Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Penentuan Area Korosi Tanah Lokal Berdasarkan Resistivitas Tanah untuk Perancangan Sistem Proteksi Katodik Dwa Desa Warnana; Ary Iswahyudi; Septa Erik Prabawa
Jurnal Geosaintek Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v1i1.1198

Abstract

Variasi korosi tanah lokal, diagnosis kelembapan, dan parameter fisika-kimia tanah telah diselidiki di lokasi rencana pembangunan produced water treatment plant dengan menggunakan pengukuran resistivitas, pH tanah dan air, serta pengujian parameter fisika-kimia air permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan penilaian terhadap sifat korosi tanah lokal dan rapat arus dalam tanah dalam mendesain sistem proteksi katodik. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tanah permukaan secara umum bersifat tidak korosi, akan tetapi pada kedalaman 1,7 meter hingga 3,6 meter tanah bersifat sangat korosi dengan derajat keasaman tanah yang normal (pH = 7). Hal ini disebabkan muka air tanah yang dangkal dengan derajat keasaman air yang normal pula. Dengan demikian, kualitas air tanah merupakan penyebab utama korosi pipa baja yang tertanam jika tidak diproteksi. Untuk mencegah korosi dari instalasi pembangunan tersebut maka rapat arus proteksi yang dibutuhkan untuk melindungi pipa baja adalah 4,5 – 16 A m-2.
PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH SUMBA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT DAN GEOLISTRIK Septa Erik Prabawa; Ary Iswahyudi; Dwa Desa Warnana
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 02 (2020): Volume 03 Issue 02 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.9203

Abstract

Telah dilakukan kajian pendugaan potensi air tanah di daerah Sumba Timur dengan menggunakan data citra satelit SRTM dan geolistrik tahanan jenis. Citra SRTM digunakan untuk analisa morfologi bentang alam sedangkan pengukuran geolistrik bertujuan untuk mendapatkan gambaran litologi bawah permukaan tanah untuk mendapatkan potensi air tanah. Survei sebaran mata air dilakukan untuk menguatkan analisis data. Data SRTM menunjukkan morfologi bentang alam berupa dataran batugamping berundak mulai dari pantai di sisi Timur kearah Barat. Mata air ditemukan berada di kaki dataran berundak yang merupakan perpotongan topografi. Pengolahan data geolistrik menunjukkan bahwa susunan batuan bawah permukaan tanah daerah kajian terdiri dari batugamping terumbu yang merupakan anggota Formasi Kaliangga sebagai lapisan berpori pembawa air dan batupasir tufan anggota Formasi Kananggar sebagai lapisan kedap penahan air. Morfologi berupa perundakan batugamping di sebagian besar area kajian menjadikan keterdapatan mata air berada di kaki undak atau perpotongan topografi. Hal ini menguatkan dugaan bahwa air permukaan meresap kebawah menembus pori batugamping terumbu kemudian tertahan oleh batupasir tufan dan keluar sebagai mata air di perpotongan topografi. Hal ini konsisten dengan hasil pengukuran geolistrik yang menunjukkan dominasi batugamping terumbu di area kajian dan minimnya curah hujan menjadikan daerah kajian menjadi daerah kering.
PEMETAAN KAWASAN WILAYAH PERMUKIMAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI PERDESAAN (STUDI KASUS: KECAMATAN PALENGAAN DAN KECAMATAN BATUMARMAR, KABUPATEN PAMEKASAN) Fahrul Yahya; Septa Erik Prabawa; Melisa Amalia Mahardianti; Aldea Noor Alina
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 02 (2020): Volume 03 Issue 02 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.9205

