Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

NILAI BUDAYA DAN POLA PEWARISAN SASTRA LISAN DI SULAWESI TENGGARA: PENDEKATAN TRADISI LISAN Salniwati Salniwati; Nurtikawati Nurtikawati
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 5 No 3 (2016): Volume 5 Nomor 3, Oktober 2016
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.775 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v5i3.393

Abstract

This study examines the cultural values and patterns of inheritance of oral literature on Ethnics in Southeast Sulawesi by the oral tradition approach. This research data consists of secondary data and primary data with interview and recording collecting technique. Data were analyzed by using qualitative descriptive method. The results of this study indicate that the cultural value of oral literature has a diversity of points of view on ethnic groups in Southeast Sulawesi. Oral literature is assessed as a religious system, spirit, aesthetics, ethics, morals, entertainment and education. Cultural values are actualized in the way of life and become the signs of character formation of society. The pattern of inheritance of oral literature is a form of product and process of oral tradition. As a product, the arrival or form of oral oral literary messages from person to person across generations. As for the process, oral literature is transmitted through mouth to mouth along with mnemonics devices. This transmission process is influenced by place, time, media or means, performer, situation, mood and method.
ANALISIS POTENSI KECAMATAN WUNDULAKO SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN KOLAKA Rahmat Sewa Suraya; Arman Arman; Nurtikawati Nurtikawati; Alias Alias
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 9 No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, Juni 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v9i2.826

Abstract

Kebudayaan merupakan aset daerah yang berpotensial dikembangkan dalam berbagai sektor pemerintahan. Khusus dalam bidang pariwisata, kebudayaan adalah produk yang sangat baik dikembangkan untuk menarik minat wisatawan. Oleh karena itu, pengkajian potensi daerah sebagai tujuan wisata budaya menjadi dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan potensi budaya yang dimiliki Kecamatan Wundulako sehingga dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata budaya di Kabupaten Kolaka dan mejelaskan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam mendukung Kecamatan Wundulako sebagai daerah tujuan wisata budaya di Kabupaten Kolaka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan dua cara yakni wawancara, observasi dan studi dokumen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Tradisi dan budaya yang ada meliputi upacara ritual mosehe wonua sebagai upaya yang untuk mensucikan kampung/negeri agar terhindar malapetaka dan wabah penyakit, upacara ritual mesosambakai bagi bayi yang baru lahir agar anak yang dilahirkan itu terhindar dari bahaya sekaligus didoakan agar mudah rezekinya, akikah (mosere owuu), tradisi ritual perkawinan, hingga tradisi pengobatan tari lulo sangia. Pada sisi yang lain peran strategis pemerintah adalah dengan tersedianya sarana prasarana pendukung pariwisata. Selain itu, terjadwal secara baik pentas budaya dalam bentuk even budaya sebagai penggerak sektor pariwisata di Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.
Sosialisasi Penerapan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran Guru SMA Negeri 2 Kota Kendari Sulawesi Tenggara Eva Gultom; Komang Wahyu Rustiani; Nurtikawati Nurtikawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEK Vol 2, No 2 (2022): Edisi Juli 2022
Publisher : STMIK Triguna Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53513/abdi.v2i2.5741

Abstract

Tujuan dari proposal pengabdian masyarakat ini adalah mensosialisasikan penerapan e- learning dalam proses belajar mengajar di sekolah formal sehingga pemanfaatan teknologi bisa dirasakan secara merata oleh tenaga pendidik. Adapun target khusus dari proposal kegiatan ini yaitu ingin memperlengkapi dan memperkaya kemampuan atau skill tambahan guru SMA Negeri 2 Kecamatan Poasia Kota Kendari dalam menggunakan teknologi berbasis revolusi industri 4.0 dan kemudian mampu menyalurkan ilmu tersebut ke peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih menarik, fun, efisien dan efektif. Metode yang akan digunakan dalam proposal ini adalah pembelajaran aktif dan partisipatif. Dalam proses sosialisasi, pemateri akan membekali 50 peserta pelatihan akan e-learning seperti pembuatan akun gmail, panduan registrasi akun gmail guru di google classroom, panduan penginputan semua akun gmail peserta didik, pembuatan folder kelas, materi ajar, ujian hingga hasil ujian dan tugas yang nantinya dapat dipublikasi secara online.
PELATIHAN JURNALISTIK DALAM MENULIS BULETIN DENGAN KONTEN BUDAYA Salniwati Salniwati; Komang Wahyu Rustiani; Faika Burhan; Nurtikawati Nurtikawati; Wa Ode Heli; Laode Alimin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i2.5932

