Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Transformasi gebyok Kudus dengan pendekatan hermeneutika dan intertekstualitas Titihan Sarihati; I Made Gede Arimbawa; Rexha Septine Faril Nanda
ARSNET Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Department of Architecture Faculty of Engineering Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/arsnet.v3i2.83

Abstract

Artikel ini membahas tentang proses transformasi gebyok Kudus sebagai elemen tradisi dan penerapannya pada berbagai konteks. Gebyok Kudus merupakan elemen tradisi Indonesia yang kerap dijumpai pada hunian maupun ruang publik dan telah mengalami penyesuaian dari masa ke masa. Penelitian terdahulu terkait gebyok membahas mengenai ragam hias dan makna, namun kajian mengenai proses transformasi gebyok pada masa lalu dan masa kini belum banyak dibahas. Studi ini menggunakan pendekatan hermeneutika dan intertekstualitas untuk memersepsikan objek kajian dan mengkaji transformasi yang terjadi. Telaah lebih lanjut dilakukan terhadap data objek gebyok Kudus lama maupun baru melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara terhadap pemilik rumah, tokoh budaya setempat, dan pelaku industri ukir kayu untuk mengetahui latar belakang sosial budaya perubahan gebyok. Penelitian ini mengidentifikasi proses transformasi dan transposisi gebyok Kudus yang ditunjukkan dengan adanya perubahan wujud, fungsi, makna, dan penempatan. Gebyok Kudus sebagai elemen tradisi yang sarat dengan simbolisme menjadi objek dengan makna yang berbeda secara estetika dan fungsi. Pemahaman ini memperlihatkan evolusi elemen tradisi arsitektur berdasarkan perubahan kebutuhan perancangan dari masa ke masa.   This article explores the transformation process of Kudus gebyok as a traditional element based on hermeneutic and intertextuality. Kudus gebyok is an Indonesian traditional element that commonly found in domestic or public space which have adapted from time to time. Previous studies about gebyok have discussed about the various aesthetic and meanings of gebyok, but there is limited discussion on the transformation of gebyok from the past to the present. This study employs hermeneutics and an intertextual approach to explore gebyok as the object of study and its transformation process. Further exploration is done to new and older gebyok through observation, documentation, and interviews with house owners, local cultural figures, and local wood carving craftsmen to understand about the socio-cultural background of gebyok and its changes. This study identifies the transformation and transposition of Kudus gebyok that is demonstrated through changes in its form, function, meaning, and placements. Kudus gebyok as a traditional element is imbued with symbolism into objects with different meanings in terms of aesthetics and usage. Such understanding demonstrates the evolution of traditional architecture based on changes in design needs from time to time.
Kajian Space Syntax pada Penelitian Kantor BPJS Kesehatan Cabang Utama Bandung Khuzaimah, Alifah Nuhaa; Hanafiah, Ully Irma Maulina; Faril Nanda, Rexha Septine
Jurnal Desain Interior Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v9i2.19914

Abstract

ABSTRACTThe BPJS office serves as a place for administrative activities and public services related to social security programs in Indonesia. The BPJS Kesehatan office, specifically, plays a crucial role in providing services related to health insurance and social security. The importance of delivering excellent services is paramount to meet the needs and satisfaction of the public. However, issues regarding the quality of public services in Indonesia have influenced public opinions about the services provided by BPJS. To address these issues, the research employs a space syntax approach to analyze the spatial relationships between adjacent spaces and identify the connectivity of spaces, both direct and indirect. The applied methodology involves surveys and observations, with data being analyzed by referencing previous research. The primary objective of the research is to analyze the spatial configuration, including the elements of interior design, in the BPJS Kesehatan office. The anticipated outcomes of this research are expected to serve as a valuable reference and contribute to further studies by other researchers. By gaining insights into the spatial configuration and interior elements, it is hoped that the research findings will provide a basis for improvements in the quality of public services at BPJS Kesehatan. This research also aims to be a foundation for future investigations in this field.
Analisis Proxemics dalam Transformasi Ruang Budaya Minangkabau terkait Pergeseran Fungsi pada Istano Basa Pagaruyuang Faril Nanda, Rexha Septine
Jurnal Desain Interior Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v10i1.19789