Abstract

Rumah tidak layak huni pada umumnya berkaitan dengan permukiman kumuh dan banyak dijumpai masyarakat miskin atau masyarakat yang kurang mampu. Rumah tidak layak huni adalah suatu hunian atau tempat tinggal yang tidak layak huni karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Perumahan tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial. Kawasan Perdesaan Kabupaten Pamekasan memiliki tingkat pertumbuhan permukiman yang cukup besar. Perkembangan fisik tersebut secara tidak langsung akan memberikan dampak-dampak kepadatan terhadap hunian atau dampak sosial terhadap masyarakat setempat. Munculnya kawasan permukiman kumuh, kondisi fisik hunian yang tidak layak huni, nilai lahan semakin mahal, kemiskinan penduduk perkotaan yang disebabkan kemampuan pendataan masyarakat yang rendah dan kurang dapat bersaing didalam kehidupan perkotaan menjadi permasalahan awal akan munculnya hunian-hunian liar dan kumuh dan dikatagorikan sebagai hunian tidak layak huni. Analisis tersebut menggunakan dua analisis yaitu backlog Kepenghunian dihitung mengacu pada konsep perghitungan ideal, satu keluarga menghuni satu rumah dan backlog kepemilikan dihitung berdasarkan angka home ownership rate atau persentase rumah tangga (ruta) yang menempati rumah milik sendiri, dimana sumber data dasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bersumber dari data BPS. Dari hasil analisis perhitungan Backlog Kepenghunian bersumber dari data survei lapangan di Kecamatan Palengaan dan Kecamatan Batumarmar dimana Backlog Kepenghunian di Kecamatan Palengaan berjumlah 3874 unit rumah dan Backlog Kepemilikan berjumlah 2014 unit rumah dan Backlog Kepenghunian di Kecamatan Batumarmar berjumlah 880 unit rumah dan Backlog Kepemilikan berjumlah 2474 unit rumah.
PEMODELAN TIGA DIMENSI DAERAH RAWAN LONGSOR DALAM MEMBANTU PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH Adhitya Surya Manggala; Septa Erik Prabawa; Ilanka Cahya Dewi; Irawati Irawati
HEXAGON Vol 6, No 2 (2021): HEXAGON
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/hgn.v6i2.6596

Abstract

Kawasan rawan bencana alam merupakan kawasan yang diindikasikan sebagai kawasan yang sering terjadi bencana, baik bencana letusan gunung, longsor, banjir dan gelombang tsunami sehingga dapat berakibat rusaknya lingkungan secara menyeluruh. Dalam melakukan antisipasi terhadap bencana yang setiap saat dapat terjadi, maka diperlukan pembentukan suatu tatanan baik upaya deteksi gempa, melestarikan kawasan lindung dan kegiatan penanggulangan bencana secara dini. Kawasan rawan bencana tanah longsor yaitu kawasan yang memiliki Patahan atau sesar pada lapisan batuan bumi yg memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lainnya. Salah satu kawasan yang rawan bencana khususnya tanah longsor di Kabupaten Jember yaitu Kecamatan Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa.Pengukuran memanjang ini dilakukan apabila titik yang akan diukur beda tingginya berjauhan letaknya. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mendapatkan beda tinggi atau menentukan ketinggian titik-titik utama yang telah diorientasikan dengan cara membagi jarak antar titik poligon secara berantai atau menjadi slag-slag yang kecil secara memanjang yang ditempuh dalam satu hari pulang-pergi. Diusahakan dalam pengukuran jumlah slagnya genap. Tujuan dari pengukuran dengan menggunakan metode sipat datar profil memanjang adalah untuk mendapatkan detail dari suatu penampang atau irisan tegak pada arah memanjang sesuai dengan sumbu proyek.Berdasar hasil penelitian, diketahui bahwa kemiringan lahan melebihi 60 derajat dan nilai elevasi antara permukaan atas dan bawah antara 20 s/d 30 meter yang memiliki potensi rawan longsor pada struktur tanah setempat. Pemodelan long - cross section dan visualisasi 3 (tiga) dimensi yang dilakukan dapat memberikan prioritas lahan kritis dalam perencanaan dinding penahan tanah. Untuk penelitian berikutnya, diharapkan ada penambahan titik pengamatan yang lebih banyak lagi untuk bisa menghitung lebih baik banyaknya timbunan atau urukan tanah yang diperlukan untuk menangani lahan kritis rawan longsor.
UTILIZING POST PROCESSING KINEMATIC (PPK) UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) TO ACCELERATE DETAILED LAND MAPPING Regita Faridatunisa Wijayanti; Niswah Selmi Kaffa; Taufik Kusetiyohadi; Hesekiel Sijabat; Angga Pratama Putra; Septa Erik Prabawa; Yunus Susilo
Jurnal Geosaintek Vol 9, No 3 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v9i3.18657