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan implementasi Program MBKM yang mengangkat judul pelatihan jurnalistik dalam menulis buletin dengan konten budaya. Tujuan kegiatan ini Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tahapan pelatihan jurnalistik dalam menulis buletin dengan konten budaya dan mendeskripsikan dan menjelaskan konten budaya yang berhasil diliput untuk menulis buletin oleh peserta kegiatan pelatihan jurnalistik. Sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa pada salah satu program studi di Universitas Kota Kendari yang memiliki minat dan bakat jurnalistik namun belum memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis jurnalistik yang baik. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi pembekalan tentang konsep jurnalistik, etika dan cara kerja jurnalis, cara peliputan berita dan cara menuliskannya dalam bentuk buletin dengan konten budaya. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah applikasi whatsApp, google meet dan peralatan pembekalan materi dan perlengkapan meliput berita. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah terwujudkan tahapan pelatihan jurnalistik yang meliputi tahap tutorial pembekalan jurnalistik, Pelatihan Meliputan berita tentang warisan budaya tangible di lapangan, rapat redaksi penyusunan naskah buletin dengan konten budaya dan tahap penerbitan buletin pada media cetak. Konten buletin budaya yang dihasilkan berupa deskripsi warisan budaya tangible penggalan masa kolonila Jepang di Kota Kendari. Inilah salah satu dampak positif dari program MBKM yang membuka ruang dan kreatifitas dosen dan genersi muda untuk berkarya memajukan Indonesia, khususnya melalui dunia pendidikan.
INVENTARISASI ALAT MUSIK TRADISIONAL BERBAHAN DASAR BAMBU DI MUSEUM SULAWESI TENGGARA Nurtikawati Nurtikawati; Komang Wahyu Rustiani; Arie Toursino Hadi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.11439

Abstract

Alat musik tradisional adalah salah satu benda seni budaya yang dapat dinikmati dan dipelajari pada saat ini. Jika ditelusuri lebih dalam, benda seni budaya tersebut memiliki nilai filosofis yang kaya. Alat musik tersebut dapat mengungkap peradaban di masa lalu ketika benda seni tersebut pertama kali diciptakan dan dimainkan. Seharusnya hal ini menjadi perhatian khusus bagi Museum Sulawesi Tenggara. Namun ternyata, generasi muda sangat jarang mengunjungi museum tersebut serta kurangnya inventarisasi benda seni budaya, khususnya alat musik tradisional yang dibuat dari bambu. Pengabdian ini dilakukan untuk memberikan solusi agar generasi muda tertarik untuk mengunjungi Museum Sulawesi Tenggara dan menginventarisasi benda seni budaya, khususnya alat musik tradisional yang dibuat dari bambu. Pengabdian ini menggunakan metode sosialisasi tentang benda seni budaya, teknik pembuatan inventarisasi, dan praktik pembuatan katalog. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat membantu staf untuk menginventarisasi benda kebudayaan lain yang terdapat di Museum Sulawesi Tenggara. Sejak dilakukannya pengabdian kepada masyarakat melalui pembuatan katalog, maka pencarian dan pemahaman tentang alat musik tradisional, khususnya yang dibuat dari bambu, menjadi lebih mudah diakses. Hal ini mampu memberikan solusi, sehingga generasi muda mulai datang mengunjungi Museum Sulawesi Tenggara
DESAIN MOTIF DAN WARNA ANYAMAN BERBASIS BAHAN LOKAL BAGI PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KECAMATAN WAWONI BARAT Ashmarita; Abdul Jalil; La Ode Topo Jers; Umar; Nurtikawati
PEDAMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol. 1 No. 2 (2023): JULI 2023
Publisher : MEDIA INOVASI PENDIDIKAN DAN PUBLIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya produk kerajinan atau anyaman di Konawe Kepulauan yang bahan dasarnya tersedia dan berpotensi untuk dikembangkan lebih agar memiliki nilai jual, paling tidak untuk variasi dan mendorong pengunjung diluar Konawe Kepulauan lebih tertarik, lebih dari itu bisa ditingkatkan pemasarannya lewat pihak pihak terkait untuk meningkatkan kesejahteraan para pengrajin. Bentuk anyaman yang sudah terpola selama ini adalah polos, seperti bentuk tikar, topi, caping dan sejenis tas atau yang lain, seiring waktu dan untuk menarik pasar, maka diperlukan pola dan motif yang tidak sekedar polos, tetapi perlu desain dan motif dan berpola agar produk anyaman tersebut lebih menarik dan bernilai lebih terutama bagi pengunjung atau pihak lain di dunia industri dan kerajinan tangan. Artinya para pengrajin dapat didorong agar motif yang tersedia dapat didesain dan dimotif dengan warna warna tertentu agar tampilan produk dari anyaman tersebut dapat bernilai indah dan menarik sehingga secara otomatis akan bertambah nilai jualnya. Adapun penerima sasaran pertama dalam kegiatan ini adalah siswa siswi SMAN 1 Wawonii Barat dengan harapan mereka bisa memberikan edukasi dan informasi serta pengetahuan pentingnya motif yang dimiliki para pengrajin dapat dikembangkan atau memberikan inovasi pada motif atau pola dasar produk anyaman tersebut. Penelitian ini secara kualitatif menilai potensi anyaman daun purun atau bahan lokal di Konawe Kepulauan untuk didorong menjadi produk unggulan, utamanya mengedukasi dan memberikan ketrampilan agar produk yang ada didesain dan dimotif. Dengan bekerjasama pada dunia industri dan akademik, produk anyaman bisa ditingkatkan pemasarannya pasca dimotif, utamanya produk produk topi atau tikar yang menjadi basis pola atau bentuk selama ini. Hasil yang ingin diharapkan dari kegiatan ini tersedianya produk anyaman dengan berbagai pola dan motif melalui dunia pendidikan dimulai tingkat SMA, selain di tingkat sekolah juga tersedia guru bidang prakarya, perlunya dukungan dari berbagai stakeholders untuk meningkatkan nilai jual produk anyaman ini, baik dengan pemerintah maupun swasta.
RITUAL MANGGILO PADA SUKU TOLAKI DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE Ardila Pradita; La Ode Syukur; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 1 No 1 (2018): Volume 1 Nomor 1, Januari - Juni 2018
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v1i1.835

