study aims to determine the immunomodulatory activity of kasumba turate ethanol (CTEE) extract against non-specific and specific immune responses in mice. Non-specific immune response tests using the carbon clearance method were carried out on mice with 3 dose ratings. Specific immune response tests were carried out by the hemagglutination test method to determine antibody titers. The results of the carbon clearance test showed that the CTEE dose 50 mg/KgBW was a moderate immunostimulant with a phagocytic index of 1.41, while doses of 100 and 200 mg/KgBW were strong immunostimulants with phagocytic index of 1.57 and 1.82 respectively. While the results of the hemagglutination test method, the antibody titers value is determined from the highest serum dilution value that still indicates hemagglutination. The results show an increase in humoral immune response with the highest primary and secondary antibody titer values of 1:256 and 1:1024 for doses of 100 mg/KgBW, and 1:512 and 1:1024 for doses of 200 mg/KgBW. Phytochemical screening results of CTEE proved to contain alkaloid group compounds, flavonoids, saponins, tannins and triterpenoids. Based on the results obtained, it was concluded that the administration of CTEE showed immunostimulant activity.
LITERATURE REVIEW : EFEKTIVITAS BERAS HITAM (Oryza sativa L. indica) SEBAGAI ANTIDIABETES Alya Abida; Arini Fadhilah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 3 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i3.104

Abstract

Diabetes merupakan penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh. Hiperglikemia atau glukosa darah yang tinggi merupakan efek utama pada diabetes yang tidak terkontrol dan dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan serius pada saraf dan pembuluh darah. Pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat 7 sebagai negara penyandang diabetes mellitus terbanyak di dunia, dan diperkirakan akan naik ke peringkat 6 pada tahun 2040. Saat ini tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat dan pada saat yang sama banyak masyarakat berasumsi penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman daripada obat sintetis. Beras berpigmen memiliki potensi aktivitas antioksidan karena kandungan senyawa bioaktif yang tinggi. Beras hitam mengandung pigmen antosianin yang termasuk komponen flavonoid, yaitu turunan polifenol. Beberapa penelitian yang dilakukan secara in vitro, in vivo dan klinis pada manusia menunjukkan antosianin dalam beras hitam mempunyai efek antidiabetes. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas beras hitam (Oryza sativa L. indica) sebagai antidiabetes. Studi literatur ini bersumber dari artikel yang ditelusuri melalui database Google Scholar, dengan menggunakan kata kunci “black rice and antidiabetic” serta kata kunci sekunder “beras hitam sebagai penurun kadar gula darah pada tikus” dan “beras hitam sebagai penurun kadar gula darah pada mencit”. Kriteria inklusi yang digunakan adalah artikel yang dipublikasi pada tahun 2011 – 2021 membahas uji in vivo beras hitam, dan dapat diunduh full text. Dari hasil tersebut didapatkan 7 artikel yang memenuhi kriteria dan digunakan sebagai tinjauan. Berdasarkan hasil analisis dari 7 artikel tersebut didapatkan bahwa beras hitam memiliki efektivitas sebagai antidiabetes dengan beberapa mekanisme.  
AKTIVITAS ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI PEPTON 10% Nita Ratna Wati; Arini Fadhilah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.119

Abstract

Demam adalah gejala penyakit dimana suhu tubuh meningkat. Obat dalam kelompok antipiretik digunakan untuk mengobati demam dan menurunkan suhu tubuh. Daun kemangi (Ocimum sanctum L.) adalah salah satu tanaman yang memiliki sifat antipiretik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antipiretik dari beberapa varian dosis ekstrak etanol daun kemangi terhadap mencit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada penelitian ini digunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. kelompok 1 dan 2 masing-masing sebagai kontrol positif dan negatif, tiga kelompok lainnya diberikan ekstrak etanol daun kemangi dengan konsentrasi yang bervariasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi kemudian ekstrak dibagi menjadi tiga konsentrasi yaitu 32,5, 65 dan 130 mg/KgBB mencit. Sebagai kontrol positif digunakan paracetamol dan kontrol negatif digunakan Na CMC. Pada percobaan ini, suhu inti tubuh mencit dinaikkan dengan pemberian pepton 10% secara oral. Selanjutnya mencit diberi paracetamol, Na CMC atau ekstrak etanol daun kemangi sesuai dengan kelompoknya secara peroral. Kemudian suhu mencit diukur pada rektal setiap 30 menit hingga menit ke-240. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi memiliki efek antipiretik pada ketiga dosis dan dosis 130 mg/KgBB setara dengan paracetamol.
LITERATURE REVIEW : EFEKTIVITAS BERAS MERAH (Oryza nivara) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS DIABETES Putri Aeni Yuhdi; Arini Fadhillah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 2 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i2.123