Abstract

The accelerate of land registration is important to solve the land disputes. Start from 2022, BPN utilize UAV to make base maps quickly. One of photo map criteria is high horizontal accuracy of <0.5 meter by using Circular Error 90% (CE90). This research analyzes the effectiveness of PPK method on UAV survey to accelerate detailed land mapping in Indonesia. UAV fixed wing Vertical Takeoff and Landing (VTOL) model with Sony ILCE-6000 camera flown on 9.46 km2 areas, flying on 244 meters, and using 8 Ground Control Points (GCP) in Muktisari Village, Ciamis. First, UAV camera coordinates processed to obtain photo mosaic. Furthermore, geometric correction processed with GCP to obtain orthophoto for each mosaic photo. The UAV without PPK produced CE90: 0.02 meter (RMSE: 0.013 meter), whereas the UAV using PPK produced CE90: 0.008 meter (RMSE: 0.005 meter). According to the CE90 value on UAV showed resulting photo map included in 1:1000 scale aerial photo map in class 1. However, this research showed the UAV using PPK is 2.5 times more accurate. In conclusion, PPK can improve the performance of UAV to increase the photo map geometry accuracy. Hence, UAV using PPK are recommended to accelerate detailed land mapping in Indonesia.
Analisis Pengaruh Kerapatan Vegetasi Terhadap Suhu Permukaan Tanah Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Gresik Wilayah Daratan) Effendi, Anita Fatmawaty; Prabawa, Septa Erik; Mahardianti, Melisa Amalia
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.40876

Abstract

Kepadatan penduduk di Kabupaten Gresik pada tahun 2021 mengalami peningkatan. Peningkatan kepadatan penduduk akan memberikan dampak terhadap lingkungan seperti terjadinya penurunan persediaan air bersih, penurunan udara bersih, dan alih fungsi lahan untuk pemukiman. Kabupaten Gresik hanya memiliki Ruang Terbuka Hijau sebesar 13% dari keseluruhan luas wilayahnya pada tahun 2021. Suhu rata-rata tahunan di Kabupaten Gresik mencapai 28,17°C. Penentuan kerapatan vegetasi dan suhu permukaan tanah dapat diperoleh dari pengolahan Citra Satelit Landsat 8 dengan memanfaatkan metode penginderaan jauh menggunakan algoritma Normalized Difference Vegetation Index dan Land Surface Temperature. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi perubahan dan pengaruh kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan di Kabupaten Gresik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, nilai rata-rata kerapatan vegetasi di Kabupaten Gresik tahun 2018 sebesar 0,31; tahun 2019 sebesar 0,32; tahun 2020 sebesar 0,37; tahun 2021 sebesar 0,32; tahun 2022 sebesar 0,38. Nilai rata-rata suhu permukaan tanah di Kabupaten Gresik tahun 2018 sebesar 26,20°C; tahun 2019 sebesar 26,24°C; tahun 2020 sebesar 24,55°C; tahun 2021 sebesar 26,52°C; tahun 2022 sebesar 22,92°C. Berdasarkan perubahan rata-rata kerapatan vegetasi dan suhu permukaan tanah di Kabupaten Gresik, didapatkan persamaan regresi: y=-44,892x+40,635 dengan korelasi 87% (korelasi negatif). Jadi, jika semakin tinggi/rapat nilai kerapatan vegetasinya maka semakin rendah suhu permukaannya dan sebaliknya.
Identifikasi Perubahan Lahan Terbangun dan Non Terbangun Menggunakan Metode Enhanced Built-Up And Berenecs Index (EBBI) di Kota Surabaya Wilayah Barat Rahmasari, Aurellia Nabilla; Prabawa, Septa Erik; Wijayanti, Regita Faridatunisa
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.41010

