Sumiyati Sumiyati
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia.

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Rancang Bangun Program menggunakan Metode Fuzzy untuk Penilaian Aspek Palemahan pada Sistem Subak (Studi Kasus pada Sistem Subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau) Kadek Dwi Ananda Nugraha; Sumiyati Sumiyati; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.524 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i01.p07

Abstract

Subak merupakan sebuah lembaga yang bertugas dalam mengatur air irigasi secara tradisional. Subak dalam aktivitasnya berlandaskan pada Tri Hita Karana (THK). Salah satu aspek dari Tri Hita Karana (THK) yang dinilai adalah aspek palemahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang suatu program untuk menilai kondisi aspek palemahan dalam sistem subak menggunakan Matlab-GUI berbasis logika fuzzy yang diberi nama Sistem Informasi TAKSU (Tri Hita Karana Subak). Dalam membuat toolbox fuzzy tahapan yang paling penting untuk dilakukan adalah merancang rule. Perolehan data dilakukan dengan metode survei, pengamatan secara langsung dan pengukuran. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diberi nilai dan dianalisis dengan logika fuzzy. Subak dinilai dengan menggunakan tiga rentang nilai yaitu Baik = 3, Sedang = 2, Kurang = 1. Program ini terdiri dari input, algoritma yang merupakan fungsi dari perancangan yang dilakukan pada toolbox fuzzy Matlab dan output sebagai hasil dari program tersebut. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan pada dua sampel subak diperoleh nilai pada Subak Jatiluwih adalah 2.23 dengan kriteria Agak Baik dan Subak Puring 2.73 dengan kriteria Baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa program ini dapat beroperasi dengan baik Subak is an institution in charge of regulating the irrigation traditionally. System Subak activities are based on Tri Hita Karana (THK). One aspect of Tri Hita Karana (THK) is the palemahan aspect. The purpose of this research was to develop a program to assess the condition of palemahan aspect in subak system using Matlab-GUI based fuzzy logic that named TAKSU Information System (Tri Hita Karana Subak). In creating a fuzzy toolbox, the most important step to do is to design rules. Data were collected by survey method, direct observation and measurement. The data were categorized by value and then analyzed with fuzzy logic. Subak were assessed by using three value criteria that were Good = 3, Medium = 2, Less = 1. This program consists of input, an algorithm which is a function of the design carried out on the fuzzy Matlab toolbox and output as a result of the program. Based on the results of the validation carried out on two samples of subak, the value of Subat Jatiluwih was 2.23 with the criteria of Good and Subak Puring was 2.73 with the criteria of Good. These results indicate that this program can operate properly.
Evaluasi Sistem Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Sistem Subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau Ni Made Ayu Adi Suartiani; Sumiyati Sumiyati; I Wayan Tika
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 2 (2017): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.474 KB)

Abstract

Subak merupakan suatu lembaga irigasi tradisional di Bali yang salah satu fungsinya adalah mengelola air irigasi. Kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan suatu kegiatan pemantauan dan perbersihan jaringan irigasi di tingkat subak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi pada tiga lokasi subak di Kawasan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukau. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengamatan secara langsung. Data yang sudah terkumpul diberi bobot nilai, dan dianalisis. Subak dinilai menggunakan tiga kriteria yaitu Baik = 3, Sedang = 2, dan Kurang = 1. Hasil analisis menggunakan pendekatan logika fuzzy diperoleh kinerja jaringan irigasi pada Subak Jatiluwih adalah 2.49 (sedang), Subak Tengkudak adalah 2.42 (sedang) dan Subak Rejasa adalah 2.50 (sedang). Dari tiga lokasi subak yang diteliti, hasilnya dapat dinyatakan bahwa subak di Kawasan Catur Angga Batukau dalam kondisi sedang, sehingga perlu peningkatan pemeliharaan pada jaringan irigasi. Subak is a traditional irrigation organization in Bali, one of which functions to manage irrigation water coming from a water source. The purpose of this research is to know the physical performance of irrigation network and operational system and maintenance (O & P) of irrigation network on three subak sites located in Catur Angga Batukau which one of World Cultural Heritage. The method in this research were survey and observation, method directly on physical aspect of irrigation network. The collected data will be assessed by the expert, and analyzed. Subak was assessed using 3 criteria one Good = 3, Medium = 2, and Less = 1. System analysis was done by fuzzy logic approach. Based on the results of analysis using fuzzy logic approach on three sites, obtained an average value of 2.50 with the criteria between medium well. Was obtained combination of physical aspects and aspects of irrigation network O & P effect in the performance of irrigation networks. Therefore, the performance of irrigation network at Subak Jatiluwih was 2.17 (medium), Subak Tengkudak was 2.21 (medium) and Subak Rejasa was 2.18 (medium). From three subak sites, the result was subak in medium condition need improvement in irrigation network in each subak. Infrastructure facilities in subak need to be considered by pekaseh. Each subak member participate in maintaining the infrastructure facilities distribution of irrigation water.
Analisis Teknis Penggunaan Sumber Daya Air Tanah Untuk Irigasi Tanaman Padi di Kabupaten Jembrana Angga Hendrayana S; Sumiyati Sumiyati; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 6 No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.328 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2018.v06.i02.p06

