This Author published in this journals
All Journal Media Matrasain
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TIPOLOGI BALAI PERTEMUAN “BARUGA” DI KABUPATEN POSO Kristian Pabeta; Judy O. Waani; Octavianus H.A. Rogi
MEDIA MATRASAIN Vol. 11 No. 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v11i2.5580

Abstract

Dalam ilmu arsitektur mengenal adanya istilah tipologi yang menjelaskan tentang asal usul hadirnya suatu objek arsitektur. Tipologi secara etimologi berasal dari kata “typos” yang artinya akar dari (the roof of) dan kata “logos” yang arti sederhananya adalah pengetahuan atau ilmu. Mempelajari tipologi berarti mempelajari objek arsitektur dengan peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya bentukan tersebut atau menelusuri sampai ke akar budayanya. Oleh sebab itu studi tentang tipologi penting untuk dijadikan tolak ukur dari perkembangan arsitektur suatu objek. Tulisan ini membahas tipologi balai pertemuan baruga suku pamona di kabupaten poso. Baruga adalah bangunan tradisional dari suku pamona yang telah hadir seiring perkembangan suku tersebut di kabupaten poso. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif rasionalistik dan penelusuran tipologi dibagi dalam 4 periode perkembangan suku pamona yaitu periode agama suku, periode kedatangan belanda/ penginjilan, periode kemerdekaan R.I dan periode perkembangan akhir/ era 2000-an. Data – data yang diperoleh dari lapangan berbentuk dua model, yaitu data primer (observasi langsung dan wawancara) serta data sekunder yang berasal dari literatur atau sumber tertulis. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan mengenai tipologi kultural historis, fungsi dan geometri objek yang berkembang di setiap periode perkembangan baruga. Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberi kontribusi bagi ilmu pengetahuan arsitektur nusantara yakni sebagai upaya pengkayaan terhadap konsep arsitektur, khususnya menyangkut baruga sebagai hasil kebudayaan suku pamona dan sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam pelestarian bangunan warisan budaya dalam konteks perancangan di wilayah objek berada. Kata kunci : Kabupaten poso, suku pamona, baruga, tipologi arsitektur
KLASIFIKASI RUANG TERITORI PUBLIK PADA RUMAH-RUMAH DI KAMPUNG JAWA TONDANO Studi Kasus di Lingkungan III Dwars Soukotta; Judy O. Waani; Octavianus H.A. Rogi
MEDIA MATRASAIN Vol. 11 No. 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v11i2.5583

Abstract

Kampung Jawa Tondano memiliki permukiman yang unik dan berbeda dengan lokasi disekitarnya. Hampir sebagian besar rumah warga disana tidak menggunakan batas pekarangan yang tegas. Tujuannya agar hubungan silahturahmi selalu terjalin baik. Imbasnya warga bebas keluar masuk pekarangan yang bukan miliknya. Lantas, sebatas manakah warga mengelompokan ruang-ruang pada rumah mereka yang masuk teritori publik saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi ruang-ruang pada rumah warga di Lingkungan III Kampung Jawa-Tondano yang terkategori teritori publik saja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan keilmuan rasionalistik. informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kategori informan terdiri dari keluarga dan objek kasus. Jumlah informan sebanyak 11 kepala keluarga. Kasus objek dalam penelitian berjumlah 9 rumah. Sampel lokasi yakni lingkungan III. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah triangulasi, dimana teknik observasi menjadi teknik utama, sedangkan wawancara dan dokumentasi merupakan teknik pendukungnya. Teknik analisis data ialah memaknai hasil uji reflektif antara kerangka teoritik dengan pemaknaan indikasi empirik (Muhadjir, 1996). Ditunjang dengan kemampuan peneliti berargumentasi secara logik (Muhadjir 2002:80). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengklasifikasian ruang-ruang pada rumah warga menurut zona teritori publik  meliputi ruang teras depan, pekarangan/halaman rumah, warung dan toilet (KM/WC). Kata Kunci : Ruang, Teritori Publik, Keluarga
STUDI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ESTETIKA DESAIN FASADE BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN TEORI SUBYEKTIF Studi Kasus di Koridor Boulevard on Business (BoB) Jalan Piere Tendean Manado Steven R. Kamurahan; Judy O. Waani; Octavianus H.A. Rogi
MEDIA MATRASAIN Vol. 11 No. 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35792/matrasain.v11i2.5584

Abstract

Pesatnya dinamika pertumbuhan pembangunan di Indonesia, khususnya  Sulawesi utara yang memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang Indonesia ke kawasan Asia Timur dan Pasifik yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan berbasis pada kelautan, perikanan, dan pariwisata serta berwawasan lingkungan dan kebudayaan. Kota Manado yang mempunyai fungsi dan peran sebagai ibukota provinsi, menunjukan adanya pertumbuhan fisik maupun non fisik, sedangkan di lain pihak, Kota manado dihadapkan pada perubahan wajah kota. Fakta menunjukan bahwa keberadaan beragam bentukan fasade bangunan (bangunan komersial) tersebut berhubungan dengan kualitas visual estetika yang terbentuk dalam ruang koridor Boulevard on Bussiness di Jalan Piere Tendean ini. Adapun tujuan dari penelitian ini fokus pada pengungkapan keberlakuan prinsip desain pada Estetika Fasade Bangunan Komersial di Koridor Boulevard on Bussines (BoB) Kota Manado berdasarkan persepsi masyarakat terhadap nilai kualitas estetika visual keindahan (keterpaduan, proporsi, skala, irama, keseimbangan dan warna). Lokasi kajian meliputi Koridor Boulevarrd on Bussines di Jalan Piere Tendean Manado. Metode yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan Rasionalistik. Temuan studi ini, yakni pengungkapan adanya prinsip estetika  yang hampir diterapkan semua bangunan komersial yang ada di Koridor Boulevard on Bussines (BoB) Jalan Piere Tendean dan hanya ada pada beberapa jenis bangunan tertentu yang prinsip estetikanya diabaikan, berdasarkan pengungkapan respon pengguna di area studi yang menunjukan skala antara “Sangat tidak baik” dan “Sangat  baik”. Hanya sedikit yang menyatakan  sangat baik dan juga hanya sedikit menyatakan sangat tidak baik. Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan  untuk pengembangan teori dalam hal perancangan desain bangunan khususnya fasade dengan memperhatikan kualitas estetika (keindahan) dan sebagai masukan untuk perencanaan dan perancangan arsitektur di Koridor Boulevard (BoB) Jalan Piere Tendean Manado. Kata Kunci : Bangunan Komersial, Fasade, Estetika Subyektif