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia karena kelainan kerja insulin, sekresi insulin atau kedua hal tersebut. Menurut Riskesdas, prevalensi diabetes melitus tahun 2013 sampai 2018 meningkat dari 6,9% menjadi 8,5% berdasarkan pengukuran kadar glukosa darah. Salah satu faktor risiko dari penyakit diabetes melitus khususnya tipe 2 disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat terutama pola makan. Salah satu komponen makanan yang baik untuk dikonsumsi pasien diabetes mellitus adalah serat. Beras merah merupakan karbohidrat dengan kandungan serat yang tinggi. Pemberian beras merah dapat menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus. Literatur review ini disusun dengan melakukan pencarian artikel pada database Google Scholar menggunakan kata kunci untuk pencarian artikel bahasa Indonesia yaitu “beras merah” DAN “antidiabetes” DAN “tikus” ditampilkan artikel sebanyak 301 artikel, sedangkan pencarian artikel dengan kata kunci “red rice” AND “antidiabetic” AND “rat” ditampilkan artikel sebanyak 224 artikel. Kriteria inklusi pada literature review ini yaitu rentang tahun publikasi artikel 2011-2021 yang membahas uji in vivo tikus dengan aktivitas penurunan kadar glukosa darah berbagai sediaan beras merah dan artikel tersebut free full text. Setelah dilakukan skrining, didapatkan 8 artikel. Hasil analisis didapatkan bahwa beras merah dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes dengan berbagai bentuk seperti kecambah, ekstrak etanol, dan pelet beras merah. Kandungan beras merah yang bermanfaat sebagai antidiabetes diantaranya serat, flavonoid (antosianin), γ-oryzanol, protein, dan amilosa.
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK N- HEKSAN JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum) PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN Nurul Cahyaning Nardi Sayekti; Arini Fadhilah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i1.133

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh menurunnya produksi insulin atau menurunnya sensitivitas reseptor insulin atau keduanya. Diabetes melitus termasuk penyakit degeneratif yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu lama sehingga pengobatan tradisional saat ini menjadi alternatif untuk mengobati penyakit tersebut. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat mengobati diabetes adalah jahe. Jahe memiliki kandungan gingerol yang dengan pemanasan menyebabkan sebagian senyawa gingerol berubah menjadi shogaol. Senyawa shogaol diduga dapat menyebabkan peningkatan ekspresi adiponektin dan menurunkan sekresi TNF (Tumor Necrosis Factor), sehingga terjadi peningkatan sensitivitas reseptor insulin dan penurunan resistensi insulin yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data ilmiah tentang efek antidiabetes ekstrak n-heksan jahe merah pada tikus galur Wistar yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode pre and post test with control group design dengan menggunakan 18 ekor tikus galur Wistar yang dibagi ke dalam 6 kelompok secara acak yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif (glibenklamid) dan kelompok perlakuan ekstrak n-heksan jahe merah 80, 200, dan 500 mg/kgBB. Kadar gula darah tikus diukur menggunakan spektrofotometer visible dengan panjang gelombang 546 nm pada hari ke-0, 7, 14 dan ke-21. Hasil yang didapatkan adalah pemberian ekstrak n-heksan jahe merah dengan dosis 80, 200, dan 500 mg/kgBB dapat memberikan penurunan kadar gula darah dengan nilai p<0,05 yang dibandingkan dengan kontrol negatif.
UJI AKTIVITAS IMUNOMODULATOR EKSTRAK METANOL BUAH KECOMBRANG (Etlingera elatior (Jack) R.M.Smith) TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK PADA MENCIT DENGAN METODE CARBON CLEARANCE Nafik Hafiz Pratama; Arini Fadhilah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 4 (2022): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i4.139

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Smith) merupakan bagian dari keluarga Zingiberaceae. Secara empiris, kecombrang digunakan sebagai bahan pangan dan pengobatan karena mngandung banyak senyawa bioaktif, yang salah satunya memiliki aktivitas farmakologi sebagai imunomodulator. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan pengaruh pemberian ekstrak metanol buah kecombrang terhadap respon imun non- spesifik dengan metode carbon clearance. Sediaan uji berupa ekstrak metanol buah kecombrang yang diberikan secara oral terhadap mencit jantan galur Swiss dengan dosis 25, 50, dan 100 mg/KgBB selama 7 hari dan diukur nilai % transmitannya pada hari ke-8. Hasil dari uji carbon clearance memperlihatkan bahwa ekstrak metanol buah kecombrang dengan dosis 25, 50, dan 100 mg/KgBB terbukti memiliki efek imunostimulan sedang dengan nilai indeks fagositosis sebesar 1,003; 1,090; 1,190. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah kecombrang mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan tanin.