Abstract

Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Dengan keterbatasan ketersediaan air, maka diupayakan dengan memanfaatkan air tanah dengan menggunakan sumur pompa. Penggunaan sumur pompa belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan air irigasi maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengetahui teknis penggunaan sumber daya air tanah untuk irigasi menggunakan sumur pompa, dan (2) menganalisis kemampuan sumur pompa pada subak sampel di Kabupaten Jembrana terhadap kebutuhan air irigasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif melalui metode survey. Data ini diperoleh menggunakan data primer dan sekunder. Data debit tersedia diperoleh melalui metode survei langsung ke lapangan dan perhitungan kebutuhan air irigasi dilakukan dengan bantuan software CROPWAT 8.0. Berdasarkan analisis neraca air irigasi dari selisih antara kebutuhan air irigasi dengan ketersediaan air irigasi terhadap 3 sampel subak, diperoleh hasil pada Subak Sari Merta terjadi kekurangan air pada selama 2 periode yaitu periode Juni I sebesar 171.900 l/hari, Januari I 149.700 l/hari, pada Subak Brawantangi terjadi kekurangan air sebanyak 4 periode yaitu periode Agustus I sebesar 123.900 l/hari, Agustus II 99.200 l/hari, Maret I 98.000 l/hari, Maret II 78.200, dan pada Subak Tegal Badeng terjadi kekurangan air sebanyak 8 periode yaitu periode Juni II sebesar 64.600 l/hari, Juni III 178.500 l/hari, Agustus III 35.600 l/hari, September I 35.100 l/hari, September II 38.400 l/hari, September III 32.900 l/hari, November I 48.400 l/hari, November III 149.700 l/hari. Defisit air terjadi karena pada periode bulan tersebut dilakukan pengolahan tanah sehingga kebutuhan air irigasi cenderung tinggi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan air irigasi yang diperlukan untuk pengolahan tanah, pada 3 sampel subak dilakukan sistem giliran memakai air irigasi supaya aktifitas pertanian dapat berjalan baik. The Ground water is one of water resources that can be used to fullfill the needs of irrigation. With the limited availability of water, it is attempted by utilizing ground water using pump wells. The use of pump wells has not been maximal in fulfilling the irrigation water requirement so further research is needed. The objectives of this research are: (1) To know the technical use of groundwater resources for irrigation using pump wells, and (2) to analyze the ability of pump wells in subak samples in Jembrana Regency to irrigation water needs. This research uses descriptive analysis through survey method, taking data using primary and secondary data. Available discharge analysis is obtained through direct survey method of spaciousness and analysis of irrigation water needs carried out with the help of CROPWAT 8.0 software. Based on the irrigation water balance analysis, there is a reduction between the irrigation water demand and the availability of irrigation water to 3 subak samples. In Subak Sari Merta it is known that there is water shortage 2 periods that is the period of June I equal to 171.900 l / day, January I 149.700 l / day. Subak Brawantangi is known that there is water shortage as much as 4 periods that is the period of August I equal to 123.900 l / day , August II 99.200 l / day, March I 98,200 l / day, March II 78.200 l / day. Subak Tegal Badeng is known that there is water shortage for 8 periods that is June II period is 64.000 l / day, June III 178.500 l / day, August III 35.600, September I 35.100 l/day, September II 38.400 l/day, September III 32.900 l/ day, November I 48,400 l / day, November III 149.700 l / day. Water deficit occurs because in the period of the month is done so that the processing of irrigation water needs tend to be high. To be able to meet the needs of irrigation water needed for the processing of the soil, the Subak Sari is done by the turn system using irrigation water so that agricultural activities can run well.
ANALISIS NERACA AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN PADI PADA SUBAK JAKA SEBAGAI SUBAK NATAK TIYIS I Putu Riadi Handika; Sumiyati Sumiyati; I Made Anom S. Wijaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 3 No 2 (2015): Agustus
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.758 KB)

