Pada pelaksanaan proyek konstruksi, ada dua kemungkinan yang bisa saja terjadi, bisa berhasil ataupun mengalami kegagalan. Proyek akan dikatakan berhasil apabila proyek tersebut selesai tepat waktu serta tepat juga anggarannya, sebaliknya akan dikatakan gagal bila proyek tersebut terlambat atau anggaran proyek membengkak. Kegagalan proyek biasa disebabkan oleh kurangnya perencanaan yang baik dan matang sehingga pada akhirnya tidak dapat memberi nilai tambah pada proyek atau biasa dikenal dengan sebutan Non Value-Adding Activities atau bisa juga disebut waste. Untuk mengatasi hal tersebut dapat kita terapkan pendekatan Lean Project Management (LPM). Pada LPM ada beberapa prinsip yang dapat kita terapkan kedalam tahap perencanaan dan pengerjaan proyek. Berkaitan dengan masalah perencanaan manajemen proyek yang baik, maka tidak lepas dari penjadwalan proyek konstruksi yang baik pula, maka di gunakanlah metode penjadwalan baru yaitu CCPM. Berdasarkan hasil identifikasi pada proyek pembangunan gedung IPDN Kampus Kalimantan Barat, didapatkan waste yang berpotensi muncul saat pelaksanaan proyek yaitu defect, waiting, unnecessary inventory dan innappropriate processing. Waste yang terjadi pada proyek ini disebabkan karena faktor cuaca, kekurangan tenaga kerja, keterlambatan material dan peralatan yang rusak, Untuk menghindari hal tersebut ditempuh beberapa tindakan yaiu seperti menambah jam kerja (lembur), menyiapkan cadangan vendor untuk resource material, menambah jumlah peralatan. Adanaya waste akan mengakibatkan keterlambatan prroyek, untuk itu perlu adanya safety time (buffer time) yang terdapat dalam penjadwalan dengan metode CCPM. Dari hasil penanganan waste menggunakan penjadwalan CCPM didapatkan penghematan waktu pengerjaan proyek selama 29 hari dan penghematan biaya sebesar Rp. 195.764.500,00Kata Kunci : Waste; Lean Project Management; CCPM.