Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Echinometra mathaei pada Tikus Putih Jantan dengan Induksi Karaginan Angelica Kresnamurti; Hardiyono Hardiyono; Febriana Siswulandari; Iwan Sahrial Hamid
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v0i0.15021

Abstract

Sea urchin (Echinometra mathaei) is one of the marine biota that contains high flavonoid and phenolic compounds that are potent as anti-inflammatory and antioxidant. This study aimed to measure the anti-inflammatory activity of the 70% ethanol extract of sea urchins in male white rats induced by carrageenan. Anti-inflammatory activity test using 5 groups of rats selected randomly, each group consists of 5 rats. Negative control group, positive control group, and 3 groups of extracts (doses of 100, 200, and 400mg/kgBW). Each group was induced using 1% carrageenan subplantarly and the volume of edema was measured using a mercury plethysmometer every 30 minutes for 3 hours. The data were statistically analyzed using one-way Anova. The results showed that the percentage of inflammatory inhibition in the positive control group, and the Echinometra mathaei ethanol extract group (dose of 100, 200, and 400 mg/KgBW) showed a significant difference (P0.05) with the negative control group with a percentage value of Inflammation inhibition was 61.11%, 85.19%, 85.19%, and 74.07%, respectively. The administration of sea urchin ethanol extract at all doses had a higher percentage of anti-inflammatory than diclofenac sodium, but increasing the extract dose did not significant increase inflammatory inhibition. This research concluded that 70% ethanol extract of Echinometra mathaei at doses of 100, 200, 400 mg/KgBW has strong anti-inflammatory activity potential.
Evaluasi Konversi Sputum dan Faktor Korelasinya pada Pasien Tuberkulosis Paru Kategori I dengan Diabetes Melitus Oki Nugraha Putra; Hardiyono Hardiyono; Eka Diah Putri Pitaloka
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.38-45

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi tuberkulosis (TB) paru meningkat seiring dengan meningkatnya populasi pasien diabetes melitus (DM). Pasien DM lebih berisiko untuk terkena penyakit TB. Diduga pada pasien TB dengan DM, tingkat kegagalan konversi sputum lebih besar dibandingkan dengan pasien TB tanpa DM. Konversi sputum merupakan indikator penting untuk mengevaluasi keberhasilan terapi TB. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan konversi sputum selama pengobatan 6 bulan dengan obat antituberkulosis (OAT) serta faktor-faktor yang berkorelasi dengan konversi sputum. Metode: Penelitian ini ialah studi observasional analitik dengan desain cohort retrospektif menggunakan lembar catatan pengobatan pasien TB kategori I dengan DM BTA awal positif pada tahun 2017 hingga 2020. Data dikumpulkan mulai November 2019 hingga Februari 2020 di beberapa Puskesmas di Surabaya. Hasil: Didapatkan 60 pasien TB kategori I yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah pemberian OAT selama 6 bulan, terjadi konversi sputum atau conversion rate di akhir fase lanjutan sebesar 96,6%. Sebesar 53% pasien masuk dalam kategori BMI normal dan 37% pasien dengan BTA awal positif 1 (+1). Body mass index (BMI) dan tingkat kepositifan BTA awal merupakan faktor signifikan yang berhubungan dengan konversi sputum di akhir fase lanjutan (P = 0,000), sementara jenis kelamin tidak berhubungan dengan konversi sputum. Hasil lainnya ialah diperoleh success rate sebesar 96,6% dan cure rate sebesar 86,6%. Kesimpulan: Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien TB dengan DM tidak ditemukan adanya keterlambatan konversi sputum selama enam bulan pengobatan dengan OAT lini pertama dengan persentase konversi sputum sebesar 96,6% di akhir fase lanjutan.
PENGARUH PANDEMIK COVID-19 TERHADAP WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA SERTA KARYAWAN PERUSAHAAN PENERBANGAN DI INDONESIA Soehardi Soehardi; Arlan Siddha; Hardiyono Hardiyono; Tutik Siswanti; Nurfitri Eka Hardipamungkas
Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara Vol 2, No 2 (2020): JURNAL ILMIAH MANAJEMEN UBHARA
Publisher : Prodi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/jmu.v2i2.769