Abstract

Sumber air sistem irigasi Subak Natak Tiyis berasal dari hulu air drainase subak. Kondisi tersebut menyebabkan neraca air irigasi tidak menentu di Subak Natak Tiyis, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan keseimbangan air irigasi yang sesuai dengan ketersediaan dan kebutuhan air irigasi di Subak Natak Tiyis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan air irigasi Subak Jaka sebagai Subak Natak Tiyis dan menentukan keseimbangan air irigasi di Subak Jaka sebagai Subak Natak Tiyis. Analisis ketersediaan debit dilakukan dengan mengukur debit di inlet Subak Jaka. Kebutuhan air irigasi dianalisis menggunakan perangkat lunak CROPWAT 8.0. Neraca air irigasi diperoleh dengan membandingkan debit air irigasi dengan availabilitis dan kebutuhan air irigasi sehingga didapatkan defisit air irigasi pada Subak Jaka. Analisis ketersediaan debit menunjukkan debit tinggi terjadi pada musim hujan yaitu 115,72 liter / detik dalam setahun. Debit terkecil terjadi pada musim kemarau yaitu 19,01 liter / detik dalam setahun. Kebutuhan air irigasi di MT I dan MT II rata-rata debit yang dibutuhkan berkisar antara 11,0 hingga 98,5 liter / detik selama 15 hari. Hasil neraca air irigasi Subak Jaka terjadi defisit air irigasi tiga periode yaitu 35,2 liter / detik pada periode Juni I yang tertinggi selama 15 hari, 16,8 liter / detik pada periode Juni II dan 30,7 liter / detik pada Januari saya yang tertinggi 15 hari. Water source of Subak Natak Tiyis irrigation system comes from the upstream of subak drainage water. Those condition was causing uncertainly irrigation water balance in Subak Natak Tiyis, thus it requires further research to determine appropriate irrigation water balance according to the availabilitiy and requirement of irrigation water in Subak Natak Tiyis. The purposes of this research were to analyze the availabilities and requirement of irrigation water of Subak Jaka as Subak Natak Tiyis and determine the water balance irrigation in the Subak Jaka as Subak Natak Tiyis. The analysis of discharge availabilities was carried out by measuring discharge at inlet Subak Jaka. Irrigation water requirement was analyzed using CROPWAT 8.0 software. irrigation water balance was obtained by comparing the discharge of irrigation water was availabilitis and irrigation water requirement so get irrigation water deficit on Subak Jaka. The analysis of discharge availabilities showed high discharge occur at rainy season that was 115.72 liter/second within a year. The smallest discharge occurs in dry season that was 19.01 liter/second within a year. Irrigation water requirement in MT I and MT II average required discharge ranged from 11.0 to 98.5 liter/second for 15 days. The result of irrigation water balance the Subak Jaka occurrence irrigation water deficit three period that was 35.2 liter/second on period June I that highest for 15 days, 16.8 liter/second on period June II and 30.7 liter/second on January I that highest for 15 days.
Analisis Profil Suhu dan Kadar Air Tanah Pada Budidaya Cabai Rawit (C. frutescens L) Menggunakan Beberapa Macam Mulsa Ni Made Dea Kanikayani; Sumiyati Sumiyati; Ida Ayu Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.811 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i01.p02

