Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
1.503
P-Index
This Author published in this journals
All Journal KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Minda Baharu Humaniora
Yohanes Driyanto
Faculty Of Philosophy, Catholic University Of Parahyangan
Agriculture, Biological Sciences & Forestry Arts Humanities Economics, Econometrics & Finance Education Engineering Environmental Science Languange, Linguistic, Communication & Media Public Health Social Sciences Other

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

 1 
Main Factors of Nullity of Marriage in the Chatolic Church of Bogor Diocese Driyanto, Yohanes -; Soelasih, Yasintha -
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 13, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v13i1.29038

Abstract

The essence of marriage is two persons (man and woman) becoming one flesh. It comes from the will of God, so it is holy and sacred. Every couple has to maintain its unity and indissolubility until death separates them. In Catholic teaching, there is no divorce. Nevertheless, there is nullity or annulment for certain marriages. There are three kinds of marriage that can be declared null. The first, marriage that is entered into by man or woman having diriment impediment (can. 1083 -1094). The second, marriage that its matrimonial consent is not free, true, or full (can. 1095 - 1107). The third, marriage that is lack of form (can. 1108 - 1123). The Tribunal or Ecclesiastical Court carries out the process of nullity. This research, therefore, takes its emphasis on the main factors causing the nullity of marriage in the Catholic Church. The research was conducted in the Diocese of Bogor. The sampling method was purposive sampling. The number of informants was 18. In-depth interviews carried out data collection. Validity and reliability tests were conducted on informants. The analysis data was descriptive. The analysis results show that the main factor rendering null the marriage is the infidelity of the couple, communication that doesn’t work well between couples, and domestic violence.
Main Factors of Nullity of Marriage in the Chatolic Church of Bogor Diocese Driyanto, Yohanes; Soelasih, Yasintha
Komunitas Vol 13, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v13i1.29038

Abstract

The essence of marriage is two persons (man and woman) becoming one flesh. It comes from the will of God, so it is holy and sacred. Every couple has to maintain its unity and indissolubility until death separates them. In Catholic teaching, there is no divorce. Nevertheless, there is nullity or annulment for certain marriages. There are three kinds of marriage that can be declared null. The first, marriage that is entered into by man or woman having diriment impediment (can. 1083 -1094). The second, marriage that its matrimonial consent is not free, true, or full (can. 1095 - 1107). The third, marriage that is lack of form (can. 1108 - 1123). The Tribunal or Ecclesiastical Court carries out the process of nullity. This research, therefore, takes its emphasis on the main factors causing the nullity of marriage in the Catholic Church. The research was conducted in the Diocese of Bogor. The sampling method was purposive sampling. The number of informants was 18. In-depth interviews carried out data collection. Validity and reliability tests were conducted on informants. The analysis data was descriptive. The analysis results show that the main factor rendering null the marriage is the infidelity of the couple, communication that doesn’t work well between couples, and domestic violence.
Shaping Factor of the Normative Behavior of the Catholic Believers Yohanes Driyanto; Yasintha Soelasih
Humaniora Vol. 14 No. 2 (2023): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v14i2.8795

Abstract

The research aimed to examine the effect of Jesus’ communication, attitude, and action on the perception and normative behavior of Catholics. The level of interpretation and observance of the Canon Law by Catholic believers was relatively low. The Bible told about Jesus conveying His teaching by putting it down into communication, His way of having an attitude, and His example in taking action. The research was based on the cognitive-affective-conative model. Cognitive referred to knowledge or information conveyed commonly in communication, affective was related to emotion or feeling manifested in attitude, and conative was about doing or action. Normative behavior was the way people behave, taking the basis of their understanding and feeling in accordance with the Canon Law. The novelty of research on the application of the concept of consumer behavior in the life of the Church was based on the teachings of Jesus. Data collection was carried out by non-probability with purposive sampling. The questionnaires were distributed using G-form via WhatsApp, and 297 respondents participated. The data were then processed using Structural Equation Modeling with the Smart PLS 3.0 application to test the reliability, validity, and hypotheses. The results of the hypothesis test show that all are rejected. The variables of communication, attitude, action, believer’s perception, and normative behavior on the object of religion show that the theory of behavior on these variables does not support previous research.
PROFESIONALISME GURU DENGAN SEMANGAT MGR. GEISE DALAM MENDIDIK SISWA GEN-Z Yohanes Driyanto; Yasintha Soelasih
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i2.755-761

