Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.947
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Sains: Jurnal Kimia & Pendidikan Kimia
Wa Ode Mulyana
Unknown Affiliation
Biochemistry, Genetics & Molecular Biology Chemical Engineering, Chemistry & Bioengineering Education

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

 1 
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Daun Belimbing Wuluh (Aveerrhoa bilimbi L.) dengan Metode DPPH Ika Fatmawati S; Haeruddin; Wa Ode Mulyana
Sains: Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JUNI 2023
Publisher : Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo, Jl. HEA. Mokodompit Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Gedung MIPA FKIP UHO Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A study "Test Antioxidant Activity of Ethyl Acetate Extract of startfruit Leaves (Averrhoa bilimbi L.) with the DPPH Method" with the aim is to determine the types of identified secondary metabolites identified in the ethyl acetate extract of starfruit leaves, and to determine the antioxidant activity of the ethyl acetate extract of starfruit leaves wuluh. Wuluh starfruit leaves used as much as 250 grams which were macerated with technical ethyl acetate solvent and obtained a thick ethyl acetate extract of 12.62%. The group of secondary metabolites was determined by the phytochemical method, and the method used to determine the antioxidant activity was the DPPH method. The ethyl acetate extract of belimbing wuluh leaves contains alkaloids, steroids, tannins and has a very low antioxidant activity with an IC50 value of 547.56 ± 0.0196 ppm, while vitamin C has a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 2.33 ± 0. 1786. Based on this IC50 value, vitamin C is the strongest antioxidant from the ethyl acetate extract of belimbing wuluh leaves, and this leaf extract is classified as a very weak antioxidant.
Deskripsi Kualitas Minyak Goreng Hasil Pemanasan Zuliyama; Rahmanpiu; Wa Ode Mulyana
Sains: Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JUNI 2023
Publisher : Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo, Jl. HEA. Mokodompit Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Gedung MIPA FKIP UHO Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A research entitled description of cooking oil quality resulted from heating. This study aims to describe the quality of cooking oil produced by heating. This research is a quantitative descriptive which tests on 3 variables, namely water content, free fatty acid content and peroxide value of cooking oil before and after heating. Water content was determined by thermogravimetry method, free fatty acid content was determined by alkalimetric titration method (KOH) and the peroxide number was determined by iodometric method. The results showed that in determining the water content, the three types of oil met the SNI 7709 (2019) standard with the value of packaged oil I, packaged oil II and bulk oil respectively 0.1197%, 0,0749% and 0,1048%. In determining the free fatty acid content without heating, none met the SNI 7709:2019 standard, while in the determination of the free fatty acid content after heating, the three types of oil met the SNI 7709 (2019) standard with successive values of 0.334%, 0.2319% and 0.3141%. In determining the peroxide value without heating, the three types of oil met the SNI 7709 (2019) standards with successive values of 6.7217 mek O2/kg, 8.7664 mek O2/kg and 9.6556 mek O2/kg, while in determining the peroxide number after heating, only oil packaged II cooking oil and bulk cooking oil that meet the SNI 7709 (2019) standards with values of 7.8949 mek O2/kg and 9.6556 mek O2/kg respectively.
Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Fraksi N-Heksan dan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Nunung Pratiwi; Dahlan; Wa Ode Mulyana
Sains: Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia Vol. 12 No. 2 (2023): EDISI DESEMBER 2023
Publisher : Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo, Jl. HEA. Mokodompit Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Gedung MIPA FKIP UHO Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the group of secondary metabolite contained in n-hexane fraction and ethyl acetate fraction ethanol extracts chinese ketepeng leaves and determine the level of toxicity n-hexane fraction and ethyl acetate fraction extracts chinese ketepeng leaves on Artemia salina L. Extraction using maceration technique, the secondary metabolite compounds was determined by phytochemical method, and toxicity testing on Artemia salina L. larvae by BSLT method. Larval mortality data were analyzed by probit analysis to determine the LC50 value in each n-hexane fraction and ethyl acetate fraction. The results of phytochemical screening showed the presence the n-hexan fraction contains flavonoids and steroid compounds, while the ethyl acetate fraction contains steroid and tannin compounds. The results of toxicity testing showed that each fraction showed toxic activity against Artemia salina Leach larvae. The ethyl acetate fraction showed the highest toxic activity (LC50 of 316,22 ppm), and the n-hexan fraction (LC50 of 457,08 ppm).
Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Fraksi n-Heksan dan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Batang Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Sri Sartini Muniaha; Dahlan; Wa Ode Mulyana
Sains: Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia Vol. 13 No. 1 (2024): EDISI JUNI 2024
Publisher : Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo, Jl. HEA. Mokodompit Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari, Gedung MIPA FKIP UHO Sulawesi Tenggara – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidenfikasi kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi n-heksan dan dan fraksi etil asetate dari ekstrak etanol batang ketepeng cina, juga menganalisis aktifitas toksiknyadalam menghambat larva A. salina. Setiap fraksi dianalisis secara fotokimia dan diuji toksisitasnya dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi n-heksan mengandung steroid dan saponin, sementara fraksi etil asetate positif flavonoid dan tanin. Kedua fraksi memperlihatkan aktivitas penghambatan terhadap larva A. salina Leach. Fraksi n-heksan memperlihatkan aktifitas yang sangat tinggi (LC50 of 193,95 ppm), sedikit lebih rendah dari fraksi etil asetat (LC50 of 274,026 ppm).
ANALISIS KADAR BIOETANOL DARI LIMBAH CAIR PULP KAKAO MENGGUNAKAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI La Harimu; Haeruddin; Wa Ode Mulyana; Cahyana Mandasari; Afrianti S. Lamuru; Mahirullah
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 7 No. 2 (2025): Literasi Artikel Penelitian Kimia
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v7i2.6211