Abstract

Ritual manggilo adalah ritual pengislaman oleh suku tolaki. Ritual manggilo sebagai tradisi budaya lama suku Tolaki yang disakralkan. Tujuan dari penelitain bertujuan untuk mengetahui proses serta fungsi dan makna yang terkandung dari ritual manggilo. Metode Penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui pra-lapangan, pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual manggilo memiliki fungsi sosial yaitu menunjukkan perubahan tingkah laku kepada anak yang telah melaksanakan manggilo. Makna dari bahan-bahan yang ada dalam ritual manggilo yaitu beras merah dan beras putih sebagai darah yang ada pada manusia, ayam kampung yang diambil isi dalamnya bermakna bahwa ritual manggilo bukan hanya sekedar diluar saja melainkan benar-benar dari dalam diri manusia dan seperti layaknya kelapa yang berguna mulai dari akar, batang, daun dan buah, kelapa/kaluku dalam ritual manggilo bermakna bahwa anak yang telah melewati manggilo berguna dalam masyarakat sosial.
TUTURAN RITUAL MO’OOLI PADA PEMBUKAAN LAHAN BARU PERLADANGAN MASYARAKAT MORONENE DESA HUKAEA-LAEYA KECAMATAN LANTARI JAYA KABUPATEN BOMBANA Asep Sunandar; La Ode Dirman; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 1 No 2 (2018): Volume 1 Nomor 2, Juli-Desember 2018
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v1i2.852

Abstract

Penelitian ini dianalisis menggunakan metode penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan dan wawancara mendalam yang didukung dengan dokumentasi dan perekaman/video. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat dan Tumpuroo (dukun). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ritual adat Mo’ooli dilaksanakan oleh beberapa orang di sebuah tempat yang dianggap keramat karena terdapat makam leluhur. Beberapa hal yang harus disiapkan sebagai pe’oli adalah dua pasang sarung (sarung laki-laki dan sarung perempuan), dua pasang pakaian (pakaian laki-laki dan pakaian perempuan), daun sirih (bite), buah pinang (wua), kapur sirih (ngapi), tembakau (ahu), kulit jagung (kulimpuhu). Pe’oli dipersembahkan sebagai syarat untuk melaksanakan sebuah hajat baik pribadi maupun kelompok masyarakat Moronene agar mendapat restu dari Sangia/Ntiwonua sehingga terhindar dari marabahaya. Pesan disampaikan secara langsung dalam bentuk tuturan mantra. Jenis serangga yang datang di sekitar tempat pelaksanaan ritual adat Mo’ooli menjadi pertanda diterima atau tidaknya permohonan izin/restu. Proses yang dilalui dalam pelaksanaan ritual adat Mo’ooli memperlihatkan harmoni komunikasi antara hamba dan gustinya.
RITUAL PITON-PITON PADA ETNIK JAWA DI DESA LABUKOLO KECAMATAN TIWORO TENGAH KABUPATEN MUNA BARAT retno gemilang; Syahrun Syahrun; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v4i2.1326

