Kurniasari, Maria Dyah
FISIP Universitas Airlangga

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan ISPA Pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tomatala, Sinsyeba; Kinasih, Angkit; Kurniasari, Maria Dyah; De Fretes, Fiane
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.221 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i1.289

Abstract

Tumbuh dan kembang anak mencakup 2 peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Sistem kekebalan tubuh yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik digunakan untuk melawan penyakit infeksius. Salah satu contoh penyakit infeksius adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pada tahun 2012, di Jawa Tengah angka kematian bayi, 80% dan anak usia 6- 12 tahun 23% disebabkan oleh ISPA pneumonia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian ISPA pada anak usia sekolah yang berada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah sebanyak 62 orang yang memiliki riwayat pernah menderita ISPA di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data primer diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner PAQ-C untuk mengukur aktivitas fisik. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan uji Spearman, dapat diketahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA dimana nilai p-value 0,107 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikasinya 0,01 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA tetapi hubungannya lemah. Selain itu, didapatkan juga nilai koefisien korelasi 0,206, nilai tersebut adalah positif sehingga menunjukan bahwa, semakin tinggi responden dengan riwayat ISPA melakukan aktivitas fisik, maka semakin tinggi resiko responden mengalami kekambuhan ISPA.
Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan ISPA Pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tomatala, Sinsyeba; Kinasih, Angkit; Kurniasari, Maria Dyah; De Fretes, Fiane
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.221 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i1.289

Abstract

Tumbuh dan kembang anak mencakup 2 peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Sistem kekebalan tubuh yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik digunakan untuk melawan penyakit infeksius. Salah satu contoh penyakit infeksius adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pada tahun 2012, di Jawa Tengah angka kematian bayi, 80% dan anak usia 6- 12 tahun 23% disebabkan oleh ISPA pneumonia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian ISPA pada anak usia sekolah yang berada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah sebanyak 62 orang yang memiliki riwayat pernah menderita ISPA di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data primer diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner PAQ-C untuk mengukur aktivitas fisik. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan uji Spearman, dapat diketahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA dimana nilai p-value 0,107 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikasinya 0,01 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA tetapi hubungannya lemah. Selain itu, didapatkan juga nilai koefisien korelasi 0,206, nilai tersebut adalah positif sehingga menunjukan bahwa, semakin tinggi responden dengan riwayat ISPA melakukan aktivitas fisik, maka semakin tinggi resiko responden mengalami kekambuhan ISPA.
Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan ISPA Pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tomatala, Sinsyeba; Kinasih, Angkit; Kurniasari, Maria Dyah; De Fretes, Fiane
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.221 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i1.289

Abstract

Tumbuh dan kembang anak mencakup 2 peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Sistem kekebalan tubuh yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik digunakan untuk melawan penyakit infeksius. Salah satu contoh penyakit infeksius adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pada tahun 2012, di Jawa Tengah angka kematian bayi, 80% dan anak usia 6- 12 tahun 23% disebabkan oleh ISPA pneumonia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian ISPA pada anak usia sekolah yang berada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah sebanyak 62 orang yang memiliki riwayat pernah menderita ISPA di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data primer diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner PAQ-C untuk mengukur aktivitas fisik. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan uji Spearman, dapat diketahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA dimana nilai p-value 0,107 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikasinya 0,01 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA tetapi hubungannya lemah. Selain itu, didapatkan juga nilai koefisien korelasi 0,206, nilai tersebut adalah positif sehingga menunjukan bahwa, semakin tinggi responden dengan riwayat ISPA melakukan aktivitas fisik, maka semakin tinggi resiko responden mengalami kekambuhan ISPA.
Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kekambuhan ISPA Pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tomatala, Sinsyeba; Kinasih, Angkit; Kurniasari, Maria Dyah; De Fretes, Fiane
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.221 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i1.289

Abstract

Tumbuh dan kembang anak mencakup 2 peristiwa yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Sistem kekebalan tubuh yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik digunakan untuk melawan penyakit infeksius. Salah satu contoh penyakit infeksius adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pada tahun 2012, di Jawa Tengah angka kematian bayi, 80% dan anak usia 6- 12 tahun 23% disebabkan oleh ISPA pneumonia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian ISPA pada anak usia sekolah yang berada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah sebanyak 62 orang yang memiliki riwayat pernah menderita ISPA di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Data primer diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner PAQ-C untuk mengukur aktivitas fisik. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan uji Spearman, dapat diketahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA dimana nilai p-value 0,107 hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikasinya 0,01 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan ISPA tetapi hubungannya lemah. Selain itu, didapatkan juga nilai koefisien korelasi 0,206, nilai tersebut adalah positif sehingga menunjukan bahwa, semakin tinggi responden dengan riwayat ISPA melakukan aktivitas fisik, maka semakin tinggi resiko responden mengalami kekambuhan ISPA.
gambaran resiko penularan terhadap keluarga dengan pasien tb paru di salatiga tode, retty satigja; kurniasari, maria dyah; fretes, fiane de; sanubari, theresia pratiwi elingsetyo
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Vol 4, No 1 (2019): Vol 4 Nomor 1 April 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.262 KB)

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Salatiga adalah Kota yang memiliki kasus Tuberkolusis terbanyak no.4 di Jawa Tengah. Resiko tertinggi terinfeksi kuman TB Paru adalah seseorang yang paling memiliki kontak dengan pasien TB Paru. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai resiko penularan terhadap keluarga dengan pasien TB Paru di Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi menjadi data primer, data sekunder, data pendukung. Penelitian dilakukan pada lima orang partisipan untuk proses pengambilan data. Partisipan merupakan anggota keluarga yang tinggal serumah sekaligus merawat pasien TB Paru.Dari hasil penelitian ini, diperoleh empat tema yaitu: pengetahuan anggota keluarga tentang Tb Paru, Lama waktu interaksi antara pasien Tb Paru dengan keluarga, skrining Tb Paru oleh keluarga, penanganan  oleh keluarga terhadap pasien Tb Paru. Masih adanya resiko penularan yang terjadi pada keluarga atau partisipan. Hal ini dikarenakan partisipan memiliki kesadaran yang kurang terhadap penularan TB Paru, lama waktu antara partisipan yang bersama dengan pasien Tb Paru dan kurang pengawasan minum obat.