Abstract

Nilai filosofis dalam suatu organisasi adalah sangat penting. Hal ini akan memberikan arah dan menentukan organisasi dalam mengejar perbaikan dan perkembangannya. Pada kenyataannya, sumber daya manusia yang terlibat tidak selalu mengerti nilai-nilai itu dengan baik. Karena itu, adalah keharusan mengajarkan nilai terutama kepada sumber daya manusia organisasi. Yayasan Mardi Yuana menjadikan pengajaran nilai itu sebagai perhatiannya. Pendirinya, Mgr. Geise, telah meletakkan nilai-nilai yang mendasar bagi organisasinya. Untuk mengajarkan nilai itu kepada setiap orang yang terlibat, khususnya para guru, kegiatan atau pelatihan organisasi dilakukan. Tujuannya adalah perubahan perspektif yang cocok dengan pemikiran dan angan-angan pendiri. Pada gilirannya, para guru akan memberikan pembelajaran yang paling baik untuk para murid, yang termasuk generasi-Z. Hal ini sekaligus merupakan sumbangan kepada pemerintah yang mengajar para murid mengenai hidup bernegara.  Profesionalisme pendidik terjadi di sini dalam pembelajaran yang membuat murid-murid merdeka, bertanggungjawab, dan mencintai dalam kebenaran. Dengan demikian, karakteristik Yayasan mardi Yuana tapak demi tapak dipancarkan dalam keorganisasian
PENDAMPINGAN DALAM MENGENALI DAN MENGATASI GODAAN BAGI ANGGOTA PUKAT DI INDONESIA Driyanto, Yohanes; Soelasih, Yasintha
MINDA BAHARU Vol 8, No 1 (2024): Minda Baharu
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jmb.v8i1.6155

Abstract

Ada banyak macam kegiatan dilakukan oleh Komunitas Profesional Dan Pengusaha Katolik (PUKAT). Ada kegiatan spiritual, sosial, dan juga edukatif. Satu di antaranya adalah kegiatan sosial mengenai pengenalan terhadap pencobaan dan cara untuk mengatasinya. Tujuannya adalah memberikan pembinaan bagi para professional dan pengusaha katolik agar tidak mudah terjebak dalam pemikiran, sikap, dan perilaku yang salah. Terdapat banyak bentuk pencobaan yang sangat dekat dengan kehidupan mereka, seperti menghormati seseorang hanya berdasarkan pada apa yang dilakukannya, kata orang mengenainya, apa yang dipunyainya, serta kenikmatan sesaat dan spontan. Berhadapan dengan kenyataan itu, kegiatan-kegiatan sengaja dilakukan dan langsung dimaksudkan untuk menghindarkan mereka dari kemungkinan jatuh dengan mudah kedalam pencobaan. Kegiatan-kegiatan itu bermanfaat juga bagi anggota untuk mengembangkan diri sehingga menjadi lebih kuat dalam menolak pencobaan dalam bentuk apa pun. Kegiatan yang berupa pendampingan kali ini dilakukan dengan cara daring. Pada awal kegiatan, kepada para peserta diberikan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka mengenai godaan. Setelah acara selesai, para peserta diminta untuk mengerjakan post-test. Hasil pendampingan yang tampak pada kuesioner yang mereka isi menunjukkan bahwa mereka menjadi paham mengenai godaan dan menyatakan dapat mengatasi godaan. Sebagai orang beriman, mereka siap menjadi pekerja yang professional dan bertanggungjawab. Mereka akan menjadi pengusaha yang mampu menempatkan diri dan orang lain pada tempatnya yang benar, serta melaksanakan kegiatan bisnis secara jujur, penuh perhatian, dan bertanggungjawab. Dengan begitu mereka akan dapat menjadi sumbangan berarti bagi kehidupan yang lebih bagi bangsa Indonesia.
Pembekalan Dewan Pastoral dan Dewan Keuangan Paroki dalam Meningkatkan Semangat Pelayanan Driyanto, Yohanes; Soelasih, Yasintha
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2025): Mitra: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitra.v9i1.6349