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemic covid-19 terhadap turis asing, turis domestik dan karyawan penerbangan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuanntitatif dengan analisis composite reliability, cronbach’s alpha, average variance extracted, uji t, P value dan koefisien determinasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan penerbangan dengan menggunakan accidental sampling diperoleh data berjumlah 90. Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh yang signifkan pandemik covid-19 terhadap kunjungan turis asing dan domestic di Indonesia. Semakin lama pandemic covid-19 berlangsung sejak Maret hingga Juni 2020, maka semakin banyak turis asing menunda kunjungannnya ke Indonesia sehingga semakin menurun kunjungan turis asing ke Indonesia. Pandemic covid-19 berdampak pada penurunan sebesar 59,96% turis asing yang berkunjung ke Indonesia pada bulan Januari hingga Juni 2020 berjumlah 3.089.659 orang dibandingkan pada bulan Januari hingga Juni 2020 berjumlah 7.715.512 orang serta berdampak pada penurunan sebesar 69,09% turis domestik pada bulan Januari hingga Juni 2020 berjumlah 85.000.000 orang dibandingkan pada bulan Januari hingga Juni 2020 berjumlah 275,000,000 orang.Ada pengaruh pandemik pandemik covid-19 terhadap karyawan perusahaan penerbangan di Indonesia. Semakin lama pendemik covid-19, Semakin lama pandemic covid-19 berlangsung sejak Maret hingga Juni 2020, maka semakin banyak turis asing menunda kunjungannnya ke Indonesia, maka semakin menurun pendapatan perusahaan penerbangan kunjungan sehingga selanjutnya berdampak pada penurunan jumlah karyawan di perusahaan penerbangan. Pandemic covid-19 berdampak pada penutupan sementara rute penerbangan domestic dan internasional sehingga berdampak negative pada berkurangnya pendapatan perusahaan penerbangan senilai 207.000.000.000 rupiah dan kerugian perusahaan penerbangan Garuda Group semester pertama tahun 2020 senilai US$ 120.100.000 serta berdampak pula pada pengurangan 800 karyawan perusahaan penerbangan Garuda Group dan pengurangan 2.600 karyawan perusahaan penerbangan Lion Group.Keywords: Covid-19 Pandemic, Foreign and Domestic Tourists and Airlines Employees
THE CORRELATION BETWEEN ACID FAST BACILLI OF THE INTENSIVE AND CONTINUATION PHASE IN PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS’ CATEGORY 1 Oki Nugraha Putra; Widyananda Kartikasari; Hardiyono _; Ana Khusnul Faizah
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v7i1.4039

Abstract

Tuberculosis (TB) is a communicable disease caused by M. tuberculosis and known as Acid Fast Bacilli (AFB). The purpose of this study was to analyze the correlation between AFB at the end of the intensive phase and continuation phase and to analyze the variables that associated with sputum conversion at the end of continuation phase in pulmonary TB patient’s category I in several primary public health in Surabaya. This was an observational analytic with a retrospective cohort design. Data were collected by medical records of TB patients from January 2017 to December 2019. One hundred twenty-four of TB patients met the inclusion criteria with 69 male and 55 females, and mean of age was 44.09 ± 12.05 years old. The initial AFB was mostly 1+ (41%). There was a significant correlation between AFB at the end of intensive phase and continuation phase (p-value=0.000; r=0.657) by Kendal-Tau test. Age was significantly associated with sputum conversion at the end of continuation phase (p-value=0.022). The conclusion of this study that there was a significant correlation between AFB at the end of intensive phase and continuation phase
Efek Obat Imunosupresan Pada Pasien Autoimun dengan COVID-19 (A Scoping Review of The Clinical Evidence) Oki Nugraha Putra; Mia Arum Anggraini; Hardiyono Hardiyono
Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 2 (2021): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v6i2.12884

Abstract

The main modality in autoimmune disease is a long-term immunosuppressant treatment aiming to control disease progression and increase patient life expectancy. This scoping review aims to evaluate the effect of immunosuppressant treatment in autoimmune patients with COVID-19 on clinical outcomes and disease progression. This scoping review was conducted following the PRISMA extension for scoping review (PRISMA-ScR) guidelines. The Pubmed and Science Direct databases are used to find articles that match the study objectives. Thirteen articles met the inclusion criteria, and all of them were classified as observational studies. Most immunosuppressant treatments are the disease-modifying anti-rheumatic drugs (DMARD) and glucocorticoids. The highest number of autoimmune patients with rheumatoid arthritis (RA) was 43.4%, systemic lupus erythematosus (SLE) 13.6%, and others was 43%. Autoimmune patients with COVID-19 taking immunosuppressant medications, particularly glucocorticoids, significantly increased the risk of hospitalization and the use of ventilators.  However, there was no mention of the dosage and duration of immunosuppressant therapy in most of the studies.  In general, the use of immunosuppressant drugs was not associated with an increased risk of COVID-19 infection and mortality compared with the general population. Increasing age and comorbidities were associated with poor clinical outcomes. In conclusion, autoimmune patients with COVID-19 who are taking immunosuppressant therapy particularly glucocorticoid exacerbate clinical outcomes.  Periodic clinical monitoring and appropriate pharmacological interventions are required in autoimmune patients with COVID-19 to improve clinical outcomes and prevent death.Keywords: Autoimmune, COVID-19, Immunosuppressant, Clinical outcome.
PENGARUH PEMBERIAN ROYAL JELLY PERORAL TERHADAP BERAT TESTIS DAN PROPORSI BERAT TESTIS TERHADAP BERAT BADAN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain Wistar) JANTAN Hardiyono Hardiyono; Ayly Soekamto
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma No 1 (2011): Edisi Juli 2011
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.762 KB) | DOI: 10.30742/jikw.v0i1.2149

