Munawir Munawir
Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Balita ISPA Instalasi Rawat Jalan di Puskesmas Cakranegara Kota Mataram Tahun 2023 Amnan Amnan; Munawir Munawir; B. Fitria Maharani; Indri Wulansari
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 4 No 1 (2024): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v4i1.651

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang menyerang saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Angka kejadian ISPA di Indonesia masih tinggi, terutama pada anak-anak dan balita. Menurut Kementerian Kesehatan RI, hampir 17 % kematian setiap tahunnya disebabkan oleh ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien balita ISPA Instalasi Rawat Jalan di Puskesmas Cakranegara Tahun 2023.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data secara retrospektif terhadap pasien balita ISPA di Puskesmas Cakranegara tahun 2023.Hasil penelitian menunjukkan Penggunaan antibiotik pada responden balita ISPA secara tepat diagnosis (100%), tepat indikasi (99 %), tepat dosis (100%), tepat interval waktu pemberian (100%), dan waspada efek samping (100%). Rekomendasi: Bagi Puskesmas Cakranegara, diharapkan untuk tetap mempertahankan rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien balita ISPA, secara tepat diagnosis, tepat dosis, tepat interval waktu pemberian dan waspada efek samping dan yang belum memenuhi peningkatan pengobatan secara rasional adalah tepat indikasi.
Formulasi Sediaan Masker Wajah Ekstrak Etanol Tangkai Pepaya (Carica Papaya L.) Sebagai Antibakteri Staphylococcus epidermidis Faelga Sara Rosiana; Munawir Munawir; B. Fitria Maharani; Dewi Natalia Sri Harmoni
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 2 No 1 (2022): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v2i1.656

Abstract

Tangkai pepaya (Carica papaya L.) memiliki beberapa senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tannin, saponin, dan alkaloid yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat pada wajah. Sediaan masker wajah salah satu sediaan yang mudah diaplikasikan dan memberikan pelepasan zat aktif lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis formulasi sediaan masker wajah ekstrak tangkai pepaya (Carica papaya L.) sebagai antibakteri Staphylococcus epidermidis. Pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak tangkai pepya dengan metode maserasi dan menggunakan alcohol 96% sebagai pelarut. Ekstrak yang dihasilkan dilakukan skrining fitokimia yaitu uji alkaloid, tannin, saponin, dan flavonoid. Masker wajah ekstrak tangkai pepaya dibuat dengan beberapa konsentrasi yaitu 0, 20, 40, 60, dan 80%. Uji stabilitas fisik yang dilakukan pada sediaan masker wajah ekstrak tangkai pepya diantaranya uji organoleptis, uji daya sebar, uji pH, dan uji daya lekat. Penelitian dilanjutkan dengan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidisI dengan clindamycin sebagai control positif. Serbuk simplisia tangkai pepaya yang dihasilkan memiliki susut pengeringan sebesar 0,89%. Hasil ekstrak tangkai pepaya yang diperoleh yaitu 12,1%. Sediaan masker wajah ekstrak tangkai pepaya setelah dilakukan uji organoleptis yang telah diamati dari segi warna terlihat F1 dan 2 warna gel yang dihasilkan hijau sedangkan F3 dan 4 dihasilkan hijau pekat. Pada penelitian ini uji homogenitas pada semua formulasi menunjukkan homogen (+). Pengujian pH menunjukkan bahwa masing-masing formulasi menunjukkan pH yang berbeda-beda. Nilai pH paling rendah yaitu 5 ditunjukkan pada F4. Semakin besar konsentrasi ekstrak tangkai pepaya maka semakin rendah pH yang dihasilkan. Hasil uji daya lekat menunjukkan bahwa daya lekat sediaan gel setiap formulasi berbeda-beda, dimana F0 memiliki daya lekat rata rata terbesar yaitu 10 detik Sedangkan F4 memiliki daya lekat rata-rata sebesar 1 detik. Pada penelitian ini didapatkan hasil uji daya hambat terbesar pada F1 yaitu sebesar 12,77 mm.
Analisis Pola Penggunaan Obat Pada Pasien Gastritis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2022 B. Fitria Maharani; Faelga Sara Rosiana; Almahera Almahera; Munawir Munawir
Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 3 No 1 (2023): Medika: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69503/medika.v3i1.657

Abstract

Gastritis terjadi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung akibat adanya infiltrasi sel dan peradangan pada organ tersebut.Penyakit gastritis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Beberapa golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan gastritis diantaranya pompa proton inhibitor (PPI), antagonis reseptor H2, antasida, dan sukralfat. Apabila pasien mengalami gastritis yang disebabkan oleh H. pylori maka pengobatan ditambahkan dengan antibiotik. Karena pengobatan pada pasien gastritis terdiri dari beberapa kombinasi obat, maka sering terjadi suatu masalah yang disebut Drug Related Problems (DRP). Metode penelitian yang digunakan yaitu non eksperimental menggunakan desain penelitian deskriptif, teknik observasi, analisis data kualitatif rekam medis pasien gastritis di fasilitas rawat jalan RS Bhayangkara. Populasi penelitian yang diambil adalah penderita penyakit Gastritis pada bulan Januari s/d Desember 2022 sebanyak 1164 pasien dengan sampel minimal sebanyak 92 sampel. Dari 92 sampel, didapatkan hasil bahwa pasien menggunakan kombinasi obat antasida dan ranitidine sebanyak 20 pasien (21,7%), lansoprazole dan sukralfat sebanyak 43 pasien (46,7%), serta antasida dan sukralfat sebanyak 29 pasien (31,6%). Kombinasi obat yang paling banyak digunakan adalah lansoprazole dan sukralfat. Dari beberapa kalsifikasi DRP, didapatkan hasil bahwa kejadian DRP yaitu adanya interaksi obat diantaranya lansoprazole dan sukralfat, antasida dan sukralfat, clobazam dan lansoprazole, antasida dan ranitidine, serta sukralfat dan levofloxacin.