Abstract

Ritual Piton-piton merupakan ritual yang dilaksanakan oleh etnik Jawa khususnya di Desa Labukolo ketika ada anak bayi yang berusia tujuh bulan diadakan ritual menginjakan kaki ke tanah, ritual menginjakkan kaki ke tanah merupakan suatu ritual dimana manusia wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberikan kehidupan yang lebih baik . Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual ritual Piton-Piton pada etnik Jawa di Desa Labukolo Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat (2) untuk menganalisis makna yang terkandung dalam ritual Piton-Piton pada etnik Jawa di Desa Labukolo Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik obsevasi (pengamatan), wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan teknik proposive sampling data yang dianalisis mengunakan teknik sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ritual Piton-Piton dilaksanakan atas beberapa tahap yakni: tahap persiapan bahan: jadah dua warna, kurungan, air dan bunga, pakaian. Tahap pelaksanaa yaitu: menginjakkan kaki bayi ke jadah, dikurungi bayi, memandikan bayi menggunakan air dan bunga, dan ganti baju. Makna dari setiap tahap pelaksaan yaitu: makna dari menginjkkan kaki di Jadah agari anak dapat mengatasi kesulitan dan orang tua berharap semoga anak tersebut kelak dapat mengatasi kesulitan hidup, makna dari dikurunggi yaitu: agar bayi dapat menyesuaikan diri ke dalam masyarakat luas, makna dimandikan yaitu: agar selalu dalam lindungan Allah sarta dapat mengharumkan busana bisa melihat derajat orang tersebut serta dengan pakaian manusia dapat diketahui berbudaya dan asal mereka darimana walaupun demikian seoerang manusia akan tetap saling kergantungan satu sama lain.
TARI MOMAANI DALAM PROSESI ADAT METIWAWA PADA ETNIK MORONENE DI KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN BOMBANA iman saputra; Rahmat Sewa Suraya; Nurtikawati Nurtikawati
LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, dan Budaya Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli-Desember 2020
Publisher : Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Univeritas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lisani.v3i2.1346

Abstract

Tari momaani merupakan salah satu jenis tari tradisional yang dimiliki oleh masyarakat moronene dan berbentuk tari perang sekaligus tari penyambutan. Tujuan dalam penelitian ini adalah, (1) Untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, (2) Untuk menganalisis makna gerak tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, (3) Untuk mengetahui fungsi tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana. Penelitian ini dilakukan mulai bulan april sampai mei pada tahapan pra-observasi dan penelitian secara utuh mulai bulan juni sampai juli, yang dilaksanakan bertempat di Kelurahan Doule Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung, wawancara terhadap informan dan dokumentasi, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk penyajian tari Momaani, pertama digunakan sebagai pengawal raja (mokole), yang kedua digunakan sebagai pengawal tinaniwawa atau mempelai wanita pada saat prosesi metiwawa atau tradisi pengataran mempelai wanita menuju kediaman mempelai pria untuk melakukan proses pernikahan atau akad nikah, selain perubahan yang terjadi pada media pelaksaannya, terdapat juga perubahan dalam bentuk tahapan pelaksanaan tari yaitu pada saat melakukan pengawalan terhadap raja, penari terlebih dahulu melakukan ritual mebaho kabala (mandi kebal), sedangkan pada saat metiwawa para penari tidak melakukan ritual pemandian tersebut, akan tetapi makna gerak dan fungsi tari momaani masih dipercaya dan diterapkan oleh masyarakat moronene,berdasarkan hasil penelitian tersebut tari momaani yang dilakukan pada saat ini termasuk dalam tari tradisional yang telah dikreasikan dalam bentuk yang lebih modern yang meyebabkan hilangnya sebagian nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tari momaani tersebut.