Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Cara Sadap Tangan dan Cara Sadap Batang terhadap Produktivitas dan Kualitas Nira Aren (Arenga Pinnata) Astuti*, Lusia Cipto; Muzayyin, Mumu
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.26509

Abstract

Aren (Arenga pinata) adalah salah satu tanaman yang tumbuh di kawasan hutan, keberadaannya melalui proses alami tanpa campur tangan manusia. Pohon aren yang tumbuh di hutan-hutan rakyat, menghasilkan nira aren sebagai bahan baku pembuatan gula aren. Setelah nira dikumpulkan dalam bumbung, menunggu proses pembuatan gula diberikan pengawet dibuat dari bahan organik yaitu dari kulit pohon manggis atau kulit buah manggis untuk menghambat proses fermentasi nira yang disebabkan oleh bakteri ragi. Penelitian menggunakan metoda eksploratif, yaitu untuk mengetahui perbedaan dua cara sadap pada pohon aren milik petani pengrajin gula aren yang ada di lokasi penelitian. Dua cara sadap ini, masih dilakukan oleh para petani pengrajin gula aren di sekitar Kecamatan Hantara. Dua cara sadap ini, diikuti oleh masing-masing pengrajin gula aren sebagai cara yang paling baik. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara purposif, karena lokasi ini merupakan daerah sentra produksi gula aren. Sampel penelitian sebanyak 10 orang pengrajin, ditetapkan di desa- desa produksi gula aren di Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui cara sadap mana yang terbaik dan menghasilkan nira yang maksimal, (2) Meningkatkan kualitas nira aren sehingga memperoleh mutu nira yang sesuai dengan Standar Mutu produk untuk pasar modern, (3) Meningkatkan keterampilan masyarakat petani dan pelaku usaha dalam pengemasan gula aren yang baik dan benar sesuai dengan konsep (GHP), dan (4) Membuka akses petani terhadap teknologi dan informasi yang diperlukan untuk menjamin dihasilkannya mutu gula aren yang disyaratkan Standar Mutu yang diinginkan pasar.
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dan Partisipasi Petani Dalam Pengembangan Hutan Rakyat Di Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes Cipto Astuti, Lusia; Muzayyin, Mumu
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.7887

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah. Matode penelitian survey dengan pendekatan deskrioptif kualitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 60 orang. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai r = 0,804, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori kuat. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tingkat partisipasi petani dengan keberhasilan pengembangan hutan rakyat sebesar 0,804. Dari hasil uji signifikasi (uji-t) diperoleh thitung 910,315 lebih besar dari t0.05 2,000 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara tingkat partisipasi petani dengan pengembangan hutan rakyat. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar tingkat partisipasi petani akan diikuti dengan tingkat keberhasilan pengembangan huatan rakyat semakin baik (berhasil). Hasil  uji signifikasi diperoleh Zhitung  lebih besar dari Z0.05 yaitu 4,504 lebih besar dari 1,960 pada taraf nyata 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan partisipasi petani dalam pengembangan hutan rakyat yang signifikan.
EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI LAHAN PADA LAHAN KRITIS DI WILAYAH DAS BOGOWONTO KABUPATEN PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH Astuti, Lusia Cipto; Muzayyin, Mumu
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.29995

Abstract

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan merupakan Program Pemerintah yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan pada lahan kritis melalui teknik revegetasi dengan tanaman tahunan. Teknik revegetasi dianggap kontradiktif terhadap pola pengelolaan lahan pertanian tanaman semusim berbasis tanaman pangan yang tidak toleran terhadap tanaman tahunan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas Program Rehabilitasi Lahan dan mendeskripsikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas. Metode yang digunakan adalah deduktif kualitatif dan kuantitatif (mixed research). Data diperoleh dengan teknik triangulasi yaitu wawancara, observasi dan kuesioner. Penelitian dilaksanakan pada lahan kritis di DAS Bogowonto Kabupaten Purworejo. Penentuan lokasi sampel dilakukan secara purposive di 5 kecamatan yang terdapat lahan kritis dengan 168 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Rehabilitasi Lahan di DAS Bogowonto efektif mengurangi luas lahan kritis, meningkatkan luas hutan rakyat serta mendorong penerimaan sosial masyarakat. Penerimaan sosial terlihat pada penguatan nilai sosial di masyarakat yang diaktualisasikan melalui perubahan sikap sehingga mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi. Konteks spasial, situasional dan sosial; persepsi terhadap kerusakan lahan; dan pemahaman terhadap kegiatan Rehabilitasi Lahan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap efektivitas Program Rehabilitasi Lahan. Input (sumber daya manusia, peran para pihak, dana, bibit dan lokasi, pola pelaksanaan, kebijakan dan interaksi) dan proses pelaksanaan kegiatan (fase pra kondisi dan fase aksi) juga menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan program rehabilitasi lahan. Tingkat penerimaan sosial memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap hasil fisik tanaman. Dengan meningkatnya penerimaan sosial maka program rehabilitasi lahan lebih efektif dalam mempercepat upaya rehabilitasi lahan kritis.