Abstract

Istano Basa Pagaruyuang, sebuah bangunan bersejarah di Sumatera Barat yang menandakan kekayaan budaya suku Minangkabau. Bangunan yang dibangun oleh Raja Adityawarman ini, bukan hanya merupakan peninggalan sejarah, tetapi juga monumen yang mempertahankan identitas kuat suku Minangkabau. Sebagai Rumah Gadang, Istano Basa Pagaruyuang ini meruapakan pusat kekuasaan kerajaan yang mencerminkan kearifan lokal dan kekayaan budaya pada zamannya. Pembangunan kembali Istano setelah kebakaran tahun 2007 menjadi bukti ketahanannya dan menceritakan kisah yang berharga.Terletak di Nagari Padang Siminyak, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Istano Basa Pagaruyuang memiliki struktur bangunan sejarah yang terintegrasi dengan makna penting bagi masyarakat Minangkabau. Penelitian ini fokus pada proxemics, khususnya ruang interior Rumah Gadang di dalam Istano Basa Pagaruyuang. Perubahan fungsi dari pusat kerajaan menjadi situs cagar budaya telah memengaruhi komunikasi nonverbal, mengeksplorasi aspek-aspek ruang, jarak, dan perilaku individu. Literatur penelitian membahas aspek-aspek fundamental proxemics, mengambil teori dari Edward T. Hall dan penelitian lain yang mengeksplorasi dampak desain fisik terhadap perilaku manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif komprehensif dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran fungsi Istano Basa Pagaruyuang telah memengaruhi transformasi ruang budaya Minangkabau, terutama terlihat dalam penggunaan ruang yang berubah dan pergeseran komunikasi nonverbal. Pembahasan mendetail melibatkan analisis ruang setiap area Rumah Gadang dan mengeksplorasi faktor-faktor proxemics yang mempengaruhi perubahan. Studi ini menyimpulkan bahwa pergeseran fungsi Istano Basa Pagaruyuang dari pusat kerajaan menjadi situs cagar budaya tidak hanya memengaruhi ruang fisik, tetapi juga hubungan sosial dan budaya yang kompleks yang tetap terjaga dalam monumen budaya ini.
Perancangan Concrete Coworking Space Di Bandung Dengan Pendekatan Brand Identity Zulfa, Faradhila; Haristianti, Vika; Septine Faril Nanda, Rexha
eProceedings of Art & Design Vol. 11 No. 5 (2024): Oktober 2024
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coworking spaces are co-working spaces that combine elements of informal and creative spaces, enabling a more dynamic collaboration. The design of co-working space in Bandung aims to create a workspace that is not only a place to rent, but also a place to connect, create, and collaborate. Data collection methods include interviews with co-working managers who are used as comparative studies, direct observation of three co-working spaces, as well as literature and precedent studies. Data analysis was conducted qualitatively descriptively, aiming to understand the co-working phenomenon in Bandung and formulate the appropriate design concept. The co-working phenomenon in each region depends on the characteristics of the region itself. Bandung, as one of the major cities in Indonesia known for its innovation and creative economy, is a strategic location for the development of co-working spaces. The design of this new co-working space in Bandung uses the <Concrete Space= brand identity approach that focuses on connection, creativity, and collaboration in accordance with its vision and mission. The design overcomes the problem of overlapping space usage with a more effective division of zones. Each floor is designed based on the characteristics of the brand's activities for specific functions, from collaborative workspaces, open and closed event areas, to private areas for rental offices. There are also collaboration booths for specialized collaboration in accordance with the brand's vision and mission. The brand identity approach is applied both externally and internally, through design elements such as shapes, colors, materials, and lighting that reflect the brand's characteristics. Keywords: co-working space, brand identity, flexible, collaboration.