This Author published in this journals
All Journal Frontier Agribisnis
Widia Ariyanti
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Keripik Singkong Borneo Di Desa Cindai Alus Widia Ariyanti; Umi Salawati; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i1.12264

Abstract

Singkong sangat fleksibel diolah menjadi produk makanan, baik secara langsung maupun tidak langsung maka dari itu munculah sebuah ide mengenai pengembangan produk olahan singkong menjadi salah satu bagian kuliner saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dan menganalisis strategi pengembangan usaha keripik singkong Borneo dengan analisis SWOT. Tempat penelitian berlokasi di Jalan Kebun Raya No,95 RT 05 Rw 02, Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, dimulai sejak bulan April 2023. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan matriks posisi yang diperoleh dari perhitugan bobot X rating diketahui posisi kuadran usaha keripik singkong Borneo terletak pada kuadran V dengan strategi mempertahankan dan pelihara dengan rata rata 2,0 – 2,99. Dari hasil penggabungan dan pencocokan matriks IE melalui hasil IFE dan EFE diperoleh divisi sel 5 yaitu melaksanakan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari hasil analisis SWOT diketahui faktor kekuatan adalah terjaganya kualitas serta kuantitas produk, faktor kelemahan adalah kurangnya promosi dan inovasi baik segi rasa maupun produk, faktor peluang adalah permintaan akan produk keripik singkong cukup tinggi dan harga produk lebih murah dibandingkan produk sejenis, faktor ancaman adalah merek dagang yang tidak dicantumkan dan banyaknya perusahaan sejenis