Usamah Hanafie
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 54 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pola Penggunaan Tenaga Kerja Berdasarkan Gender pada Beberapa Usahatani Sayuran di Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Tara Erin Desyanti; Emy Rahmawati; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i1.768

Abstract

Hortikultura merupakan bidang pertanian dengan cakupan yang cukup luas, diantaranya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias. Di Kecamatan Landasan Ulin, komoditas sayuran dan palawija banyak ditemukan dengan mayoritas varietas unggul dengan masa pemeliharaan sepanjang tahun dan masa panen dilakukan sepanjang tahun dengan pola tanam secara bergiliran. Kelurahan Syamsudin noor dan Kelurahan Guntung Payung adalah wilayah penghasil tanaman sayuran terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pola penggunaan tenaga kerja pada usaha tani sayuran pada setiap aktivitas yang dilakukan, mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita. Mengetahui tingkat upah yang didapat tenaga kerja pada setiap aktivitas yang dilakukan mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita pada satu kali proses periode penanaman sayuran. Penelitian dilaksanakan dari Agustus 2016 sampai pada tahap sidang yaitu Oktober 2017. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode untuk memilih petani dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis data dengan cara analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan penjelasan secara detail. Pola penggunaan tenaga kerja petani pria dan petani wanita pada usahatani sayuran di Kelurahan Syamsudin Noor maupun Kelurahan Guntung Payung memiliki perbedaan. Pada kegiatan pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharaan di dominasi oleh petani pria, karena menggunakan fisik yang cukup berat. Sedangkan kegiatan panen hingga pasca panen yaitu pengikatan sayuran didominasi oleh petani wanita. Pada upah petani pria dan petani wanita memiliki harga upah yang berbeda-beda tergantung ketentuan harga masing-masing per wilayah. Pada kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung tingkat upah petani pria dari pukul 08.00 – 17.00 sebanyak Rp 100.000,- sampai dengan Rp 150.000,-/ hari , dan untuk upah petani wanita dari pukul 08.00 – 14.30 sebesar Rp.60.000,- sampai dengan Rp.75.000,-/hari.Kata kunci: pola penggunaan tenaga kerja, gender, petani sayuran.
Analisis Komparasi Usahatani Tumpangsari Cabai Rawit dan Terung Kenari Dengan Cabai Rawit Monokultur di Kecamatan Kapuas Barat (Studi Kasus Usahatani Bapak Yanir dan Bapak Mursito) Muhammad Decky; Usamah Hanafie; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6043

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelenggaraan pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari, menganalisis keuntungan usahatani pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari dibandingkan dengan pola tanam monokultur cabai rawit dan menganalisis masalah dalam usahatani pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari. Penelitian ini dilaksanakan pada usahatani Bapak Yanir dan Bapak Mursito di Kecamatan Kapuas Barat. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara secara langsung kepada pemilik usahatani dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data sekunder dikumpulkan melalui Dinas Arsip dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Hasil penelitian menunjukan penyelenggaraan budidaya pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari dilaksanakan selama sebelas bulan dari pengolahan lahan hingga pemanenan dilaksanakan, jarak tanam yang diterapkan yaitu cabai rawit 60 cm x 60 cm dan terung kenari 70 cm x 30 cm, waktu pemanenan tanaman cabai rawit yaitu 80-90 hari setelah tanam dan terung kenari dipanen lebih awal yaitu 50-60 hari setelah tanam. Keuntungan usahatani tumpangsari cabai rawit-terung kenari sebesar Rp 32.535.481 /musim tanam lebih besar dibandingkan dengan usahatani monokultur cabai rawit sebesar Rp 22.675.851 /musim tanam dengan selisih keuntungan sebesar Rp 9.859.630 /musim tanam. Masalah yang dihadapi usahatani tumpangsari cabai rawit-terung kenari milik Bapak Yanir berupa penyakit antraknosa atau patek. Usahatani pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani pola tanam monokultur cabai rawit.
Analisis Komparatif Usaha Pengolahan Karet Program Gerakan Bokar Bersih dan Bokar Kotor di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Miftahul Jannah; Rifiana Rifiana; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10340

