Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Peresepan Obat “Off-Label” Pada Anak Dengan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Oki Nugraha Putra; Eri Destin Anggraini; Ana Khusnul Faizah
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 2, No 1 (2021): JANUARI
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v2i1.3729

Abstract

ABSTRAKInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) termasuk penyakit yang banyak terjadi di Indonesia terutama pada usia anak. Pada populasi anak berisiko mendapatkan peresepan obat off-label dikarenakan terbatasanya data efikasi obat untuk anak. Penggunaan obat off-label meningkatkan risiko efek yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara off-label pada peresepan pasien ISPA anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan peresepan obat dengan diagnosis ISPA  pada anak usia 0-18 tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 sampai dengan Februari 2020. Pada` penelitian ini didapatkan 124 resep dengan diagnosis ISPA. Penggunaan obat off-label pada peresepan penyakit infeksi saluran pernapasan akut untuk pasien anak sebesar 23% dengan kategori off-label usia (15,67%), off-label dosis (5,70%), off-label rute pemberian (1,22%) dan off-label indikasi (0,40%). Jenis obat off-label paling banyak diresepkan untuk ISPA anak adalah antihistamin klorfeniramin maleat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat off-label pada penyakit ISPA anak cukup tinggi. Farmasis dan dokter dapat berkolaborasi untuk pemantauan penggunaan obat yang tergolong off-label. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat korelasi atau faktor risiko yang berpotensi meningkatkan penggunaan off-label pada ISPA anak. Kata kunci : Obat off-label; ISPA; Peresepan; Anak. ABSTRACTAcute respiratory tract infections (ARTI) is a disease that often occurs in Indonesia, especially in children. The population of children is high risk of receiving off-label prescription drugs. The use of off-label drugs increases the risk of undesirable effects. This study was aimed to evaluate the off-label use of drugs in prescribing with acute respiratory tract infection. This research is a descriptive observational study using a cross-sectional design. Data was collected by the prescription in children aged 0-18 years old with acute respiratory tract infection. This study was conducted from November 2019 to February 2020. In this study, 124 prescriptions were obtained with a diagnosis of ARTI. The use of off-label drugs was 23% with the off-label age category (15.67%), off-label dose (5.70%), off-label route of administration (1.22%) and off-label indication (0.40%). The type of off-label drug most commonly prescribed in children with ARTI is chlorpheniramine maleate. It can be concluded that the use of off-label drugs in children with ARTI disease is quite high. Pharmacists and clinicians should collaborate each other to monitor the use of drugs that are classified as off-label. Further research is needed to analyze   correlations or risk factors that potentially may increase off-label use in children with ARTI.Keywords : Off-label drugs; Acute Respiratory Tract ; Infection; Prescribing; Children.
Evaluasi Kualitatif Terapi Antibiotik pada Pasien Pneumonia di Rumah Sakit Pendidikan Surabaya Indonesia Ana Khusnul Faizah; Oki Nugraha Putra
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 2 (2019): J Sains Farm Klin 6(2), Agustus 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.274 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.2.129-133.2019

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat meningkatkan angka resistensi antibiotik, morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan. Evaluasi penggunaan antibiotik dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif pada pasien pneumonia di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini dilakukan secara kohort prospektif pada pasien pneumonia yang menjalani rawat inap di RSUD dr. Soetomo selama 4 bulan dan dievaluasi denga metode Gyssens. Data diambil dari rekam medik pasien berupa nomer rekam medik, nama pasien, usia, berat badan, diagnosis, data klinik, data laboratorium, terapi, dosis, rute pemberian dan interval terapi. Dari hasil penelitian diperoleh 47 pasien pneumonia, termasuk pneumonia komunitas, pneumonia nosokomial dan bronkopneumonia. Pasien berusia mulai dari 0-24 bulan (21%); 2-12 tahun (4%); 13-59 tahun (49%) dan >59 tahun (26%). Lima besar antibiotik yang digunakan adalah seftazidim (20%), levofloksasin (18%) dan seftriakson (14%). Dalam peneitian ini menunjukkan 3 pasien (6%) kategori IVA (alternatif lebih efektif); 3 (6%) pasien kategori IIIA (pemerian terlalu lama) dan 1 pasien (2%) kategori IIA (dosis tidak tepat). Apoteker berperan dalam evaluasi antiiotika untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Uji Aktivitas Analgesik Minyak Ikan pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur BALB/c dengan Metode Writhing Test Risca Amilia; Angelica Kresnamurti; Ana Khusnul Faizah
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.086 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.5049

