Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MODEL PENDUGAAN DIAMETER POHON BERBASIS CITRA UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) PADA HUTAN HUJAN TROPIS PAPUA: STUDI DI PULAU MANSINAM PAPUA BARAT (Model of Tree Diameter Estimation Based on Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Image in Papua Tropical Rain Forest: a Study in Mansinam Island Papua Barat) Francine Hematang; Agustinus Murdjoko; Hendri Hendri
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2021.5.1.16-30

Abstract

AbstractUnmanned aerial vehicles (UAV) have often been used for various purposes, not only for photography but also have been used for science in various scientific fields, including forestry. UAV has the ability to move freely in the air and record objects on the ground with high spatial resolution and wide area coverage. This study aimed to estimate the diameter at breast height (DBH) based on the image generated from the UAV. UAV was used to obtain aerial photographs taken at an altitude of 150 m above the land surface in four sample areas of 27 ha at the study site. Aerial photos were processed using agisoft photoscan software to produce a Digital Elevation Model (DEM) and orthophoto. Tree crowns were delineated from orthophoto and analyzed to obtain crown area and diameter. DBH measurements in the field were carried out on 206 sample trees used to build a DBH estimator model. The correlation test results showed that the crown diameter has a high correlation with DBH so that this variable was used as an independent variable. The best DBH estimator model was the polynomial model with the equation y = 0.0118744 x² + 1.08835 x + 22.8125, where y is DBH and x is the canopy diameter of the aerial photo interpretation results. Estimating DBH using UAV has several benefits, such as reducing time, cost and labour. AbstrakUnmanned aerial vehicle (UAV) sudah sering digunakan untuk berbagai tujuan, bukan hanya untuk fotografi, namun telah dimanfaatkan untuk sains di berbagai bidang keilmuan, termasuk bidang kehutanan. UAV memiliki kemampuan bergerak dengan bebas di udara dan merekam objek di darat dengan resolusi spasial tinggi, dan cakupan areal yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendugaan diameter setinggi dada (DBH) berdasarkan citra yang dihasilkan dari UAV.  UAV digunakan untuk memperoleh foto udara yang diambil pada ketinggian 150 m di atas permukaan darat pada empat areal sampel seluas 27 ha di lokasi penelitian.  Foto udara diproses dengan menggunakan perangkat lunak agisoft photoscan untuk menghasilkan Digital Elevation Model (DEM) dan ortofoto. Tajuk pohon dideliniasi dari ortofoto dan dianalisis untuk memperoleh luas dan diameter tajuk.  Pengukuran DBH di lapangan dilakukan terhadap 206 pohon sampel yang selanjutnya digunakan untuk membangun model penduga DBH.  Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa diameter tajuk mempunyai korelasi yang tinggi dengan DBH sehingga variable ini digunakan sebagai variable bebas. Model terbaik penduga DBH adalah model polinomial dengan persamaan y = 0,0118744 x² + 1,08835 x + 22,8125, dengan y adalah DBH dan x adalah diameter tajuk hasil interpretasi foto udara. Pendugaan DBH menggunakan UAV memiliki beberapa manfaat seperti mampu mengurangi waktu, biaya dan tenaga kerja.
Application Of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Remote Sensing Technology for Estimation of Tree Height in Heterogeneous Forest Francine Hematang; Agustinus Murdjoko; Hendri Hendri; Max Tokede
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 14, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v14i2.35637

Abstract

Tree height is an important piece of information in forest management. Cost, time, and effort are some of the limiting factors in extracting tree height values on a large scale. The canopy height model approach through aerial photography using UAV can be used to quickly estimate the height of large-scale trees combined with field measurements. CHM analysis was carried out using spatial statistics to get the maximum tree height value based on the tree canopy. Evaluation of accuracy in the form of statistical tests is used to assess the level of accuracy of the estimation. Photogrammetry results show that the obtained CHM has a resolution of 11.8 cm/pixel with the results of the evaluation of tree height accuracy having an RMSE of 2.4 m, MAE 2.0 m, SDE 3.8 m. The chi-square statistical test shows that the results of the tree height estimation accept H0 and there is a strong relationship between the observed tree height and the estimation through linear regression with an R2 value of 0.67. The broad estimation of height shows that Mansinam Island has a tree height in the range of 7 – 66 m. The dominant tree height is in the 19-30 m class with the number of individuals reaching 1,877 trees. This study shows that CHM obtained from aerial photography using low-cost UAVs is still able to estimate tree height well. For future studies, it is necessary to use a ground control point (GCP) to increase the accuracy of the elevation model and orthophoto.
Peran Stakeholder dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Manokwari Yullyus Kocu; Roni Bawole; Thomas Pattiasina; Francine Hematang
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.228-239