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Sampel yang diambil adalah 15% dari populasi 156 yaitu 24 orang, teknik pengambilan sampel berdasarkan kelompok pengolah karet. Petani karet yang menjadi responden adalah petani karet yang memiliki luas lahan 2 ha dan umur tanaman karet 6-8 tahun.yang secara bertahap, tahap pertama dengan menentukan sampling dari dua populasi karet yaitu bokar bersih dan bokar kotor. Hasil penelitian rata-rata biaya total petani karet bokar bersih sebesar Rp 1.639.486 /usahatani/bulan dengan pendapatan sebesar Rp 2.144.889 /usahatani/bulan dan keuntungan sebesar Rp 1.160.514/usahatani/bulan. Sedangkan untuk rata-rata biaya total petani karet bokar kotor dalam jangka waktu satu bulan sebesar Rp 1.611.481/usahatani/bulan dengan pendapatan sebesar Rp 1.267.269 /usahatani/bulandan keuntungan sebesar Rp 548.519 /usahatani/bulan. Perbandingan keuntungan petani karet gerakan bokar bersih dan bokar kotor menggunakan Uji-t diperoleh nilai t hitung 4.174 dengan nilai sig 0,000 yang berarti nilai probabilitas sig < 0,05 ini menjelaskan bahwa keuntungan petani karet gerakan bokar bersih dan bokar kotor berbeda secara nyata.  
Analisis Usahatani Semangka di Desa Muning Tengah Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Latifah Latifah; Muhammad Husaini; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10354

Abstract

Tanaman semangka sebagai salah satu komoditas yang banyak diusahakan para petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dengan jumlah produksi mencapai 146.690 kw. Dalam usahatani semangka diperlukan biaya yang cukup besar, sementara pada sisi yang lain yaitu produksi dan harganya relatif berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis biaya, pendapatan, penerimaan, keuntungan, serta kelayakan usahatani semangka. Penelitian dilaksanakan di Desa Muning Tengah Kecamatan Daha Selatan pada bulan Oktober 2022 sampai Februari 2023 dengan periode analisis dari bulan Juni hingga September 2022. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 13 petani dan dipilih dengan teknik simple random sampling (acak sederhana). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total yang diperlukan dalam usahatani semangka terdiri dari biaya eksplisit dan implisit yakni sebesar Rp 12.420.461,54/usahatani dan Rp 5.736.688,98/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesar Rp 18.157.150,52/usahatani. Produksi rata-rata 10.769,23 kg per usahatani dengan harga jual Rp 2.838,46 per kg sehingga diperoleh penerimaan petani semangka sebesar Rp 31.453.846,15 per usahatani. Pendapatan sebesar Rp 19.033.384,62 per usahatani, serta keuntungan yang diperoleh petani semangka sebesar Rp 13.296.695,63 per usahatani. Berdasarkan perbandingan antara biaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,73 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani akan diperoleh penerimaan sebesar 1,73 rupiah dengan kata lain usahatani semangka ini layak dan menguntungkan untuk diusahakan
KOMPARASI PENDAPATAN BERSIH USAHATANI PADI VARIETAS LOKAL DAN VARIETAS UNGGUL DI DESA TAMBAK SARINAH KABUPATEN TANAH LAUT Ria Sartika; Nuri Dewi Yanti; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.632

Abstract

Padi varieats unggul diketahui mampu menghasilkan produksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan padi varietas lokal sehingga diharapkan mampu unutk memenuhi kebutuhan pangan nasional dan juga mampu meningkatkan pendapatan petani. Namun sebagian besar petani di Desa Tambak Sarinah masih enggan melaksanakan usahatani varietas unggul karena biaya yang lebih besar, serangan hama yang tinggi dan harga yang lebih murah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani dan perbandingan pendapatan usahatani padi vaietas lokal dan varietas unggul serta kendala apa saja yang dihadapi petani dalam melaksanakan usahatani padi varietas unggul. metode yang digunakan adalah hipotesis statistika dengan rumus Uji T. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa biaya ekplisist usahatani padi varietas lokal Rp. 5.117.178 dan Rp5.827.197 untuk padi vareitas unggul. Biaya implisit usahatani padi varietas lokal Rp. 4.578.212 dan Rp. 6.128.583 untuk varietas unggul. Rata – rata produksi untuk varietas lokal 1.526 kg dengan harga jual Rp. 7.500/kh dan untuk varietas unggul berjumlah 2.334 kg dengan harga jual Rp. 5.000/kg. adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitupendapaan petani varietas lokal Rp. 6.327.822/usahatani dan Rp. 5.842.803/usahatani. Untuk perbandingan pendapatan dengan uji T, diketahui bahwa Berdasarkan Kriteria pengambilan keputusannya dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka diketahui bahwa ttabel memiliki nilai 2,042. Dengan analisis statistika Uji T berikut, diketahui bahwa thitung  = 1,227 dan ttabel = 2,042 sehingga thitung < ttabel  maka ditarik kesimpulan terima H1 dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani padi varietas lokal dan varietas unggul dimana varietas lokal memberikan nilai pendapatan yang lebih besar. Kendala yang dihadapi petani dalam melakasanakan usahatani padi varietas unggul yaitu minimnya tenaga kerja, serangaan hama yang sangat terutama burung dan tikus, biaya yang besar dan minimnya modal usahatani.Kata kunci: Komparasi, pendapatan, usahatani, varietas unggul, varietas lokal 
Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Industri Tahu di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pabrik Tahu Raos Rasa) Fitriani Fitriani; Usamah Hanafie; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1996