Abstract

Minyak ikan merupakan sumber EPA dan DHA yang berasal dari sumber daya laut. Kapsul minyak ikan merupakan salah satu nutraseutikal untuk memenuhi kebutuhan omega-3 dan omega-6. Penelitian telah dilakukan menggunakan minyak ikan salmon yang mengandung EPA dan DHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas analgesik pada tikus putih jantan (Mus musculus) strain BALB/c. Sejumlah 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan. Kelompok kontrol negatif diberi kombinasi emulsi Tween 80 dan Span 80, kelompok kontrol positif diberi aspirin, dan kelompok perlakuan diberi emulsi minyak ikan salmon dengan dosis 20, 30, dan 40 mg/kg BB. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah writhing test dengan menginduksi tikus putih jantan dengan asam asetat 0,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulsi minyak ikan salmon dengan dosis 20, 30, dan 40 mg/kg BB memiliki persentase hambatan nyeri masing-masing sebesar 29,44; 42,64; dan 52,59%. Dapat disimpulkan bahwa emulsi minyak ikan salmon memiliki aktivitas analgesik.  
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI ORAL DI BEBERAPA APOTEK DAERAH SURABAYA TIMUR Oki Nugraha Putra; Ana Khusnul Faizah; Adinda Kumala Sari
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v12i1.1036

Abstract

Kontrasepsi oral (pil KB) merupakan salah satu metode kontrasepsi dengan tingkat efikasi yang baik jika diminum dengan baik dan rutin. Tingkat pengetahuan yang baik terhadap kontrasepsi oral akan memberikan dampak positif pada akseptor KB. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB terhadap kontrasepsi oral dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala guttman yang telah tervalidasi untuk mengukur tingkat pengetahuan akseptor KB oral. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor yang menggunakan pil KB yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling. Data dikumpulkan pada bulan Desember 2019 hingga Maret 2020 di tujuh apotek daerah Surabaya Timur. Didapatkan 98 akseptor KB oral yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan akseptor KB oral terhadap kontrasepsi oral berada dalam kategori sangat baik sebanyak 14.3%, baik 52.0%, cukup 8.2% dan sangat rendah 25.5% dengan skor rata-rata pengetahuan sebesar 6.8 yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik (6.6-8.0). Dari uji korelasi Spearman, hanya variabel tingkat pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan skor pengetahuan (r=0.484; p value = 0.00). Kesimpulan pada penelitian ini ialah tingkat pengetahuan akseptor KB terhadap kontrasepsi oral termasuk dalam kategori baik serta faktor pendidikan memiliki korelasi secara signifikan terhadap tingkat pengetahuan akseptor KB oral. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Akseptor KB Oral, Kuesioner, Tingkat Pendidikan
THE CORRELATION BETWEEN ACID FAST BACILLI OF THE INTENSIVE AND CONTINUATION PHASE IN PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS’ CATEGORY 1 Oki Nugraha Putra; Widyananda Kartikasari; Hardiyono _; Ana Khusnul Faizah
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v7i1.4039

