Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu, kecenderungan peningkatan prevalensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis yang berarti juga keterlambatan pengobatan. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI, penyakit kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5% atau 61.682 jumlah kasus. Yayasan Kanker Payudara Indonesia menyatakan ada kecenderungan penurunan usia penderita kanker payudara di Indonesia terutama pada remaja. Kasus yang pernah ditangani dilaporkan berusia 15 tahun. Kecenderungan ini diperkirakan karena gaya hidup terutama makanan yang tidak sehat (junk food), kurang konsumsi sayur dan buah, merokok dan alkohol. Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan asupan gizi yang belum baik, yaitu ketidakseimbangan antara asupan gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight) dan anemia. Pada masa remaja, komposisi diet saat pubertas yang tidak seimbang serta gaya hidup yang tidak sehat juga memiliki peran besar sebagai penyebab kanker payudara di kemudian hari. Hal ini disebabkan, gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kadar esterogen dan estradiol dalam tubuh. Mengingat telah ditemukannya kasus kanker payudara pada remaja maka perlu diberikan penyuluhan dan edukasi tentang deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam rangka meningkatkan kesehatan reproduksi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi pada remaja mengenai deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)