Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) Terhadap Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar CLSI M02-A11 Rostinawati, Tina; Suryana, Shendi; Fajrin, Maulida; Nugrahani, Hanny
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2017): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.222 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v3i1.3444

Abstract

Tanaman kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) dikenal memiliki banyak khasiat dan digunakan sebagai tanaman obatdi Kalimantan Tengah. Kelakai mengandung senyawa tanin, flavonoid, steroid, alkaloid, lemak, protein, kalsium, mineral Fe,vitamin C, dan vitamin A. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelakai terhadap S.thypi dan S. aureus dengan metode difusi agar CLSI M02-A11. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarutetanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode disc diffusion atau difusi cakram. Konsentrasi ekstrak yangdigunakan dalam pengujian terhadap kedua bakteri adalah 125000µg/ml, 250000µg/ml, 375000µg/ml, 500000µg/ml dan1000000µg/ml. Semakin meningkat konsentrasi ekstrak etanol daun kelakai menunjukkan semakin besar diameter zona hambatpertumbuhan bakteri. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol daun kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd)terhadap pertumbuhan S. aureus adalah 10,6% (b/v) dan terhadap S. thypi adalah 9% (b/v). Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)ekstrak etanol daun kelakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) terhadap pertumbuhan S. aureus adalah 11% (b/v) danterhadap S. thypi adalah 10,8% (b/v). Nilai kesetaraan aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa 1 mg tetrasiklin terhadap bakteriS. aureus setara dengan 28,21 mg ekstrak etanol daun kelakai dan terhadap S. thypi setara dengan 23,65 mg ekstrak etanol daunkelakai.Kata kunci: kelakai, antibakteri, Staphylococcus aureus, Salmonella thypi, difusi agar
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dari Lima Tanaman Terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermidis Dengan Metode Mikrodilusi M7 – A6CLSI Suryana, Shendi; Nuraeni, Yen Yen Ade; Rostinawati, Tina
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.948 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v4i1.8982

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun Leucaena leucocephala, Camellia sinensis, Psidium guajava L, Anredera cordifolia (Ten.) Steenis dan Solanum nigrum L. terhadap Staphylococcus epidermidis menggunakan metode mikrodilusi. Sebagai pembanding digunakan antibiotik tetrasiklin HCl, kloramfenikol dan amoksisilin. Ekstrak etanol Leucaena leucocephala, Camellia sinensis dan Psidium guajava L memiliki aktivitas sebagai antibakteri, sedangkan ekstrak etanol uji lainnya memiliki aktivitas antibakteri yang tidak signifikan. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol Leucaena leucocephala terhadap Staphylococcus epidermidis adalah 62,5 μg/ml. Nilai Konsentrasi Bakterisidal Minimum (KBM) ekstrak etanol Camellia sinensis dan Psidium guajava L adalah 125 μg/ml.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dari Lima Tanaman Terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermidis Dengan Metode Mikrodilusi M7 – A6CLSI Shendi Suryana; Yen Yen Ade Nuraeni; Tina Rostinawati
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.948 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v4i1.8982

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun Leucaena leucocephala, Camellia sinensis, Psidium guajava L, Anredera cordifolia (Ten.) Steenis dan Solanum nigrum L. terhadap Staphylococcus epidermidis menggunakan metode mikrodilusi. Sebagai pembanding digunakan antibiotik tetrasiklin HCl, kloramfenikol dan amoksisilin. Ekstrak etanol Leucaena leucocephala, Camellia sinensis dan Psidium guajava L memiliki aktivitas sebagai antibakteri, sedangkan ekstrak etanol uji lainnya memiliki aktivitas antibakteri yang tidak signifikan. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol Leucaena leucocephala terhadap Staphylococcus epidermidis adalah 62,5 μg/ml. Nilai Konsentrasi Bakterisidal Minimum (KBM) ekstrak etanol Camellia sinensis dan Psidium guajava L adalah 125 μg/ml.
REVIEW: KAJIAN SINTESIS MOLECULAR IMPRINTED POLYMER (MIP) UNTUK PENENTUAN ANABOLIK ANDROGENIK STEROID Nensa Komalasari; Shendi Suryana; Dang Soni
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v11i1.2594

