This Author published in this journals
All Journal Frontier Agribisnis
Mahmudah Mahmudah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS USAHA TANI PADI MASYARAKAT DAYAK PITAP DENGAN SISTEM PERLADANGAN GILIR BALIK DI DESA LANGKAP KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Mahmudah Mahmudah; Masyhudah Rosni; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10358

Abstract

Pertanian menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakatadat. Salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang pengelolaanusaha tani masih bergantung pada kondisi alam serta adat budayaturun temurun adalah masyarakat Dayak Pitap di Balangan. Dalamkehidupan masyarakat tanaman padi sangat penting dan dimuliakan,pola pertanian padi dilakukan dengan perladangan gilir baliksehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaranseharusnya, biaya, penerimaan, pendapatan, kelayakan sertapermasalahan yang dihadapi oleh petani padi perladangan gilirbalik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langkap KecamatanTebing Tinggi pada bulan Juni 2022 hingga Maret 2023. Jumlahresponden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 petanidan dipilih dengan teknik acak sederhana (simple randomsampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perladangangilir balik memiliki tahapan yang teratur yaitu batirau, batabas,batabang, manyalukut, manugal, pemeliharaan, pengendalian hamadan penyakit dan penyakit, mangatam, aruh bamula, merapai ataubairik, aruh pasid atau aruh babuat dan aruh bawanang. Biaya totalyang diperlukan dalam usaha tani padi terdiri dari biaya eksplisitdan biaya implisit yakni sebesar Rp 7.502.569,00/usahatani danRp 20.623.500,00/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesarRp 28.126.069,00/usahatani. Penerimaan usaha tani padi sebesarRp 28.440.000,00/usahatani. Pendapatan usaha tani padi sebesarRp 20.937.431,00/usahatani. Berdasarkan perbandingan antarabiaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,01 yangberarti setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akandiperoleh penerimaan sebesar Rp 1,01 dengan kata lain usaha tanipadi dengan perladangan gilir balik ini layak atau menguntungkanuntuk diusahakan. Selanjutnya untuk permasalahan yang dihadapipetani yaitu hama dan penyakit, cuaca ekstrem, sengketa lahan danperembetan saat pembakaran.
Analisis Usaha Tani Padi Masyarakat Dayak Pitap dengan Sistem Perladangan Gilir Balik di Desa Langkap Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Mahmudah Mahmudah; Masyhudah Rosni; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10352

Abstract

Pertanian menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat adat. Salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang pengelolaan usaha tani masih bergantung pada kondisi alam serta adat budaya turun temurun adalah masyarakat Dayak Pitap di Balangan. Dalam kehidupan masyarakat tanaman padi sangat penting dan dimuliakan, pola pertanian padi dilakukan dengan perladangan gilir balik sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran seharusnya, biaya, penerimaan, pendapatan, kelayakan serta permasalahan yang dihadapi oleh petani padi perladangan gilir balik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langkap Kecamatan Tebing Tinggi pada bulan Juni 2022 hingga Maret 2023. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 petani dan dipilih dengan teknik acak sederhana (simple random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perladangan gilir balik memiliki tahapan yang teratur yaitu batirau, batabas, batabang, manyalukut, manugal, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit dan penyakit, mangatam, aruh bamula, merapai atau bairik, aruh pasid atau aruh babuat dan aruh bawanang. Biaya total yang diperlukan dalam usaha tani padi terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit yakni sebesar Rp 7.502.569,00/usahatani dan Rp 20.623.500,00/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesar Rp 28.126.069,00/usahatani. Penerimaan usaha tani padi sebesar Rp 28.440.000,00/usahatani. Pendapatan usaha tani padi sebesar Rp 20.937.431,00/usahatani. Berdasarkan perbandingan antara biaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,01 yang berarti setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,01 dengan kata lain usaha tani padi dengan perladangan gilir balik ini layak atau menguntungkan untuk diusahakan. Selanjutnya untuk permasalahan yang dihadapi petani yaitu hama dan penyakit, cuaca ekstrem, sengketa lahan dan perembetan saat pembakaran.
Pengelolaan Usaha Tempe dan Tahu di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut (Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga Tempe dan Tahu Bapak Sarduki) Mahmudah Mahmudah; Masyhudah Rosni; Djoko Santoso
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7803

Abstract

Di Kabupaten Tanah Laut terdapat 37 unit industri yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku utamanya. Salah satunya ialah industri rumah tangga tempe dan tahu Bapak Sarduki. Industri tersebut adalah juara pertama dari lomba rumah dan home industri terbersih dan sehat se Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan serta menganalisis kinerja usaha pada industri rumah tangga tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada industri rumah tangga tempe dan tahu Bapak Sarduki di Desa Jorong, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, pada bulan Oktober-Desember 2020. Responden penelitian ini adalah Bapak Sarduki. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa industri rumah tangga tempe dan tahu Bapak Sarduki memiliki tingkat pengelolaan sebesar 75%, nilai sehat organisasi sebesar 61%, nilai sehat administrasi sebesar 0%, dan nilai sehat usaha 0%. Artinya usaha tersebut mempunyai pengelolaan yang baik dan organisasi yang sehat, tetapi administrasi dan usaha belum sehat.