Abstract

Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Manokwari ditujukan untuk mengendalikan aktifitas pembangunan di kawasan perkotaan agar serasi, terpadu, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya peran serta stakeholder dalam penyusunan KLHS RDTR adalah salah satu hal yang dapat menjadi penentu keberhasilan dalam penegakan aturan mengenai tata ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran (pengaruh dan kepentingan) stakeholder dalam penyusunan dokumen KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Manokwari. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Porposive sampling. Analisis yang digunakan adalah stakeholder analysis (SA) mengunakan Matriks Brysson untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan stakeholder. Hasil identifikasi menunjukan terdapat 18 pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Manokwari dengan perannya masing-masing. Di antara para pemangku kepentingan/stakeholder tersebut yang termasuk dalam stakeholder kunci yang memiliki pengaruh kuat dan peranan penting dalam penyusunan dokumen KLHS RDTR  yaitu terdapat dua dua organisasi perangkat daerah Provinsi Papua Barat yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat, serta Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) unit XII, Organisasi perangkat daerah yang berasal dari kabupaten manokwari diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan serta Dinas Perumahan dan permukiman masyarakat. Meskipun pemerintah telah mengacu pada peraturan perundang-undangan, namun secara pelaksanaannya penyusunan KLHS RDTR masih belum maksimal dalam melibatkan peran serta Stakeholder. Diperlukan kajian cepat terkait peran stakeholder sebelum dilakukan KLHS sehingga peran semua stakeholder bisa lebih maksimal. Selain itu perlu adanya regulasi atau protap sebagai alur komunikasi sehingga penyusunan dokumen perencanaan dapat terintegrasi dan interaksi antar-pemangku kepentingan menjadi lebih baik.
Distribusi Spasial Padang Rumput Bentang Lahan Mahkota Permata Tanah Papua Hematang, Francine
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.5.2023.123-134

Abstract

New Guinea termasuk Tanah Papua merupakan tempat yang kaya akan keragaman hayatinya. Salah satu wilayah di pulau Papua yang memiliki keragaman hayati tinggi adalah bentang lahan kepala burung yang dalam pengelolaannya disebut dengan Mahkota Permata Tanah Papua (MPTP). Padang rumput adalah tipe ekosistem yang unik dan penyebarannya terbatas pada kawasan MPTP, namun tipe ekosistem ini masih minim informasi. Salah satu hambatan minimnya informasi terkait padang rumput ini adalah aksesibilitas dan keragaman topografi sehingga proses penelitian di lapangan menjadi sulit dilakukan. Pendugaan sementara padang rumput ini merupakan tipe ekosistem pelengkap yang berada pada keragaman topografi wilayah, dan ketinggian tempat. Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial berbasis citra satelit open source (Landsat dan Sentinel 2) untuk identifikasi padang rumput yang kemudian dianalisis dengan metode interpretasi manual dan tumpang susun dengan informasi geospasial tematik lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah sampai pada tahun 2022 terdapat padang rumput pada kawasan koridor MPTP seluas 32.933 ha yang tersebar di dua provinsi dan lima kabupaten. Vegetasi rumput pada koridor MPTP juga sangat unik karena terdistribusi pada ketinggian 0 – 3.000 mdpl, dan tumbuh pada lahan yang datar hingga sangat curam. Beberapa kawasan konservasi dan hutan lindung juga memiliki tipe vegetasi rumput yang akan menambah kekayaan tipe ekosistem pada kawasan konservasi tersebut. Kedepannya perlu ada penelitian-penelitian berbagai tematik yang secara khusus pada vegetasi rumput ini.
Effect of Pandemic COVID-19 on Tropical Forest Cover in Small Island: Case Mansinam Island Papua using Google Earth Imagery Hematang, Francine; Taran, Denisa; Mutakim; Erari, Semuel; Luas, Alfando; Worabai, Descarlo; Matheus Beljai
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 31 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.31.1.12

Abstract

Covid-19 became a global pandemic in 2020 and has multiple impacts on the economy, social, culture, food systems, and also the environment, especially on tropical forest cover in small island. This study aims to determine the impact of the Covid-19 pandemic on the forest cover of small populated islands. Using remote sensing and geographic information system technology based on high-resolution satellite imagery from google earth imagery, land cover was observed in 2018, 2020, and 2023. This study found that during the 2020 pandemic, tropical forest cover on small populated islands has decreased. Mansinam's forest cover decreased by 4.3%, bare land increased by 80.6%, agricultural land increased by 75.3%, and shrubs increased by 54.9%. Another important finding is that 78.9% of the total deforestation was due to forest conversion to bare land and agricultural land. Land and forest utilization on small islands will increase when accessibility is limited, especially during the pandemic. Future studies will be on the structure and composition of species in locations that experienced deforestation during the pandemic and detailed studies related to changes in the occupations of Mansinam people due to the pandemic that have a relationship with forests.