Ine Sarline
Alumni Jurusan Tradisi Lisan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGETAHUAN TRADISIONAL KAFOERENO LAMBU DI DESA LAPODIDI KECAMATAN KONTUNAGA KABUPATEN MUNA Ine Sarline; La Ode Dirman; Samsul Samsul
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 1 No 2 (2018): Volume 1 Nomor 2, Juli-Desember 2018
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v1i2.771

Abstract

Tradisi kafoereno lambu merupakan tradisi suku Muna yang menjadi pengalaman suatu masyarakat dalam membangun rumah baru yang berasal dari nilai luhur orang tua terdahulu yang bertujuan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Tujuan dalampenelitianadalah untukmenggambarkan bentuk, fungsi, dan nilai pengetahuanlokal yang ada dalam tradisi kafoereno lambu pada masyarakat Desa Lapodidi,Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.Pengumpulan data dilakukanmelaluiobservasi (pengamatan) secarapasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisisdilakukanmelaluitigatahapyaitureduksi data, display data, dan menarik kesimpulan/verifikasi.Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitumenetapkaninformankunci.Informanpenelitianterdiriatas imam (kepaladesa), tokoh masyarakat yang mengetahui tentang tradisi kafoerenolambu, dan warga desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi kafoereno lambu ini merupakan salah satu tradisi suku Muna yang masih dilakukan dari dulu sampai sekarang. Dalam tradisi ini memiliki beberapa tahap yang memilikifungsi dan nilai dalam kehidupan warga/masyarakat etnis Muna, adapun tahap-tahap dalam prosespelaksanaan tradisi ini anatara lain: tahap pertama kasolonowite(memeriksa atau mengecek keadaan tanah), tahap kedua kaghondonogholeometaa (mencariatau melihat haribaik),tahap ketiga kafoereno katumbulao(mendirikantiang-tiangrumah), tahap keempat, tahap penutupan, tuan rumah menyiapkan makanan (nasi, ikan, sayur, dan yang lainnya) sebanyak mungkin untuk dimakan oleh warga/masyarakat yang datang turut membantu dalam mendirikan rumaht ersebut. Sebagai bentuk rasa syukur pemilik rumah atas bantuan dari warga masyarakat. Selain itu, dalam tradisi ini terdapat beberapa nilai yang terkandung di dalamnya yaitu: nilai religi, nilai gotong-royong, dan nilai budaya.