Abstract

Kedelai yang belum diolah kurang disukai oleh masyarakat Indonesia, masyarkat indonesia  menyukai produk yang sudah jadi seperti tahu. Terkait dengan kenaikan harga kedelai lokal berkisar Rp 6000 untuk pembelian tiap kilogram, pabrik tahu Raos Rasa tetap memakai kedelai impor yang harganya lebih tinggi dari kedelai lokal yaitu Rp 7.100 untuk pembelian tiap kilogram dikarenakan kedelai impor memiliki biji yang besar dan kualitas yang baik. Padahal harga tahu tersebut susah untuk dinaikkan, sehinnga para produsen tahu sulit untuk menetapkan harga tahu. Dan dari segi nilai tambah mengetahui bagaimana dari kedelai menjadi tahu dengan harga kedelai yang tinggi. Industri pabrik tahu Raos Rasa dari sistem pemasarannya sudah memanfaatkan media sosial namun kurang aktif dalam penggunaannya. Oleh sebab itu perlu adanya analisis strategi pemasaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui biaya total produksi, penerimaan dan keuntungan, mengetahui nilai tambah, menetapkan strategi yang sesuai untuk pengolahan tahu dan mengetahui hambatan industri pabrik tahu Raos Rasa. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu studi kasus yaitu industri pabrik tahu Raos Rasa. Sedangkan untuk menentukan jumlah responden menggunakan teknik snowball sampling. Berdasarkan penelitian biaya total industri tahu Raos Rasa sebesar Rp 9.107.660. Penerimaan yang didapat sebesar Rp 11.610.000 dan keuntungan sebesar Rp 2.502.340. Nilai tambah industri tahu Raos Rasa sebesar Rp 4.913,75. Strategi pemasaran usaha industri tahu Raos Rasa adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities). Permasalahan yang dihadapi Industri tahu Raos Rasa yaitu ketika terjadinya perubahan harga bahan baku yang meningkat hal ini menyebabkan keuntungan dari penjualan berkurang.Kata kunci: tahu, biaya, nilai tambah, keuntungan, strategi pemasaran
ANALISIS BREAK EVENT POINT PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PT BORNEO INDO TANI KECAMATAN CINTAPURI DARUSALAM, KABUPATEN BANJAR Oni Theresya; Artahnan Aid; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2621

Abstract

Kelapa sawit merupakan sektor pengekspor urutan terbesar ke lima dalam ekspor bahan indrustri. Kelapa sawit adalah tanaman unggulan bagi Indonesia dalam perdagangan Internasional. Selama musim panen, kehilangan produksi sering terjadi dalam perusahaan kelapa sawit, untuk itu perlu adanya inovasi baru dalam produksi kelapa sawit membantu dalam pembudayaan di awal dan pengamatan di akhir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya produksi dan harga produksi dalam break event/titik impas pada perusahaan kelapa sawit. PT Borneo Indi Tani merupakan perusahan perkebunan kelapa sawit. Adapun dalam penelitian ini menggunakan data luasan penanaman sebagai tumpuan dalam pengolahan data. Luas tahun tanam (TT) 3.732,79 ha, luasan tanaman belum menghasilkan (TBM) 3.028,48 ha, luasan tanaman menghasilkan (TM) 5.446,22 ha dengan total luas lahan seluruhnya 10.000 ha. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode BEP (Break Event Point) atas produksi dan atas dasar harga. Perusahan PT Borneo Indo Tani berdasarkan data yang di peroleh tahun 2010-2018 telah mencapai kondisi break event/titik impas dan telah memperoleh keuntungan. Break Event Point Produksi produksi telah terjadi tahun 2015-2018 secara berturut-turut 19.912.732,36 kg; 11.460.836,55 kg; 8.935.340,51 kg; 16.251.453,01 kg. Break Event Point harga terlah terjadi tahun 2016-2018 secara berturut-turut Rp. 1.322, Rp. 920, Rp. 820.Kata kunci: BEP produksi dan harga, perkebunan kelapa sawit, TBM, TM
Analisis Kinerja Laporan Keuangan Koperasi Produsen Maju Bersama Kelurahan Landasan Ulin Timur Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru M. Fajar Reza Setiawan; Usamah Hanafie; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1275