Abstract

Umumnya orang beriman percaya bahwa dalam diri setiap orang ada kehendak atau niat untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi yang lain. Kehendak atau niat itu nyata dalam kesediaannya melayani. Dalam konteks gerejawi, hal itu dapat terjadi dalam Paroki, yakni komunitas gerejawi yang merupakan bagian dari Keuskupan. Dua macam persyaratan normatif dan manusiawi harus dipenuhi dalam paroki itu: organisasi atau koordinasi pelakunya dan kecakapan tiap individunya. Yang pertama dipenuhi dengan pembentukan Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP). Yang kedua dijawab dengan pemberian pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan pembentukan sikap yang memadai. Untuk itu, dilakukan pembekalan. Tujuannya tidak hanya menjawab keadaan dan kebutuhan umat beriman, tetapi juga memampukan mereka melakukan tugas dengan sebaik-baiknya dalam pelayanan gerejawi. Peserta pembekalan sebanyak 62 orang. Kepada peserta diberikan kuesioner untuk melihat pemahaman mereka terhadap tugas pelayanan. Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah pembekalan untuk mengetahui pengaruh dari pembekalan itu. Hasil pembekalan menunjukkan adanya perubahan positif dalam sikap terhadap tugas pelayanan yang mereka jalankan
PENINGKATAN WAWASAN SEKSI KELUARGA DALAM PENDAMPINGAN KELUARGA Driyanto, Yohanes; Soelasih, Yasintha
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 4 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i4.1597-1607

Abstract

Perkawinan sebaiknya tidak dapat diceraikan. Karena itu setiap rumah tangga harus mempertimbangkan perkawinan mereka dengan hati-hati. Gereja selalu mendukung kebaikan perkawinan melalui seksi keluarga. Tujuannya adalah membantu keluarga-keluarga mengupayakan status kehidupan mereka dipelihara dalam semangat dan dikembangkan ke arah kesempurnaan. Komunikasi merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam keutuhan rumah tangga. Dalam kehidupan rumah tangga perlu adanya pendampingan sehingga dapat memperkuat kehidupan mereka. Karena itu dibutuhkan seksi keluarga. Seksi itu terdiri dari orang-orang Awam yang dengan senang hati melibatkan diri dalam pelayanan bagi keluarga-keluarga. Untuk memungkinkan mereka memenuhi tugasnya dengan tepat, Dekanat Utara (beberapa paroki yang secara koordinatif disatukan) mengadakan pembinaan tahap demi tahap bagi calon atau anggota baru. Kepada mereka dilakukan asesmen mengenai pemahaman mereka mengenai perkawinan untuk menentukan kelayakan mereka untuk pelayanan.  Kenyataan bahwa usia perkawinan mereka antara 7 sampai 48 tahun menunjukkan bahwa mereka memenuhi syarat untuk pelayanan tersebut. Kebanyakan dari mereka memahami perkawinan dan dengan sukarela ingin bergabung dalam seksi itu.  Hanya dua patisipan yang tidak menyukai seksi ini.
PROFESIONALISME GURU DENGAN SEMANGAT MGR. GEISE DALAM MENDIDIK SISWA GEN-Z Driyanto, Yohanes; Soelasih, Yasintha
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i2.755-761

Abstract

Nilai filosofis dalam suatu organisasi adalah sangat penting. Hal ini akan memberikan arah dan menentukan organisasi dalam mengejar perbaikan dan perkembangannya. Pada kenyataannya, sumber daya manusia yang terlibat tidak selalu mengerti nilai-nilai itu dengan baik. Karena itu, adalah keharusan mengajarkan nilai terutama kepada sumber daya manusia organisasi. Yayasan Mardi Yuana menjadikan pengajaran nilai itu sebagai perhatiannya. Pendirinya, Mgr. Geise, telah meletakkan nilai-nilai yang mendasar bagi organisasinya. Untuk mengajarkan nilai itu kepada setiap orang yang terlibat, khususnya para guru, kegiatan atau pelatihan organisasi dilakukan. Tujuannya adalah perubahan perspektif yang cocok dengan pemikiran dan angan-angan pendiri. Pada gilirannya, para guru akan memberikan pembelajaran yang paling baik untuk para murid, yang termasuk generasi-Z. Hal ini sekaligus merupakan sumbangan kepada pemerintah yang mengajar para murid mengenai hidup bernegara.  Profesionalisme pendidik terjadi di sini dalam pembelajaran yang membuat murid-murid merdeka, bertanggungjawab, dan mencintai dalam kebenaran. Dengan demikian, karakteristik Yayasan mardi Yuana tapak demi tapak dipancarkan dalam keorganisasian
Co-Authors Yasintha Soelasih