Abstract

Perkembangan Kota Surabaya yang pesat mengakibatkan berkurangnya tutupan lahan. Sehingga, dibutuhkan pemetaan lahan terbangun dan non terbangun. Penelitian ini menggunakan 3 citra satelit Landsat 8 tahun perekaman 2018, 2020, dan 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan pemetaan yang akurat tentang lahan terbangun dan non terbangun di Kota Surabaya Wilayah Barat melalui penerapan algoritma EBBI dan mengetahui perubahan lahan terbangun dan non terbangun Tahun 2018, 2020 dan 2022. Metode yang digunakan untuk memetakan lahan terbangun dan non terbangun dapat menggunakan algoritma EBBI. Algoritma EBBI memiliki kelebihan dalam membedakan antara lahan terbangun dan non terbangun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari hasil pengolahan EBBI tahun 2018 untuk pemetaan kawasan terbangun seluas 5.259,81 Ha dan non terbangun seluas 6.236,94 Ha. Hasil pengolahan EBBI tahun 2020 untuk pemetaan kawasan terbangun seluas 5.080,18 Ha dan non terbangun seluas 6.416,57 Ha. Hasil pengolahan EBBI tahun 2022 untuk pemetaan kawasan terbangun seluas 5.093,27 Ha dan non terbangun seluas 6.403,47 Ha. Nilai akurasi hasil pengolahan EBBI tahun 2018 sebesar 86%, sedangkan nilai akurasi hasil pengolahan EBBI tahun 2020 sebesar 84%, dan nilai akurasi hasil pengolahan EBBI tahun 2022 sebesar 82%. Nilai akurasi yang didapat dari setiap tahun telah melebihi ketentuan yang disepakati yaitu ≥ 75% sehingga hasil klasifikasi tersebut dapat digunakan. Menurut penelitian yang dilakukan algoritma EBBI dapat diterapkan dalam memetakaan kawasan terbangun dan non terbangun, hal ini terbukti dengan presentase perubahan luasan dari kawasan terbangun dan non terbangun mulai tahun 2018, 2020, dan 2022 cukup sesuai dengan adanya penurunan dan kenaikan yang cukup berbeda.
Identifikasi Perubahan Suhu Permukaan Tanah Menggunakan Citra Satelit Multitemporal di Kabupaten Gresik Mahardianti, Melisa Amalia; Prabawa, Septa Erik; Effendi, Anita Fatmawaty
Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2024.41901

Abstract

Kabupaten Gresik mengalami peningkatan kepadatan penduduk dan pembangunan infrastruktur di tahun 2021. Peningkatan kepadatan penduduk dan infrastruktur memicu perubahan tutupan lahan dan perubahan alih fungsi lahan. Perubahan tersebut akan memberikan dampak lingkungan, seperti perubahan distribusi suhu permukaan tanah. Identifikasi perubahan Suhu Permukaan Tanah (SPT) perlu diketahui karena SPT merupakan salah satu faktor pengaruh perubahan iklim global. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis perubahan distribusi SPT. Penentuan nilai SPT dilakukan dengan memanfaatkan nilai emisivitas dari tanah dan gelombang thermal (band thermal) pada Citra Landsat 8 multi-temporal dari tahun 2018 hingga 2022. Proses identifikasi SPT dilakukan dengan menggunakan metode Penginderaan Jauh untuk pengolahan dan analisis data. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata SPT di Kabupaten Gresik tahun 2018 sebesar 26,20°C; tahun 2019 sebesar 26,24°C; tahun 2020 sebesar 24,55°C; tahun 2021 sebesar 26,52°C; tahun 2022 sebesar 22,92°C. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa di tahun 2020 dan 2022 mengalami penurunan suhu permukaan tanah yang cukup signifikan. Penurunan suhu ini disebabkan akibat  kondisi curah hujan yang relatif tinggi pada tahun 2020 dan 2022.
Studi Perubahan Indeks Kerapatan Vegetasi terhadap Suhu Permukaan Tanah dan Indeks Kualitas Udara dengan Pemanfaatan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Gresik Mahardianti, Melisa Amalia; Prabawa, Septa Erik; Effendi, Anita Fatmawaty
GEOID Vol. 19 No. 3 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i3.2251