Abstract

Molecular Imprinted Polymer (MIP) merupakan teknik pembuatan polimer berongga yang berfungsi sebagai sorben dengan selektivitas dan afinitas yang tinggi. Keberhasilan teknik MIP dalam pengaplikasiannya dilihat dari seberapa tingginya nilai imprinting factor (IF) dan kapasitas adsorpsi (KA) dalam mengadsorpsi suatu analit target. Tingginya kedua parameter tersebut dapat dipengaruhi oleh penggunaan monomer dan crosslinkers pada saat sintesis polimerisasi MIP. Tujuan dilakukan studi ini untuk memberikan informasi berupa nilai parameter IF dan KA dari penerapan MIP pada senyawa obat anabolik androgenik steroid (AAS). Review Jurnal ini dilakukan dengan menelusuri dan mengkaji jurnal ilmiah nasional maupun internasional tentang MIP dan AAS yang diperoleh dari situs google.com, google scholar, NCBI, dan Science Direct. Berdasarkan hasil review untuk memperoleh nilai IF dan KA yang tinggi bagi analit testosteron jika monomer yang digunakan adalah trifluoromethacrylic acid (TFMAA) yang dikombinasikan dengan crosslinker divinylbenzene (DVB) dan androsterone dimethacrylate (AnDMA), untuk analit estrogen seperti β-estradiol memperoleh nilai IF dan KA yang tinggi jika monomer yang digunakan adalah methacrylic acid (MAA) yang dikombinasikan dengan crosslinker ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA).
AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL AKAR DAN RANTING GAHARU (Aquilaria moluccensis Oken.) Shendi Suryana; Riska Prasetiawati
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1601.343 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v8i1.623

Abstract

Tanaman gaharu merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai manfaat. Beberapa bagian tanaman yaitu akar dan rantingnya memiliki aktivitas sebagai antimikroba dan antioksidan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba dan antioksidan ekstrak etanol akar dan ranting gaharu serta mengetahui kandungan senyawa yang ada didalamnya. Akar dan ranting gaharu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri digunakan 10 seri konsentrasi untuk ekstrak yaitu 1000 mg/mL; 500 mg/mL; 250 mg/mL; 125 mg/mL; 62,5 mg/mL; 31,25 mg/mL; 15,62 mg/mL; 7,81 mg/mL; 3,90 mg/mL; 1,95 mg/mL. Hasil uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol akar dan ranting gaharu menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba terhadap bakteri Stapylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, dan fungi Aspergillus niger. Sedangkan pada uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol akar dan ranting gaharu memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Dari hasil penapisan menunjukkan sampel akar dan ranting gaharu mengandung flavonoid, saponin dan tanin.
OPTIMASI PELARUT PENGEKSTRAKSI TEMPLATE MIP (MOLECULAR IMPRINTED POLIMER) FENILBUTAZON DENGAN MONOMER ASAM METAKRILAT Dang Soni; Shendi Suryana; Helva Kris Herdianty
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v11i2.794

Abstract

Fenilbutazon merupakan salah satu bahan kimia obat yang banyak ditambahkan ke dalam obat tradisional. Pemakaian bahan kimia obat di dalam sediaan jamu dilarang karena melanggar UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Secara umum fenilbutazon dalam sediaan jamu di indentifikasi kandungannya menggunakan metode KLT yang dikombinasi dengan Spektrofotmometri UV, namun metode ini dianggap kurang memiliki sensitifitas yang tinggi. Saat ini dikembangan suatu metode baru yang memiliki sensitifitas lebih tinggi yaitu Molecularly Imprinted Polymer (MIP). MIP adalah suatu metode yang sensitiv dan selektif digunakan untuk mengekstraksi fenilbutazon dari sediaan obat tradisional. Fenilbutazon dari dalam polymer di ekstraksi menggunakan metode soxhletasi. Fenilbutazon akan terekstraksi ke dalam pelarut. Namun terdapat suatu masalah yaitu sulit nya polimer terekstraksi. Maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi pelarut pengekstraksi MIP fenilbutazon. Optimasi ini bertujuan untuk mendapatkan pelarut terbaik dalam mengekstraksi fenilbutazon dari dalam polimer. Penelitian dilakukan dengan tahapan sintesis metode polimerisasi ruah dengan asam metakrilat sebagai monomer, fenilbutazon sebagai template, etilenglikoldimetakrilat sebagai cross-linker, selanjutnya hasil optimasi pelarut yang terbaik dalam mengekstrasi fenilbutazon dari dalam polimer adalah pelarut kloroform-asam asetat dengan perbandingan (99:1) yang dapat mengekstraksi fenilbutazon dari dalam polimer selama 24 jam. Kata Kunci :Molecularly Imprinted, Fenilbutazon, Optimasi
AKTIVITAS ANTIBAKTERI MADU MURNI KALIMANTAN BARAT TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI AGAR Shendi Suryana
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.163 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v7i2.395

Abstract

Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri madu murni Kalimantan Barat jenis Apis dorsata terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Hasil pengujian menunjukan bahwa madu murni Kalimantan Barat menunjukan aktivitas antibakteri hanya pada Staphylococcus aureus. Madu murni Kalimantan Barat menunjukan aktivitas pada konsentrasi 40%, 30%, 20% dan 10% (b/v) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter hambat masing-masing sebesar 27.3 mm, 20.5 mm, 17.4 mm dan 9.7 mm. Nilai konsentrasi hambat minimum madu murni Kalimantan Barat adalah 6% (b/v). Nilai kesetaraan aktivitas madu murni Kalimantan Barat terhadap tetrasiklin adalah 0.03134873 terhadap Staphylococcus aureus. Kata kunci: antibakteri, madu murni, Staphylococcus aureus, konsentrasi hambat minimum
Antibacterial Activity of Bandotan (Ageratum conyzoides L) Leaves Extracts Against Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Selvira Anandia Intan Maulidya; Doni Anshar Nuari; Shendi Suryana; Sumia Almarifah
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 4 (2020): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v3i4.1552