Abstract

Pencarian sumber- sumber energi alternatif terutama berasal dari tumbuhan multiguna yang berbasis lokal dan berkelanjutan terus digalakan. Salah satu bahan bakar nabati (BBN) yang sangat prospektif dikembangkan di Indonesia adalah bioetanol, yaitu senyawa etanol yang dibuat dari tanaman yang mengandung komponen pati atau karbohidrat/gula seperti dari tanaman kakao. Salah satu komponen biji kakao adalah pulp yang mengandung glukosa 8-15% sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan etanol melalui proses fermentasi yang selama ini jarang dimanfaatkan cairan lendir pulp yang dihasilkan dari proses fermentasi satu ton biji kakao dapat mencapai 75-100liter dengan bau yang tidak sedap, sehingga dapat mencemari lingkungan. Kadar bioetanol hasil fermentasi pulp kakao dipengaruhi oleh factor pH, kadar ragi, dan lama fermentasi. Sebelum fermentasi dilakukan terlebih dahulu dibuat starter dengan tujuan untuk mengaktifkan enzim. Pemisahan dan pemurnian etanol hasil fermentasi dapat ditingkatkan kadarnya dengan penambahan adsorben abu sekam padi. Abu sekam adi terlebih dahulu dicuci sampai bersih dan terakhir dicuci dengan aquades dan dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C. Sampel pulp kakao hasil fermentasi yang mengandung etanol ditambahkan dengan abu sekam padi sebelum di destilasi. Destilat etanol yang diperoleh diukur kadarnya menggunakan Alcohol Meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi dan kadar ragi mempengaruhi kadar bioetanol dari pulp kakao yang dihasilkan. Lama fermentasi optimal yang diperoleh adalah 6 hari dengan kadar bioetanol sebesar 4,73%. Kadar ragi optimal terhadap starter (berat starter adalah 1 % dari sampel pulp kakao yang difermntasi) diperoleh pada kondisi dengan perbandingan 1 gram ragi: 1% starter. Kadar bioetanol yang diperoleh dengan penambahan abu sekam padi menggalami peningkatan dari 5,06% menjadi 8,52%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penambahan abu sekam padi pada sampel pulp kakao hasil fermentasi yang menggandung bioetanol dapat ditingkatkan dengan penambahaan abu sekam padi.
Co-Authors Afrianti S. Lamuru Cahyana Mandasari Dahlan Dahlan Haeruddin Ika Fatmawati S La Harimu Mahirullah Nunung Pratiwi Rahmanpiu Sri Sartini Muniaha Zuliyama