M. Bayu Fathar Hayatullah
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Riau

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Manajemen Rantai Pasok Industri Kopi Liberika Lahan Gambut di Kecamatan Rangsang Pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti (Studi Kasus: CV. Zaroha) Meki Herlon; Zulhamid Ridho; Khairunnas Khairunnas; Riska Dian Oktari; Tia Sofiani Napitupulu; M. Bayu Fathar Hayatullah
Baselang Vol 4, No 1: APRIL 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v4i1.149

Abstract

Lahan gambut mempunyai potensi dalam pengembangan tanaman kopi khususnya kopi liberika. CV. Zaroha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kopi liberika dalam klasifikasi industri ekstraktif. CV. Zaroha memulai bisnis pengolahan kopi liberika sejak tahun 2013 dengan produk kopi green bean, kopi sangrai, dan kopi bubuk. Meningkatkan kapasitas produksi CV. Zaroha ingin mengelola industri kopi secara berkelanjutan. Rantai pasok pada industri kopi bertujuan untuk kelangsungan bisnis dan memberikan nilai maksimal kepada pelanggan utama dengan biaya minimal. Tujuan penelitian adalah: (1) Menganalisis rantai pasok industri kopi CV. Zaroha; dan (2) Menganalisis hambatan/kendala industri kopi CV. Zaroha. Metode penelitian menggunakan metode survei dan teknik pengambilan responden dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan: 1) Rantai pasok di hulu berjalan sangat baik, pasokan kayu gelondongan kopi mentah dihasilkan dari 70% kebun masyarakat dan 30% CV. Zaroha, harga bahan baku kopi (ceri kopi) berkisar Rp 3.000-3.500/kg. CV. Zaroha membutuhkan bahan baku berupa buah kopi sebanyak satu ton/hari; 2) Permasalahan yang dihadapi oleh CV. Zaroha dalam rantai pasoknya adalah harga jual yang tinggi mengakibatkan minimnya permintaan konsumen dalam negeri dan tanaman kopi milik CV. Zaroha yang tidak produktif (20 tahun).