Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan merupakan Program Pemerintah yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan pada lahan kritis melalui teknik revegetasi dengan tanaman tahunan. Teknik revegetasi dianggap kontradiktif terhadap pola pengelolaan lahan pertanian tanaman semusim berbasis tanaman pangan yang tidak toleran terhadap tanaman tahunan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas Program Rehabilitasi Lahan dan mendeskripsikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas. Metode yang digunakan adalah deduktif kualitatif dan kuantitatif (mixed research). Data diperoleh dengan teknik triangulasi yaitu wawancara, observasi dan kuesioner. Penelitian dilaksanakan pada lahan kritis di DAS Bogowonto Kabupaten Purworejo. Penentuan lokasi sampel dilakukan secara purposive di 5 kecamatan yang terdapat lahan kritis dengan 168 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Rehabilitasi Lahan di DAS Bogowonto efektif mengurangi luas lahan kritis, meningkatkan luas hutan rakyat serta mendorong penerimaan sosial masyarakat. Penerimaan sosial terlihat pada penguatan nilai sosial di masyarakat yang diaktualisasikan melalui perubahan sikap sehingga mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya percepatan rehabilitasi lahan terdegradasi. Konteks spasial, situasional dan sosial; persepsi terhadap kerusakan lahan; dan pemahaman terhadap kegiatan Rehabilitasi Lahan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap efektivitas Program Rehabilitasi Lahan. Input (sumber daya manusia, peran para pihak, dana, bibit dan lokasi, pola pelaksanaan, kebijakan dan interaksi) dan proses pelaksanaan kegiatan (fase pra kondisi dan fase aksi) juga menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan program rehabilitasi lahan. Tingkat penerimaan sosial memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap hasil fisik tanaman. Dengan meningkatnya penerimaan sosial maka program rehabilitasi lahan lebih efektif dalam mempercepat upaya rehabilitasi lahan kritis.
Copyrights © 2024