Yani Lukmayani
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Potensi Aktivitas Antikanker Payudara pada Daun Tumbuhan Marga Annona Riva Azzahra; Yani Lukmayani; Thyazen Abdo Alhakimi
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13441

Abstract

Abstract. Breast cancer, also known as Carcinoma Mammae, refers to a malignant cell growth in the breast tissue in the form of an abnormal lump. Plants that have the potential to breast anticancer are plants from the Annona clan group. The purpose of this literature study is to find out and collect data on the potential breast anticancer activity of three Annona clan plants and find out the compounds that act as breast anticancer. This research uses the Systematic Literature Review (SLR) method. Article searches were conducted through online media. The results of the literature review show that the Annona clan plants, namely Annona muricata, Annona squamosa, and Annona reticulata have anticancer activity against MCF-7 breast cancer cell lines. The leaves of the three Annona clan plants have significant potential as breast anticancers. Breast anticancer activity in the leaves of three Annona clan plants is influenced by the content of compounds that act as breast anticancer agents such as annonaceous acetogenin. Abstrak. Kanker payudara yang juga dikenal sebagai Carcinoma Mammae yang merujuk pada suatu pertumbuhan sel ganas di dalam jaringan payudara berupa benjolan yang abnormal. Tanaman yang berpotensi sebagai antikanker payudara yaitu tanaman dari kelompok marga Annona. Tujuan dari studi literatur ini yaitu mengetahui serta mengumpulkan data potensi aktivitas antikanker payudara dari tiga tanaman marga Annona dan mengetahui senyawa yang berperan sebagai antikanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) atau tinjauan pustaka sistematis. Pencarian artikel dilakukan melalui media online. Hasil dari pengkajian literatur dapat diketahui bahwa pada tumbuhan marga Annona yaitu Annona muricata, Annona squamosa, dan Annona reticulata memiliki aktivitas antikanker terhadap lini sel kanker payudara MCF-7. Bagian daun pada tiga tumbuhan marga Annona memiliki potensi sebagai antikanker payudara signifikan. Aktivitas antikanker payudara pada daun dari tiga tumbuhan marga Annona dipengaruhi oleh kandungan senyawa yang berperan sebagai agen antikanker payudara seperti annonaceous acetogenin.
Potensi Tumbuhan Jintan Hitam (Nigella sativa Linn.) sebagai Antihiperlipidemia Lyan Nurlianti Lutfiah; Yani Lukmayani; Livia Syafnir
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13513

Abstract

Abstract. Black cumin (Nigella sativa Linn.) is a plant that is useful as an antihyperlipidemic agent. Hyperlipidemia is a major risk factor for atherosclerosis. The research method used in this literature review is a literature search online databases. The results of the literature search indicate that black cumin has the potential as an antihyperlipidemic with the administration of extracts and essential oils. Absolute ethanol solvent and a mixture of methanol and distilled water are the best solvents. Between extracts and essential oils, extracts are proen to be more effective than essential oils. The antihyperlipidemic activity of black cumin (Nigella sativa Linn.) is influenced by the presence of compounds that function as antihyperlipidemic agents, specifically the terpenoid compound group and the active compound thymoquinone.Abstrak. Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) merupakan salah satu tumbuhan yang bermanfaat sebagai antihiperlipidemia. Hiperlipidemia merupakan faktor risiko utama terjadinya aterosklerosis. Metode penelitian yang digunakan pada kajian pustaka ini adalah penelusuran pustaka melalui database online. Hasil penelusuran pustaka menunjukkan bahwa jintan hitam memiliki potensi sebagai antihiperlipidemia dengan pemberian ekstrak dan minyak atsiri. Pelarut etanol absolut serta campuran metanol dan aquadest merupakan pelarut yang terbaik. Antara ekstrak dengan minyak atsiri membuktikan bahwa ekstrak lebih efektif dibandingkan dengan minyak atsiri. Aktivitas antihiperlipidemia dari jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dipengaruhi oleh adanya kandungan senyawa yang berfungsi sebagai agen antihiperlipidemia yaitu golongan senyawa terpenoid serta adanya senyawa aktif thymoquinone.
Aktivitas Antidiabetes Tanaman Rosemary (Rosmarinus officinalis L.) Nola Nurmala; Yani Lukmayani; Livia Syafnir
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13616

