iman saputra
Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TARI MOMAANI DALAM PROSESI ADAT METIWAWA PADA ETNIK MORONENE DI KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN BOMBANA iman saputra; Rahmat Sewa Suraya; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli-Desember 2020
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v3i2.1346

Abstract

Tari momaani merupakan salah satu jenis tari tradisional yang dimiliki oleh masyarakat moronene dan berbentuk tari perang sekaligus tari penyambutan. Tujuan dalam penelitian ini adalah, (1) Untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, (2) Untuk menganalisis makna gerak tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, (3) Untuk mengetahui fungsi tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana. Penelitian ini dilakukan mulai bulan april sampai mei pada tahapan pra-observasi dan penelitian secara utuh mulai bulan juni sampai juli, yang dilaksanakan bertempat di Kelurahan Doule Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung, wawancara terhadap informan dan dokumentasi, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk penyajian tari Momaani, pertama digunakan sebagai pengawal raja (mokole), yang kedua digunakan sebagai pengawal tinaniwawa atau mempelai wanita pada saat prosesi metiwawa atau tradisi pengataran mempelai wanita menuju kediaman mempelai pria untuk melakukan proses pernikahan atau akad nikah, selain perubahan yang terjadi pada media pelaksaannya, terdapat juga perubahan dalam bentuk tahapan pelaksanaan tari yaitu pada saat melakukan pengawalan terhadap raja, penari terlebih dahulu melakukan ritual mebaho kabala (mandi kebal), sedangkan pada saat metiwawa para penari tidak melakukan ritual pemandian tersebut, akan tetapi makna gerak dan fungsi tari momaani masih dipercaya dan diterapkan oleh masyarakat moronene,berdasarkan hasil penelitian tersebut tari momaani yang dilakukan pada saat ini termasuk dalam tari tradisional yang telah dikreasikan dalam bentuk yang lebih modern yang meyebabkan hilangnya sebagian nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tari momaani tersebut.