Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT PADA SERUM NON HEMOLISIS, HEMOLISIS DAN SERUM HEMOLISIS DENGAN PENAMBAHAN REAGEN ANTI-Rh Dewi Hartati
Masker Medika Vol 12 No 1 (2024): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v12i1.606

Abstract

Introduction: Uric acid is the final metabolic product of purines, which is a component of nucleic acids found in the nucleus of body cells. In examining uric acid, it can be seen that the normal value of uric acid levels is 2-7.5 mg/dl. Examination of uric acid levels can be affected if there is damage to the cells, causing hemolysis, hemolysis can be affected by improper sampling techniques at the pre-analytical stage. So that hemolysis can cause increased concentrations in red blood cells compared to serum or plasma thereby giving false concentrations. The addition of anti-Rh reagents to hemolytic serum aims to bind hemoglobin when the erythrocytes break down. Purpose: To determine differences in uric acid levels examined in non-hemolytic, hemolyzed and hemolyzed serum with the addition of anti-Rh reagent. Research Methods: This research is a quantitative study using a static group comparison research design. Results: the difference between uric acid levels in non-hemolytic serum samples and hemolyzed serum samples was 0.05 mg/dl or 0.87%, and hemolyzed serum samples and hemolyzed serum samples with the addition of anti-Rh reagent of 2.43 mg/dl or 37.46% whereas in non hemolyzed serum samples with hemolyzed serum samples with the addition of anti-Rh reagent of 2.38 mg/dl or 36.91%. Data analysis test using repeated ANOVA obtained p ≥ 0.000. Discussion: that there is an increase in uric acid levels in hemolyzed serum and there is a significant difference between uric acid levels in non-hemolytic serum and hemolyzed serum to hemolyzed serum with the addition of anti-Rh reagent.
Pemanfaatan Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Sebagai Pengganti Larutan Kristal Violet Pada Pewarnaan Jamur Candida albicans Nurhidayanti, Nurhidayanti; Dewi Hartati; Juwy Trianes
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v14i1.4899

Abstract

Latar belakang: Jamur Candida albicans merupakan mikroorganisme yang diduga sebagai patogen oportunistik. Dalam laboratorium diagnosis, pewarnaan sangat diperlukan untuk identifikasi morfologi dan keberadaan Candida albicans pada spesimen. Pewarnaan Gram yang banyak digunakan untuk membedakan jenis bakteri juga dapat diterapkan untuk observasi morfologi jamur. Salah satu komponen utama pewarnaan Gram adalah larutan kristal violet, yang berfungsi memberikan warna ungu pada mikroorganisme dengan dinding sel tertentu. Namun kristal violet memiliki beberapa keterbatasan, seperti potensi toksisitas dan dampak lingkungan. Oleh karena itu, penelitian untuk mencari alternatif pewarna alami yang ramah lingkungan dan mudah didapat salah satunya yang belum pernah dilaporkan yaitu kulit buah manggis. Kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L. ) yang kaya akan senyawa aktif, seperti antosianin, tanin, dan xanton. Tujuan: penelitian ini adalah untuk membandingkan kualitas sediaan jamur Candida albicans menggunakan larutan kristal violet dan ekstrak kulit buah manggis. Metode Penelitian: True-experiment dengan Analisis Univariat atau Descriptive Statistics dan Analisis bivariat, pengelolaan data menggunakan uji Kruskal walis. Hasil: didapatkan nilai  p> 0,050 yaitu didapatkan 0,510 , pewarnaan alami ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 50% lebih optimal dalam melakukan pemeriksaan mendeteksi jamur Candida albicans  Simpulan hasil penelitian yaitu ekstrak  kulit buah manggis dapat menjadi alternatif potensial bagi pewarnaan Gram, khususnya dalam mendeteksi Candida albicans.
Perbedaan Jumlah Trombosit Pada Teknik Pengambilan Darah Vena menggunakan Spuit Dan Vacumtainer Bastian Darwin; Aristoteles; Dewi Hartati
jurnal kesehatan terapan sains dan teknologi Vol 1 No 2 (2023): Journal Health Applied Science And Technology (JHAST)
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jhast.v1i2.12

Abstract

Platelets are blood cells that play an important role in homepstatis. Platelets attach the endothelial layer of torn blood vessels (wounds) by forming a platelet plug. Platelets do not have a cell nucleus, measuring 1-4, and the cytoplasm is blue with purple-reddish granules. Platelets are derived from megakaryocytic, which are derived from the cytoplasm fragments of megakaryocytic. 150.000-350,000 platelets /ml of blood platelet granules contain blood clotting factors, Adenosine Diphosphate (ADP). Adenoxine Triphoxphate (ATP, calcium, serotonin, and catecholamines. Most of them play a role in stimulating the start of the blood clotting process. The lifespan of platelets in circulating blood is about 8-10 days. The purpose of this study was to determine differences in the number of platelets depending on the technique of taking venous blood using a syringe and a vacumtainer. The type of research used is cross sectional, which was carried out in the laboratory of Puskesmas Dempo on 05-01-2022. The sample used was EDTA blood. The number of samples studied was 30 samples with two treatments using a non-probability sampling technique. Based on the results of the examination of the number of platelets in the technique of taking venous blood using a syringe and a vacumtainer using the hematology analyzer, the average value for the syringe method was 353,27 /ml of blood and the vacumtainer method had an average value of 345,27 /ml 0f blood p= 0.612 was obtained from data analysis using the paired sample test. The conclusion of this study is that there is no difference between the number of platelets dependen on the technique of taking venous blood using a syringe and a vacum.
PERBANDINGAN NILAI GLUKOSA DARAH KAPILER DAN DARAH VENA MENGGUNAKAN POCT PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Juraijin, Denny; Resti Pratiwi Putri; Dewi Hartati
jurnal kesehatan terapan sains dan teknologi Vol 3 No 2 (2025): Journal Health Applied Science And Technology (JHAST)
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jhast.v3i2.25