Abstract

Abstrak. Dalam pelaksanaan kegiatan Koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar Koperasi itu sendiri, sebab Koperasi dipandang adalah sebagai soko guru dalam sektor ekonomi di Indonesia yang mulai berkembang dari bawah menjadi badan usaha lainnya, seperti Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa, Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja keuangan dan menganalisis perkembangan finansial pada Koperasi Produsen Maju Bersama dengan menggunakan analisis Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Produsen Maju Bersama Kelurahan Landasan Ulin Timur Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Hasil penelitian diperoleh mengenai kinerja keuangan di Koperasi Produsen Maju Bersama dilihat dari rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas. Hasil analisis rasio Likuiditas pada penelitian dalam Current Ratio di tahun 2015, 2016 dan 2017 ialah sebesar 4.872%, 3.345% dan 1.972%, disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Produsen Maju Bersama nilai sudah baik. Analisis rasio Solvabilitas yang digunakan pada panelitian adalah Debt to Equity Rasio (DER) di tahun 2015, 2016 dan 2017 ialah sebesar 2,20%, 290%, dan 5,10%, disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Produsen Maju Bersama nilai sudah baik. Analisis rasio Profitabilitas pada penelitian ialah (1) Rentabilitas Ekonomi memperlihatkan bahwa laba yang diperoleh bisa dikatakan kurang baik, sebab di tahun 2015, 2016 dan 2017 nilai Rentabilitas Ekonomi sebesar 9,27%, -1,63% dan -0,02%, (2) Return on Equity memperlihatkan bahwa laba yang diperoleh bisa dikatakan kurang baik, sebab di tahun 2015, 2016 dan 2017 nilai Rentabilitas Ekonomi sebesar 10,43%, -1,65% dan -0,02%, (3) Return on Investment memperlihatkan bahwa laba yang diperoleh bisa dikatakan kurang baik, sebab di tahun 2015, 2016 dan 2017 nilai Rentabilitas Ekonomi sebesar 10,43%, -1,65% dan -0,02%. Kata kunci: koperasi produsen maju bersama, laporan keuangan
Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Karet di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Muhammad Mirza Effendy; Muhammad Fauzi; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1318

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan  mengetahui struktur pendapatan rumah tangga petani karet yang ada di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar baik yang bersumber dari kegiatan on-farm, off-farm maupun  non-farm. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa sumber pendapatan nyata petani hanya dari kegiatan on-farm yaitu bersumber dari usahatani karet dan usahatani padi. Pendapatan rata-rata usahatani karet sebesar Rp 22.394.429,- per tahun, dan pendapatan rata-rata usahatani padi sebesar Rp 2.864.700,- per tahun. kontribusi pendapatan dari usahatani karet masih penyumbang terbesar pendapatan rumah tangga petani yaitu  sebesar 89%. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pendapatan rumah tangga petani karet adalah luas lahan, jumlah pohon yang telah menghasilkan, dan jumlah anggota rumah tangga petani. Kata kunci : pendapatan on-farm, off-farm dan non-farm
Strategi Pengembangan Usahatani Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru (Studi Kasus Usahatani Agrotif) Rifki Arselan; Usamah Hanafie; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2116

Abstract

Abstrak. Salah satu dari sektor pertanian dibidang hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan adalah produksi jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengamati faktor internal dan faktor eksternal dalam mengembangkan usahatani Agrotif dan merumuskan beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usahatani pada usahatani Agrotif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan responden. Responden meliputi internal dan eksternal usaha. Berdasarkan hasil faktor internal evaluasi didapat skor 2,8155 dan faktor eksternal evaluasi didapat skor 2,5638. Hasil dari total nilai tertimbang pada matriks internal faktor evaluation dan matriks eksternal faktor evaluation pada usahatani Agrotif yang dipetakan dalam matriks IE dan diperoleh posisi di kuadran V yang merupakan posisi “Menjaga dan Mempertahankan” (hold and maintain). Pada matriks SWOT terdapat sembilan strategi yaitu meningkatkan hasil produksi dan menjaga kualitas jamur tiram putih, melakukan pengembangan produk usaha jamur tiram putih, meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, mencari tambahan dana untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi SDM yang berkompeten, memelihara hubungan antara pemasok bahan baku, pelanggan serta pekerja, menjalin kemitraan, memperbaiki sistem manajemen, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pekerja.Kata kunci: strategi pengembangan, jamur tiram putih, analisis SWOT, matriks SWOT