ABSTRACTUrban population density is increasing. Population growth has an impact on demand for land and a reduction in water catchment areas which are usually green conservation areas and are not allowed to become residential areas. RW 08, located in Wonorejo Village, Surabaya City, is developing into a rapid residential area. This condition reduces space for water absorption, causing flooding in the rainy season. The basic problem faced by RW 8, Wonorejo Village, is that it does not yet have a topographic map that describes it in detail to determine the height and low of the road surface. The next problem is the difficulty of implementing the Basic Building Coefficient (KDB) which requires at least 50% of the land to be built. Starting from the problems that exist in the RW 08 area, efforts are needed to prevent flooding from recurring. The first attempt to resolve the flooding problem was carried out by mapping the situation of the RW 08 area to produce a situation map of the land location with contour elevation information which will later be used as a reference for drainage planning in RW 08. Mapping the situation was carried out by delineating land boundaries by drawing on a work map and surveying straight to the field. After that, elevation mapping was carried out by measuring contours using GNSS using the Real Time Kinematic method. Keywords: Settlements, Flood, Topography, GNSS ABSTRAKKepadatan masyarakat perkotaan semakin meningkat. Pertambahan penduduk berdampak pada permintaan akan lahan dan berkurangnya daerah resapan air yang biasanya merupakan kawasan konservasi hijau dan tidak diperkenankan menjadi area pemukiman. RW 08 yang berada di Kelurahan Wonorejo Kota Surabaya berkembang menjadi area tempat tinggal yang pesat. Kondisi ini mengurangi ruang untuk resapan air, menyebabkan banjir pada musim penghujan. Masalah mendasar yang dihadapi RW 8 Kelurahan Wonorejo belum mempunyai peta topografi yang menggambarkan secara detail guna mengetahui tinggi rendahnya permukaan jalan. Permasalahan selanjutnya yakni kesulitan untuk menerapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang mengharuskan setidaknya 50% tanah di bangun. Berangkat dari permasalahan yang ada di wilayah RW 08, maka perlu adanya upaya yang mampu mencegah terjadinya pengulangan banjir. Upaya penyelesaian masalah banjir yang pertama kali dilakukandengan melakukan pemetaan situasi kawasan RW 08 untuk menghasilkan peta situasi lokasi lahan dengan keterangan elevasi kontur yang nantinya akan digunakan sebagai acuan perencanaan drainase di RW 08. Pemetaan situasi dilakukan dengan delineasi batas lahan dengan penggambaran pada peta kerja dan peninjauan langsung ke lapangan. Setelahnya pemetaan elevasi dilakukan dengan melakukan pengukuran kontur menggunakan GNSS dengan metode Real Time Kinematic (RTK).Kata Kunci: Permukiman, Banjir, Topografi, GNSS