Abstract

Peningkatan kepadatan penduduk dialami Kabupaten Gresik pada tahun 2021, yang berdampak pada lingkungan, seperti berkurangnya pasokan air bersih, menurunnya kualitas udara, serta perubahan penggunaan lahan untuk pemukiman. Pada tahun tersebut, hanya 13% dari luas wilayah Kabupaten Gresik yang dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Suhu rerata permukaan tanah tahunan Kabupaten Gresik mencapai 28,17°C. Dari tahun 2018 hingga 2022, Indeks Kualitas Udara di wilayah ini menunjukkan perbaikan yang signifikan. Dengan menggunakan citra satelit Landsat 8, perubahan kepadatan vegetasi, suhu permukaan tanah, dan kualitas udara dapat diukur dengan algoritma pada penginderaan jauh, seperti algoritma indeks kerapatan vegetasi (Normalized Difference Vegetation Index/NDVI), suhu permukaan tanah (Land Surface Temperature/LST), dan indeks kualitas air (Air Quality Index/AQI) yang memanfaatkan band thermal. Penelitian memiliki tujuan untuk mengidentifikasi perubahan dan dampak kepadatan vegetasi dan suhu permukaan tanah serta kualitas udara pada Kabupaten Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan vegetasi di KabupatenGresik adalah 0,31 pada tahun 2018, 0,32 pada tahun 2019, 0,37 pada tahun 2020, 0,32 pada tahun 2021, dan 0,38 pada tahun 2022. Sementara itu, nilai rerata suhu permukaan tanah tercatat pada tahun 2018 sampai 2022 secara berurutan adalah 26,20°C, 26,24°C, 24,55°C, 26,52°C, dan 22,92°C. Nilai rerata Indeks Kualitas Udara tercatat sebagai berikut: 45,04 pada tahun 2018, 44,52 pada tahun 2019, 61,14 pada tahun 2020, 42,11 pada tahun 2021, dan 76,86 pada tahun 2022. Dari analisis perubahan kepadatan vegetasi rata-rata dan suhu permukaan tanah pada penelitian ini dihasilkan persamaan regresi : y = -44,89x + 40,63, dengan tingkat korelasi yang negatif sebesar 87%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan vegetasi berkaitan dengan penurunan suhu permukaan tanah. Sebaliknya, persamaan regresi antara perubahan kepadatan vegetasi rata-rata dan indeks kualitas udara adalah: y = 435,76x - 95,04, dengan korelasi positif sebesar 87%, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kepadatan vegetasi, semakin baik nilai indeks kualitas udara.
Pendugaan Potensi Air Tanah di daerah Rawan Air berbasis SIG dengan Analisis Multi Kriteria Prabawa, Septa Erik; Mahardianti, Melisa Amalia; Khoiridah, Sayyidatul; Susilo, Yunus; Ragana, Izza Muzakhi Reksa; Amirul Huda, Muhammad Ananda; Alfiansyah, Saddam
GEOID Vol. 20 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v20i1.2663

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga potensi air tanah di daerah rawan air dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Analisis Multi Kriteria (MCA). Studi ini dilakukan di Kabupaten Tuban dengan mempertimbangkan berbagai parameter geospasial, seperti kemiringan lereng, jenis tanah, kondisi geologi, indeks vegetasi (NDVI), tutupan lahan, curah hujan, dan densitas drainase. Data yang digunakan meliputi DEMNAS, peta geologi, peta jenis tanah, serta data curah hujan dari BMKG. Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi air tanah di Kabupaten Tuban berkisar antara kategori sedang hingga tinggi. Faktor utama yang mendukung potensi air tanah tinggi meliputi kemiringan lereng landai (0–5%), jenis tanah berpasir, struktur geologi berupa batu gamping dan endapan aluvium, tutupan lahan dominan berupa agrikultur dan hutan, serta curah hujan tinggi (>1.000 mm/tahun). Kecamatan dengan potensi air tanah tinggi antara lain Montong, Merakurak, Semanding, Rengel, dan Plumpang. Penelitian ini menegaskan bahwa metode SIG dan MCA efektif dalam mengidentifikasi potensi air tanah berdasarkan parameter geospasial. Hasil studi ini dapat digunakan sebagai referensi dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air tanah serta mitigasi kekurangan air di daerah rawan.