Latar Belakang: perilaku caring perawat merupakan salah satu faktor penentu kepuasan pasien di RS. Tujuan: mengeksplorasi perilaku caring perawat berbasis budaya NTT. Metode: Eksplatory design. Partisipan: 14 tokoh masyarakat, 11 orang pimpinan RS, 10 orang pasien, dan 5 orang perawat pelaksana. Pemilihan partisipan secara purposive. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara mendalam dan FGD. Analisis data menggunakan pendekatan Colaizzi. Hasil: Penelitian ini menghasilkan 3-4 tema untuk setiap kelompok partisipan dan menghasilkan model floramora caring. Flora singkatan dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor, yang merupakan empat suku besar di NTT. Mora merupakan sejenis bunga yang melambangkan caring adalah kasih dan kebaikan yang diwujudkan melalui budaya 3H: Hase, Hakneter, Haktaek (Menyapa, Menghargai, Menghormati) pasien dan keluarganya, budaya 4N: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Nalar, Nafsu/semangat, Naluri, Nurani), budaya Karawa ya ole atamu gai’mu kada manuwara gu ole atamu (melayani pasien seperti perawat ingin dilayani), budaya su’u papa suru, sa’a papa laka (berbagi kasih dan tanggung jawab), budaya Halon No Viar (Berharap dan Percaya). Simpulan: Model ini menggambarkan tentang budaya berkomunikasi, pelayanan, dukungan psikologis dan spiritual berbasis budaya. Saran: Model ini dapat diterapkan di RS guna memenuhi hak-hak pasien dan keluarga (HPK) yang berdampak pada peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien.