Esya Nafisah Kusumadewi
Universitas Negeri Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LITERATURE REVIEW: KEBIASAAN KEROKAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI KESEHATAN Amira Muradah Retyani; Esya Nafisah Kusumadewi; Hulwah Aishwara Binandya; Maya Maulina Sari; Septa Katmawati; Elisa Danik Kurniawati; Windi Chusniah Rachmawati
Prosiding Seminar Kesehatan Nasional Sexophone 2023: Pencegahan Pernikahan Dini Sebagai Salah Satu Upaya Perwujudan Goal SDGs Point 5
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractEven though we have entered the modern era where medical science and technology are developing very rapidly, most people still maintain traditional medicine as a curative effort. Traditional medicine has become a hereditary habit and is embedded in the lives of Indonesian people in the health sector, one of which is the habit of scraping. Factors of belief, social culture, economic and so on are the reason people still maintain scraping as traditional medicine. This writing was carried out using the literature review method and was compiled to identify the anthropological views of health on the habit of scrapings in the community. From the results of the study it is known that kerokan does not only exist in Indonesia, but also exists in several Asian countries with different terms and tools in each country. In addition, this traditional medicine can open employment opportunities for the community. So it can be concluded that kerokan is a traditional treatment that has been carried out by Indonesian people for generations. Scraping has been common for both adults and children. This treatment is considered as an alternative treatment to treat some minor ailments, such as flu, runny nose, fever, and headaches.Keywords: scraping; traditional medicine; health anthropologyAbstrakMeskipun saat ini telah memasuki era modern dimana ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran berkembang sangat pesat namun sebagian besar masyarakat masih mempertahankan pengobatan tradisional sebagai upaya kuratif.Pengobatan tradisional telah menjadi suatu kebiasaan turun temurun dan melekat di kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan salah satunya adalah kebiasaan kerokan. Terdapat berbagai macam alasan masyarakat masih mempertahankan kerokan sebagai pengobatan tradisional diantaranya adalah faktor kepercayaan, sosial budaya, faktor ekonomi dan lain sebagainya. Penulisan ini dilakukan menggunakan metode literature review dan disusun untuk mengidentifikasi pandangan antropologi kesehatan terhadap kebiasaan kerokan yang ada di masyarakat. Dari hasil telaah diketahui bahwa kerokan tidak hanya ada di Indonesia saja namun terdapat pula di beberapa negara Asia dengan istilah dan alat yang berbeda pada masing-masing negara. Selain itu pengobatan tradisional ini dapat membuka peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kerokan merupakan pengobatan tradisional yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara turun-temurun. Kerokan telah umum dilakukan bagi masyarakat dewasa maupun anak-anak. Pengobatan ini dianggap sebagai pengobatan alternatif untuk mengatasi beberapa penyakit ringan, seperti seperti flu, pilek, demam, serta sakit kepala.Kata kunci: kerokan; pengobatan tradisional; antropologi kesehatan
Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Limbah Diapers Bekas: Implikasi terhadap Kesehatan Lingkungan dan Potensi Ekonomi Lokal Nurnaningsih Herya Ulfah; Indana Tri Rahmawati; Anita Sulistyorini; Hulwah Aishwara Binandya; Esya Nafisah Kusumadewi; Puspasari Meisya Dini; Yuvica Novita Gunawan
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 6 No. 4 (2024): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v6i4.2240

Abstract

Pengelolaan limbah diapers menjadi isu lingkungan serius karena rendahnya tingkat biodegradabilitasnya dan praktik pembuangan langsung ke sungai. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah diapers serta membuka peluang ekonomi bagi ibu rumah tangga melalui daur ulang limbah tersebut. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam seluruh rangkaian kegiatan, terdiri dari edukasi teori dan praktik langsung. Hasil uji non-parametrik menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan dan sikap peserta terkait pengelolaan limbah (p<0,05). Selain itu, beberapa peserta tertarik menjadikan daur ulang diapers sebagai usaha, menghasilkan produk bernilai ekonomi seperti vas, dompet, dan pupuk organik. Program ini direkomendasikan berkelanjutan demi kesehatan lingkungan dan peningkatan ekonomi lokal. Raising Public Awareness in the Management of Used Diaper Waste: Implications for Environmental Health and Local Economic Potential Diaper waste poses a significant environmental issue due to its low biodegradability and the common practice of direct disposal into rivers. This community engagement project aims to increase public awareness of diaper waste management and create economic opportunities for homemakers through recycling initiatives. A participatory approach was employed, involving the community in all program stages, including both theoretical education and hands-on practice. Non-parametric test results showed a significant improvement in participants' knowledge and attitudes toward waste management (p<0.05). Additionally, some participants expressed interest in developing diaper recycling into a small business, producing economically valuable products such as vases, wallets, and organic fertilizer. Sustaining this program is recommended to support environmental health and enhance local economic growth.