Abstract

Tuberculosis (TB) is a communicable disease caused by M. tuberculosis and known as Acid Fast Bacilli (AFB). The purpose of this study was to analyze the correlation between AFB at the end of the intensive phase and continuation phase and to analyze the variables that associated with sputum conversion at the end of continuation phase in pulmonary TB patient’s category I in several primary public health in Surabaya. This was an observational analytic with a retrospective cohort design. Data were collected by medical records of TB patients from January 2017 to December 2019. One hundred twenty-four of TB patients met the inclusion criteria with 69 male and 55 females, and mean of age was 44.09 ± 12.05 years old. The initial AFB was mostly 1+ (41%). There was a significant correlation between AFB at the end of intensive phase and continuation phase (p-value=0.000; r=0.657) by Kendal-Tau test. Age was significantly associated with sputum conversion at the end of continuation phase (p-value=0.022). The conclusion of this study that there was a significant correlation between AFB at the end of intensive phase and continuation phase
Penyuluhan Penggunaan Vitamin dan Suplemen yang Rasional Untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh Pada Masa Pandemi COVID-19 di Kelurahan Wonorejo Surabaya Oki Nugraha Putra; Ana Khusnul Faizah; Nani W.D Nurrahman; Rina Andayani; Giftani Wardani Sudjwaro
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i2.2656

Abstract

Penyakit COVID-19 merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penyakit infeksi dapat dijegah dengan menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga imunitas pada masa pandemi COVID-19 ialah dengan mengonsumsi vitamin dan suplemen tertentu. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ialah memberikan pengetahuan bagaimana mengonsumsi vitamin dan suplemen yang rasional untuk menjaga daya tahan tubuh pada masa pandemi COVID-19. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam bentuk penyuluhan kepada sejumlah warga di Kelurahan Wonorejo, Surabaya. Penyuluhan dilakukan menggunakan aplikasi ZOOM dan peserta hadir secara langsung di balai pertemuan Kelurahan Wonorejo untuk mendengarkan materi yang diberikan. Peserta akan diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner sebelum dan setelah diberikan penyuluhan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta. Materi penyuluhan yang diberikan meliputi pemilihan vitamin dan suplemen, dosis, aturan minum, dan efek samping. Didapatkan 31 peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan ini. Terjadi peningkatan yang signifikan nilai tengah (median) sebelum dan setelah diberikan penyuluhan, dari 6,0 menjadi 9,0 menggunakan uji Wilcoxon (p-value=0,000). Kegiatan penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan peserta dari kategori cukup menjadi sangat baik. Diperlukan kegiatan penyuluhan lanjutan dan secara rutin untuk mengedukasi masyarakat terkait penggunaan vitamin dan suplemen yang rasional untuk mencegah efek buruk pada tubuh
EFEK PENGGUNAAN KAPSUL MARINE OMEGA-3 TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN HIPERLIPIDEMIA Ana Khusnul Faizah; Lestiono Lestiono; Amitasari Damayanti
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND TECHNOLOGY Volume 2 Nomor 1
Publisher : Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/pst.v2i1.101

Abstract

Dyslipidemia is a lipid disorder characterized by the abnormal value in lipid in blood plasma. The objective of this study was to analyze the effect of short term marine omega-3 supplement capsules on triglyceride level in outpatients with dyslipidemia in Teaching Hospital Surabaya. This was a cohort prospective study. There were two groups, namely pre and post intervention group. The intervention group was given capsule of marine omega-3 for a month. The TG value was measured in pre and post using marine omega-3 capsule. We had 12 outpatients in every group. There were no significant difference in plasma TG level within control and intervention group (p>0.05).
KAJIAN PERBANDINGAN TABLET TAMBAH DARAH HARIAN DAN MINGGUAN PADA IBU HAMIL TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN Yagi Dimas Nuryanto; Ana Khusnul Faizah; Effendi Rachmat
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND TECHNOLOGY Volume 4 No. 1: Juli 2023
Publisher : Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/pst.v4i1.61

