Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Rancang Bangun Aplikasi Edukasi Tuberkulosis Menggunakan Metode Scrum Sri Puji Utami Atmoko; Kyky Eviyanti; Wening Sari; Sri Chusri Haryanti
Jurnal Inovtek Polbeng Seri Informatika Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/isi.v7i1.2353

Abstract

Intisari – Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi Yes TBcare! berbasis Android. Aplikasi digunakan oleh kader TBC di YARSI TB Care untuk melakukan penyuluhan kepada pasien TBC, keluarga dan masyarakat di era pandemi maupun saat pandemi berakhir. Penelitian ini menggunakan metode scrum karena lebih efektif dalam mengerjakan proyek dalam jangka waktu pendek, jumlah tim yang sedikit serta dengan kebutuhan di lapangan yang dapat berubah. Metode scrum terdapat scrum roles yaitu product owner, scrum master dan tim scrum. Tahapan metode scrum antara lain: user stories, product backlog, sprint planning, daily scrum (Sprint Execution), sprint review dan sprint retrospective. Pengujian sistem dilakukan dengan metode black box dan UEQ. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pengujian metode black box dinyatakan valid 100%; 2) Pengujian UEQ pada diagram benchmark menghasilkan skala daya tarik, kejelasan, efisiensi dan kebaruan dikategorikan good sedangkan skala ketepatan dan stimulasi dikategorikan excellent. Kata Kunci – Tuberkulosis, Scrum, Black Box, UEQ, Aplikasi Yes Tbcare!
Pengetahuan Kader Kesehatan tentang Tuberkulosis Wening Sari; M Restu Syamsul Hadi; Ndaru Andri Damayanti
Info Abdi Cendekia Vol 4 No 1: Juni 2021
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.981 KB) | DOI: 10.33476/iac.v4i1.25

Abstract

Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Salah satu program dalam penanggulangan TBC adalah penemuan kasus aktif secara luas untuk mendeteksi TBC agar pengobatan segera diberikan. Penjangkauan kasus yang belum terdeteksi di komunitas dapat dilakukan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya kader kesehatan. Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan interaktif tentang penyakit TBC terhadap 30 orang kader kesehatan dari wilayah Cempaka Putih, Johar Baru, Kemayoran dan Sawah Besar Jakarta Pusat. Berdasarkan evaluasi pre-test dan post-test terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang TBC pasca penyuluhan (p=0,02). Setelah mempunyai pengetahuan yang lebih baik kader kesehatan diharapkan dapat mendeteksi gejala dan tanda penyakit TBC pada masyarakat sehingga penemuan suspek TBC meningkat.
Analisis Pengetahuan dan Sikap Pengawas Menelan Obat (Pmo) Terhadap Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis dan Tinjauannya Vina Monica Robert; Wening Sari; Zuhroni Zuhroni
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 12 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2007.992 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i12.284

Abstract

Latar belakang : PMO adalah komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) yang bertugas untuk memantau pengobatan TBC (Tuberkulosis). Pasien TBC memiliki masalah terkait penyakit TBC dan efek samping obat anti tuberkulosis (ESOAT). Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat pengetahuan dan sikap PMO tentang TBC dan pengobatannya dengan kepatuhan berobat pasien. Ilmu yang benar akan mendorong seorang muslim untuk beriman kepada Allah SWT, sedangkan sikap diturunkan dari pengetahuan. Seorang muslim yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki sikap baik pula dan Allah akan meningkatkan derajatya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap PMO sebelum dan sesudah pelatihan tentang efek samping OAT. Metode : Dilakukan pelatihan tentang ESOAT pada 32 orang PMO. Sebelum dan sesudah pelatihan PMO diberikan kuisioner untuk menilai pengetahuan dan sikap. Hasil pre test dan post test dilakukan scoring. Setelah 2 bulan dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk mengetahui ESOAT pada pasien dan bagaimana PMO mengatasinya. Analisis data dilakukan secara bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan T Test Paired Sample Correlations dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil : Pengetahuan PMO tentang ESOAT mengalami peningkatan yang bermakna (p = 0,003). Terdapat peningkatan sikap PMO tentang TBC dan ESOAT setelah pelatihan meski tidak bermakna (p = 0,187) karena scoring rerata sikap PMO sebelum pelatihan sudah baik. Hasil FGD menunjukkan bahwa PMO mampu mengenali efek samping OAT ringan dan berat dan mampu mengatasi beberapa efek samping ringan. Menuntut ilmu pengetahuan adalah wajib hukumnya. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang baik pula baik dalam menunaikan tugasnya sebagai PMO maupun sebagai umat muslim. Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap PMO mengenai efek samping OAT setelah pemberian pelatihan tentang tentang efek samping OAT.
Analisis Manfaat E-Booklet dalam Mengedukasi Masyarakat tentang Hipertensi di Rumkitban JS/00.08 Bintaro Jakarta Selatan Wiwik Anggraini; Citra Fitri Agustina; Wening Sari; Endy Muhammad Istiwara
Junior Medical Journal Vol 1, No 8 (2023)
Publisher : Junior Medical Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v1i8.3240

Abstract

World Health Organization (WHO) mengestimasikan prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dan kurang dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darah. Kepatuhan diet dan minum obat anti hipertensi, serta modifikasi lingkungan merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi. Pemberian edukasi dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran untuk mengikuti manajemen hipertensi yang disarankan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap responden setelah pemberian edukasi. Metode penelitian adalah Quasi Experimental denngan one group pretest-posttest design. Subyek penelitian adalah masyarakat di Rumkitban JS/08.00 Bintaro Jakarta Selatan dengan jumlah sampel 55 orang dari total populasi berjumlah 120 orang. Hasil penelitian didapatkan demografi responden dominan perempuan (69,1%), usia lansia (89,1%), memiliki pekerjaan (61,8%), penghasilan dominan di bawah UMR (60,0%), dengan tingkat pendidikan dominan (SMA 947,3%). Frekuensi pengetahuan menunjukkan terjadi peningkatan nilai rerata dari 61,63 menjadi 79,09, nilai rerata sikap responden dari 36,74 menjadi 41,57 dan persepsi responden tentang E-booklet hipertensi baik. Berdasarkan hasil tersebut dengan menggunakan uji Wilcoxon dapat disimpulkan terdapat hubungan antara E-Booklet dengan meningkatnya pengetahuan dan perubahan sikap.
Sosialisasi TBC dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Pada Pemangku Kepentingan Empat Kecamatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Helwiah Umniyati; Oktaviani Ranakusuma; Wening Sari; Citra Fitri
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 2 (2024): AS-SYIFA: JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.5.2.26-36

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat menyerang organ lain. Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan jumlah kasus penyakit TB terbanyak di dunia setelah India. Rendahnya pencapaian angka eliminasi TBC, berdasarkan Rencana Strategis 2021-2025, telah mendorong Kementerian Kesehatan untuk terus meningkatkan eliminasi TBC. Program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di Indonesia bertujuan untuk memotong rantai penularan TBC.Dalam kegiatan ini, sosialisasi diberikan melalui berbagai indikator keberhasilan seperti pendekatan berbasis komunitas, keterlibatan tokoh agama, serta penguatan interaksi antara tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat tercapai eliminasi TBC pada tahun 2030 sesuai target global.