Wanita yang berstatus sebagai single mother harus menjalankan peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah. Dalam menjalani peran ini mereka terlibat dalam konflik-konflik yang tidak dapat dielakkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk manajemen konflik akibat perceraian dan bentuk-bentuk pola pengasuhan anak yang dilakukan oleh single mother. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Data dianalisis secara kualitatif, penyajian dan verifikasi data-data yang diperoleh secara objektif dengan cara menghubungkan informasi-informasi yang diberikan oleh para single mother. Hasil penelitian menemukan bahwa para single mother di kecamatan Bebesen kabupaten Aceh Tengah, pada umumnya bercerai dengan sebab suami yang berselingkuh, tidak memberi nafkah dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Adapun masalah yang dialami oleh single mother dalam menjalani roda kehidupan rumah tangga, terutama dalam pengasuhan anak sangat komplek, pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, karena di samping mengurus/mengasuh anak juga harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam menyelesaikan persoalan dalam keluarga para single mother menggunakan manajemen konflik terhadap masalah yang dihadapi dengan cara melihat konflik secara utuh, dianalisis dan kompromi menggunakan strategi manajemen konflik secara produktif. Dari hasil penelitian para single mother yang memiliki anak menerapkan pola asuh yang berbeda-beda, termasuk otoriter, demokratis dan permisif. Kaitan manajemen konflik single mother dalam pola pengasuhan anak para single mother mencari nafkah dengan cara bekerja sesuai kemampuan mereka masing-masing. Sehingga para single mother ini jarang berada dirumah untuk melihat tumbuh kembang anaknya. Tetapi masih memantau kegiatan anak-anaknya melalui orang terdekat.