Abstract

The prevalence of anemia in pregnant women is still high. According to the RISKESDAS 2018, the prevalence of anemia in pregnant women is 48.9%. The impact caused by anemia is low birth weight and bleeding in pregnant women and premature babies. Compliance in consuming daily Iron Folic Acid (IFA) is still a significant obstacle to date, so it is hoped that weekly IFA supplementation can improve compliance in pregnant women. This study aimed to determine the effect of daily versus weekly use of IFA in pregnant women on hemoglobin levels. The method used is a literature review. The search strategy used uses a database (Pubmed, Google Scholar, and Science Direct) with the keywords Pregnancy (Population), Iron supplementation (Intervention), Daily and Weekly (Comparison), and Hemoglobin (Outcome). The study obtained nine journals as study material. The nine journals showed that daily iron supplementation in non-anemic pregnant women gave better results in terms of adherence, and hemoglobin levels showed an increase that was not significantly different from daily. Weekly iron supplementation can be ensured in non-anemic pregnant women because it can increase hemoglobin levels to prevent anemia in pregnant women.
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KENJERAN MENGGUNAKAN METODE MMAS-8 Jala Kesit Dewayani; Ana Khusnul Faizah; Angelica Kresnamurti
JOURNAL OF PHARMACY SCIENCE AND TECHNOLOGY Volume 4 No. 1: Juli 2023
Publisher : Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/pst.v4i1.62

Abstract

Adherence is an important factor in controlling blood pressure in hypertensive patients. This study aimed to evaluate the level of medication adherence in hypertensive patients at the Kenjeran Health Center. The research method used was observational analysis with a cross-sectional design and evaluation through a questionnaire to measure the level of adherence and the MMAS-8 questionnaire to measure medication adherence. The results obtained for the level of medication adherence based on the MMAS-8 method showed that 52 patients (64%) were in the low MMAS-8 adherence category, 21 patients (26%) were in the moderate MMAS-8 adherence category, and 8 patients (10%) included in the high MMAS-8 compliance category. The conclusion of this study is that the level of adherence to medication use in hypertensive patients at the Kenjeran Health Center is at low adherence.
Safety and Efficacy of Bedaquiline-Pretomanid-Linezolid (BPaL) in Patients with Drug-Resistant Tuberculosis: (Review from Clinical Evidence) Oki Nugraha Putra; Ana Khusnul Faizah; Nani Khusnul Wijayanti DN
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM)
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v5i2.150

Abstract

Regimens containing bedaquiline were administered for up to 11 months and 24 months in shorter and longer regimen to treat patients with drug-resistant tuberculosis (DR-TB), respectively. Pre XDR and XDR-TB are highly DR-TB with a lower success treatment than MDR-TB. Therapy for highly DR-TB with fewer drugs and shorter treatment is required to increase success treatment. Bedaquiline-pretomanid-linezolid (BPaL) is considered to be used for highly DR-TB. This was a narrative review summarize the efficacy and safety of the BPaL regimen to manage patients with highly DR-TB. The 26-week of BPaL regimen was reported to provide favorable outcomes in two previous trials, Nix and Zenix TB. BPaL offers treatment success, especially in highly drug-resistant tuberculosis compared to standard regimens containing bedaquiline. Nonetheless, adverse effects, such as hematologic toxicity or myelosuppression, peripheral neuropathy, and optic neuritis were more common in BPaL regimens than in standard regimens. The incidence QT prolongation was lower with BPaL regimens compared with standard regimens. Adding pretomanid to the bedaquiline-linezolid regimen prevents TB bacteria that are resistant to bedaquiline. It is necessary to periodically monitor adverse effects associated with linezolid in BPaL regimen and how to manage them accordingly. This review concludes that the BPaL regimen provides favorable outcomes, reduces pill burdens, and shortenes treatment. Health facilities should prepare for the implementation of BPaL to manage DR-TB patients. Keywords: Drug-resistant TB, BPaL, Efficacy, Safety