Abstract

Royal jelly dapat meningkatkan vitalitas dianggap manusia dan kesuburan. Penelitian terhadaphewan telah membuktikan bahwa royal jelly makan untuk ayam, burung puyuh dan kelinci dapatmeningkatkan kesuburan. Nurmiati studi (2002) juga membuktikan bahwa royal jelly dapat meningkatkankesuburan tikus betina. Penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh royal jelly untukspermatogenesis dengan mengukur berat testis dan proporsi berat testis terhadap berat badan tikus padatikus putih jantanPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan TestPosting Hanya Kontrol Grup Desain murah maka data dianalisis statistik menggunakan Anova dengantingkat signifikansi kurang dari 0,05. Penelitian sampel 32 orang dewasa tikus putih jantan yang dibagimenjadi 4 kelompok secara acak, dan masing-masing kelompok dirawat selama 52 hari. K1: kelompokkontrol mendapatkan aquadest 3 ml / hari makan lisan, P1: kelompok perlakuan dengan makan jellykerajaan lisan 15 mg / kgBB / hari, P2: kelompok perlakuan dengan makan jelly kerajaan lisan 30 mg /kgBB / hari dan P3: kelompok perlakuan dengan makan royal jelly 45 mg lisan / kgBB / hari. Semuadata-data dianalisis menggunakan Anova menunjukkan perbedaan yang signifikan antara semuaperlakuan dan kelompok kontrol. Untuk mengidentifikasi kelompok mana yang memiliki perbedaan yangsignifikan dalam setiap variabel, analisis dilanjutkan dengan uji LSD.Kesimpulannya, makan royal jelly oral tidak berubah berat testis dan proporsi berat testisterhadap berat badan tikus pada tikus putih jantan
PENYULUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG TEPAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN RESISTENSI DI KELURAHAN WONOREJO SURABAYA Rina Andayani; Ana Khusnul Faizah; Nani Wijayanti Dyah Nurrahman; Liza Yudistira Yusan; Astrid Kusuma Putri; Ersanda Nurma Praditapuspa; Hardiyono Hardiyono; Yanu Andhiarto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Pesisir VOLUME 1 NO 2
Publisher : Universitas Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jpmp.v1i2.75

Abstract

Antibiotik merupakan zat-zat kimia yang dapat menghambat dan membunuh bakteri yang digunakan masyarakat untuk menangani penyakit infeksi. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik, dibuktikan dari data di Rumah Sakit Dr Kariadi yang menunjukkan bahwa semua isolat dari darah memiliki tingkat multiresisteni tinggi terhadap antibiotik yaitu 45-65%. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana penggunaan antibiotik yang benar dan tepat kepada masyarakat. Penyuluhan diselenggarakan di kantor kelurahan Wonorejo dan dihadiri oleh 57 ibu-ibu PKK. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat Wonorejo terjadap penggunaan antibiotik yang benar. Evaluasi dilakukan dengan pengisian kuisioner sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil kuisioner yang dianalisis diperoleh adanya peningkatan pengetahuan peserta dari kategori rendah (4,5) menjadi baik (6,8). Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan antibiotik secara tepat.
Identifikasi Gambaran Hasil Footprint Plantar Pedis Ayly Soekanto; Hardiyono Hardiyono
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Deformitas plantar pedis akan menyebabkan komplikasi yang akan muncul pelahan pelahan dengan bertambahnya usia, dimulai setelah 5 – 10 tahun akan timbul keluhan pada musculoskeletal, Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui dan mengindenfikasi pemeriksaan sidik dan bentuk plantar pedis atau foot print, dengan cara menghitung sudut arcus longitudinalis inferior kearah superior memakai pataokan batas plantar pedis medialis. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara mengindentifikasi prosentase footprint pada 64 responden yang telah mencelupkan plantar pedis kedalam tinta merah kemudian dilakukan percetakan pada kertas dan dievaluasi bentuk dari gambar cetakan dari plantar pedis termasuk jenis normal, low foot dan hight foot. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada 40% responden mempunyai bentuk plantar pedis normal sebanyak 40% responden, bentuk low foot sebanyak 52% responden dan responden dengan hight foot sebanyak 8%. kesimpulan dari 64 responden hanya 26 orang responden yang mempunyai bentuk plantar pedis normal.