Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) adalah industri yang penting dalam perekonomian nasional sebagai penyumbang devisa ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja dan pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri. Namun dalam beberapa tahun terakhir industri TPT mengalami penurunan daya saing dan beberapa kalangan yang mengkategorikan industri ini sebagai sunset industry. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan negatif, nilai ekspor yang menurun dan jumlah tenaga kerja yang berkurang. Perkembangan industri TPT tidak sejalan dengan konsumsi domestik maupun dunia yang justru terus naik. Oleh sebab itu, stigma negatif sebagai sunset industry harus dihilangkan karena sektor ini menjadi salah satu solusi sebagai penyerap tenaga kerja di Indonesia serta menjadi sumber devisa sebagai modal pembangunan. Untuk menghadapi berbagai permasalahan dan hambatan yang menurunkan daya saing industri TPT, maka diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri ini. Pendekatan pemilihan alternatif strategi dilakukan dengan Analytic Network Process (ANP) dengan kontrol kriteria benefits, opportunities, cost dan risks (BOCR). Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi prioritas peningkatan daya saing industri TPT adalah perbaikan iklim usaha dan pemberian insentif dalam rangka investasi bahan baku, bahan penolong, aksesoris dan mesin/peralatan untuk skenario standar, optimistis dan pesimistis serta peningkatan ekspor dan perluasan pasar melalui kebijakan perdagangan dan kerjasama luar negeri untuk skenario realistis. Alternatif strategi yang paling rendah prioritasnya untuk semua skenario adalah peningkatan inovasi dan litbang serta kolaborasi lembaga penelitian, pemerintah, industri dan universitas serta peningkatan akses sumber modal dan penguatan dukungan pasar dan institusi keuangan.