Abstract

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a major cause of nosocomial infections throughout the world and can be life-threatening as well. This study aimed to determine the antibacterial activity of Bandotan (Ageratum conyzoides L) leaves ethanolic extract against MRSA's growth. Ageratum conyzoides leaves were extracted by ethanol and screened for their phytochemical constituent. Ethanolic extracts of A. conyzoides leaves were evaluated for their potential antibacterial activity using disc diffusion assay. The minimum inhibitory concentration (MIC) value was determined using the agar dilution method. Phytochemical screening shows that the extracts contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids or triterpenoids. Ageratum conyzoides leaves extract shows a 25.1 mm inhibitory zone at 12.5% extract concentration with MIC value equivalents to 4.46 x 10-6 g of gentamicin. This study concludes that A. conyzoides leaves ethanolic extracts have potential antibacterial activity against MRSA.
Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Dosis 7 Kgy Terhadap Kualitas Mikrobiologi Biskuit Pati Umbi Taka (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze): Effect of 7 Kgy Dosage Gamma Irradiation on Microbiological Quality of Tubers Taka (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) Starch Biscuits Novriyanti Lubis; Doni Anshar Nuari; Shendi Suryana; Vingki Pratiwi Ganenggara; Rahmayanti Rahmayanti
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.458

Abstract

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan ?-glikosidik. Pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula. Pati termodifikasi merupakan pati telah mengalami perubahan sifat menjadi lebih baik dari pati alaminya. Pemanfaatan pati lokal seperti umbi taka (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) sebagai alternatif tepung komposit (umbi taka : tepung terigu) untuk mengurangi ketergantungan pada tepung terigu¹. Mengenai pengaruh modifikasi pati taka (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) dengan menggunakan komponen minyak jahe. Salah satu pemanfaatan pati umbi taka tersebut dapat dibuat menjadi bahan pangan seperti biskuit. Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungan sekitar seperti Esherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Kapang Khamir. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk biskuit taka memenuhi persyaratan kualitas biskuit.Berdasarkan penelitian ini, karakteristik biskuit umbi taka menghasilkan kadar air sebesar 4.567%, kadar abu sebesar 1.396%, kadar protein sebesar 8.718%, karbohidrat sebesar 75.28%, dan kandungan kalori sebesar 417.99 dan jumlah bakteri Salmonella sp dan Escherichia coli 0 cfu. Hasil pengujian AKK dan ALT yang memenuhi persyaratan SNI biskuit 2011 adalah ALT dosis 7 kGy, AKK tanpa iradiasi dan iradiasi 7 kGy pada H-0 dan H-30 yaitu ? 104 dan yang tidak memenuhi persyaratan adalah ALT dosis 7 kGy H-60 dan tanpa iradiasi pada H-0, H-30, H-60 yaitu ? 104.
Review: Moleculary Imprinted Polymer Solid Phase Extraction (MIP-SPE) untuk Pengujian Glibenklamid dalam Cairan Biologis: Review: Molecularly Imprinted Polymer Solid Phase Extraction (MIP-SPE) for Testing Glibenclamide in Biological Fluids Imas Nurul Siti Kulsum; Shendi Suryana; Dang Soni
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2022): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v4i2.749

Abstract

Glibenklamid merupakan salah satu obat antidiabetes golongan sulfonilurea yang digunakan dalam penanganan diabetes melitus tipe 2 dan penggunaannya yang jangka panjang sehingga untuk mengetahui efektivitas obat tersebut diperlukan monitoring kadar obat dalam sampel biologis. Secara umum analisis glibenklamid dapat menggunakan metode Solid Phase Extraction (SPE). Salah satu kelemahan SPE yaitu kurang selektif sehingga kemungkinan masih terdapat komponen lain selain analit yang ikut terekstraksi dari matriks sampel. Maka digunakan teknik Molecularly Imprinted Polymer (MIP) untuk memperbaiki kekurangan SPE. Tujuan dilakukan review ini untuk mengetahui efisiensi penggunaan MIP sebagai metode pemisahan glibenklamid dari berbagai matriks sampel biologis. Review artikel ini dilakukan dengan menelusuri dan mengkaji jurnal ilmiah nasional maupun internasional tentang MIP-SPE yang diperoleh dari situs google.com, Google Scholar, Science Direct, ResearchGate dan PubMed. Berdasarkan hasil review, rata-rata nilai % recovery MIP-SPE lebih tinggi dibandingkan dengan SPE. Penggunaan MIP sebagai metode pemisahan glibenklamid dari berbagai matriks sampel biologis lebih efisien.