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh profil suhu dan kadar air tanah pada budidaya tanaman cabai rawit menggunakan beberapa macam mulsa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok, masing-masing terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulangan yaitu perlakuan tanpa mulsa, perlakuan mulsa plastik perak, plastik hitam, plastik bening dan perlakuan mulsa jerami padi. Untuk pengukuran suhu tanah menggunakan alat sensor suhu DS18B20 sedangkan untuk kadar air tanah menggunakan metode gravimetri. Pengukuran suhu dan kadar air tanah dilakukan 3 kali yaitu pada 3 hari, 30 hari dan 60 hari setelah tanam. Analisis data suhu dan kadar suhu dan kadar air tanah dalam mulsa menggunakan metode garis kontur. Hasil penelitian suhu tanah menunjukan kontur profil pada saat 3 hari profil sebaran tanpa mulsa 29-33?C, mulsa plastik perak 28-32?C, mulsa plastik hitam 29-34?C, mulsa plastik bening 31-37?C dan mulsa jerami 26-31?C. Pada saat 30 hari profil sebaran tanpa mulsa 26-33?C, mulsa plastik perak 26-31?C, mulsa plastik hitam 27-33?C, mulsa plastik bening 28-32?C dan mulsa jerami 25-30?C dan pada saat 60 hari profil sebaran tanpa mulsa 26-31?C, mulsa plastik perak 25-30?C, mulsa plastik hitam 27-32?C, mulsa plastik bening 31-37?C dan mulsa jerami 26-29?C, sedangkan dari hasil pengukuran suhu tanah yang didapatkan berhubungan dengan hasil kadar air tanahnya. The purpose of this research was to water content and soil temperature profile content on mulch for cultivation of cayenne pepper plants with different types of mulch. This research use random design group, every each concist of five treatment and three repetation. Which is a treatment without mulch treatment, silver plastic mulch treatment, black plastic mulch treatment, clear plastic mulch treatment , and rice straw mulch treatment. The variable observed of soil temperature using a temperature sensor DS18B20 while for soil water content using the gravimetric method. Measurement of temperature and soil water content was carried out 3 times, namely at the 3 days, 30 days , and 60 days after planting . The result of the temperature and soil water content is made a profile of the temperature and soil water content in the mulch using the contour line method. The results of the soil temperature research show the profile contour when the at 3 days, without mulch distribution profile is 29-330C, silver plastic mulch 28-320C, black plastic mulch 29-340C, clear plastic mulch 28-320C and rice straw mulch 25-300C. At 30 days, without mulch distribution profile is 26-330C, silver plastic mulch 26-310C, black plastic mulch 27-330C, clear plastic mulch 28-320C and rice straw mulch 25-300C. At 60 days, without mulch distribution profile is 26-310C, silver plastic mulch 25-300C, black plastic mulch 27-320C, clear plastic mulch 31-370C and rice straw mulch 26-290C. The results of measurements of the soil temperature obtained in relation to the results of the soil water content.
Analisis Profil Iklim Mikro Pada Budidaya Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Menggunakan Bahan Sungkup Plastik, Paranet, dan Kombinasi Wahyu Guna Arta; Sumiyati Sumiyati; I. A. Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.871 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i01.p04

Abstract

Sungkup merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya matahari yang tinggi. Pada penelitian ini perlakuan jenis bahan sungkup dibedakan menjadi 3 jenis bahan sungkup yaitu jenis bahan sungkup plastik, paranet dan kombinasi. Untuk pengukuran iklim mikro, digunakan alat temperature and humidity meter dan light meter. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada pukul 12.00 WITA, pada tanaman cabai rawit dari umur 7 hari sampai dengan berumur 35 HTS. Analisis data iklim mikro dilakukan dengan cara interpolasi untuk memperoleh garis kontur profil. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beda bentuk dan sebaran kontur profil iklim mikro yang berbeda khususnya pada intensitas cahaya. Pada suhu udara dan kelembaban udara tidak dapat memperoleh garis kontur, dikarenakan hasil data dari penelitian yang dilakukan tidak berbeda jauh. Tingkat pertumbuhan tanaman pada masing-masing perlakuan menunjukkan produktivitas yang berbeda-beda. Pada jenis bahan sungkup paranet menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan jenis bahan sungkup plastik dan kombinasi. Pada jenis bahan sungkup paranet menghasilkan rata-rata berat kering 247,9 gram. The hood is an alternative to overcome the high intensity of sunlight. In this study the type of containment material treatment can be divided into 3 types of containment material, namely the type of plastic lid material, paranet and combination. For microclimate measurements, a temperature and humidity meter and a light meter are used. Microclimate measurements were carried out at 12.00 WITA, on cayenne pepper from 7 days to 35 HTS. Micro climate data analysis is done by interpolation to obtain the profile contour lines. The results of the study showed that there were different shapes and distribution of different micro-climate profile contours, especially in light intensity. At air temperature and air humidity can not obtain contour lines, because the results of the data from the research conducted are not much different. Plant growth rates in each treatment showed different productivity. In this type of paranet lid material shows better results compared to the type of plastic hood and combination material. In this type of paranet lid material produces an average dry weight of 247.9 grams.