Abstract

Diabetes Mellitus yang biasanya dikenal dengan penyakit kencing manis adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah secara terus menerus terutama setelah makan.Tes atau pemeriksaan glukosa merupakan tes yang sering diperiksa untuk mengontrol kadar glukosa khususnya bagi penderita Diabetes Mellitus. Alat POCT (Point of Care Testing) yaitu alat pemeriksaan kadar glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai glukosa pada Darah Kapiler dan Darah Vena menggunakan POCT pada penderita Diabetes Mellitus. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dan Design Penelitian pada penelitian ini adalah Posttest Only Design. Penelitian ini dilakukan di RS Bunda Palembang dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 30 sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini terdapat 2 jenis pemeriksaan yaitu menggunakan Darah Kapiler dan Darah Vena. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan nilai rata-rata glukosa darah kapiler 263 mg/dL dan darah vena 280 mg/dL. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan dari pemeriksaan glukosa darah kapiler dan darah vena menggunkan POCT pada penderita Diabetes Mellitus
Perbedaan Derajat Aglutinasi Pemeriksaan Golongan Darah Metode Tabung Berdasarkan Konsentrasi Suspensi Sel 5% Segera Periksan Dengan Lama Penyimpanan 5 Hari Dewi Hartati; Hanny Rizky Ananda; Denny Juraijin
jurnal kesehatan terapan sains dan teknologi Vol 2 No 1 (2024): Journal Health Applied Science And Technology (JHAST)
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jhast.v2i1.32

Abstract

Background: ABO b;ood group examination is an examination carried out to determinate the type of blood group in humans that detects the presence of antigens on the surface of the red blood cell membrane by means of the Tube Method various consentrations of erythrocyte cell suspension,namely 5%, 10% and 15%. Research purpose: To determinate the effect of various consentrations of erythrocyte cell suspension with ready-to-use 0,9% NaCl and 0,9% table salt solvent on the degree of agglutination in blood group examination Tube method. Research method: This research is a pure experimental study with a total sample 41 people, this study was conducted on January 16-20, 2023 at the Muhammadiyah Palembang IKesT Clinical Pathology Laboratory. Results: The results showed that the blood group examination was done by the tube method with a concentration of erythrocyte cell suspension, namely 5%, 10% and 15% with 0,9% NaCl solvent ready-to-use and 0,9% NaCl, table salt solvent resulting in a degree of agglutination of +4. The Kruskal-wallis test result in the Cell Grouping method obtained 0,000 and in the Serum Grouping method obtained 0,051. Conclusion: The conclusion in this study is that there is no effect of various consentrations of erythrocyte cell suspension with ready-to-use 0,9% NaCl and 0,9% NaCl Solvent Kitchen Salt on the degree of agglutination in blood group examination Tube Method so that 0,9% NaCl solvent from table salt can be used as an alternative to ready-to-use 0,9% NaCl reagent in blood group tests by tube method. Keywords: Blood type, Aglutination
Analisa Kadar Gula Darah Sewaktu Menggunakan Poct Dan Metode God-Pap Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Dewi Hartati; bastian
jurnal kesehatan terapan sains dan teknologi Vol 3 No 1 (2025): Journal Health Applied Science And Technology (JHAST)
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jhast.v3i1.62

Abstract

Latar belakang: Hiperemesis gravidarum adalah  mual dan muntah yang terjadi secara berlebihan selama hamil. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan ibu hamil mengalami gangguan elektrolit dan penurunan berat badan. Sebagai upayapencegahan, makaibuhamildapat melakukan medical check up untuk mengetahui ada atau tidak adanya risiko gangguan kesehatan pada ibu hamil. Salah satu pemeriksaan check up ialah pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan dengan alat glukosameter (POCT) maupun alat spektrofotometer (metode GOD-PAP). Tujuanpenelitian: ini untuk menganalisa adakah perbedaan kadar gula darah sewaktu menggunakan POCT dan metode GOD-PAP pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di RSIA PRIMA QONITA. Metode penelitian: ialah post test only design. Jenis penelitian: yang digunakan ialah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diteliti adalah 42 sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian: didapatkan hasil rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu menggunakan POCT ialah 96,26 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu menggunakan metode GOD-PAP  ialah 94,54 mg/dL. Dari rata-rata perbandingan pemeriksaan kada gula darah sewaktu menggunakan kedua metode didapatkan perbedaan sebesar 1,72%. Dimana perbedaan tersebut masih dalam batas normal. Analisis data menggunakan uji paired t-test  didapat hasil sig = 0,000 yang menunjukkan ρ < 0,05. Kesimpulan: dari penelitian ini terdapat perbedaan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu menggunakan POCT dan metode GOD-PAP