Abstract

Abstract. Diabetes is a chronic disease characterized by increased blood glucose levels in the body because the pancreas is unable to produce insulin or the body is unable to use insulin optimally. Plants that have antidiabetic activity are rosemary plants (Rosmarinus officinalis L.) which come from the Lamiaceae tribe and the Rosmarinus clan. The purpose of this literature search is to identify how the potential of rosemary plants (Rosmarinus officinalis L.) in overcoming diabetes mellitus. The method used is a literature search by searching for articles that have been published in national and international journals through electronic data such as Google Scholar, PubMed, Science Direct, Springer, and Scopus. The results of the literature search showed that leaf extracts and herb extracts of rosemary plants have antidiabetic activity by reducing blood glucose levels and increasing insulin levels. Then, the active compound in rosemary that has potential as an antidiabetic is rosmarinic acid. Abstrak. Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh karena pankreas tidak mampu menghasilkan insulin atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara optimal. Tanaman yang memiliki aktivitas antidiabetes yaitu tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis L.) yang berasal dari suku Lamiaceae dan marga Rosmarinus. Tujuan dari penelusuran pustaka ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana potensi tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis L.) dalam mengatasi penyakit diabetes melitus. Metode yang digunakan adalah penelusuran pustaka dengan mencari artikel yang telah diterbitkan dalam jurnal nasional maupun internasional melalui data elektronik seperti Google Scholar, PubMed, Science Direct, Springer, dan Scopus. Hasil dari penelusuran pustaka menunjukkan bahwa ekstrak daun dan ekstrak herba tanaman rosemary memiliki aktivitas antidiabetes dengan cara menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan kadar insulin. Kemudian, senyawa aktif dalam rosemary yang berpotensi sebagai antidiabetes adalah asam rosmarinat.
Potensi Aktivitas Antidiabetes Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight) Fuzi Sugiarti Putri; Thayazen Abdo Hizam AlHakimi; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13820

Abstract

Abstract. Diabetes mellitus is a metabolic disease that has symptoms of hyperglycemia that occurs because the pancreas cannot secrete insulin, there is a disturbance in insulin action, or both. The bay plant (Syzygium polyanthum Wight.) is a woody plant that is usually utilized for its leaves. Bay leaves are used as a spice or traditional medicinal herb. Usually this plant is used as a treatment for hypertension, diabetes mellitus, gout, diarrhea and ulcers. This study uses a systematic literature review method regarding the potential antidiabetic activity of leaves conducted in vitro or in vivo. Secondary data used in this study are national or international articles found in Science Direct, Google Scholar and Pubmed. The stages carried out in this study are by searching and retrieving articles or journals (identification), selecting articles or journals (screening), eligibility of articles or journals (eligibility) and search results and data (included). The results of the literature search show that bay leaves have potential as antidiabetics. Bay leaves contain secondary metabolites of flavonoids, tannins, alkaloids, saponins and terpenoids. Abstrak. Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang memiliki gejala hiperglikemia yang terjadi karena pankreas tidak dapat mensekresi insulin, adanya gangguan kerja insulin, ataupun keduanya. Tanaman salam (Syzygium polyanthum Wight.) adalah tanaman berkayu yang biasanya dimanfaatkan bagian daunnya. Daun salam digunakan sebagai bumbu masakan atau ramuan obat tradisional. Biasanya tanaman ini digunakan sebagai pengobatan hipertensi, diabetes melitus, asam urat, diare dan maag. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review mengenai potensi aktivitas antidiabetes daun dilakukan secara in vitro ataupun in vivo. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah artikel nasional atau internasional yang terdapat di Science Direct, Google Scholar dan Pubmed. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian dan dan pengambilan artikel atau jurnal (identification), pemilihan artikel atau jurnal (screening), kelayakan artikel atau jurnal (eligibility) dan hasil pencarian dan data (included). Hasil penelusuran pustaka menunjukkan bahwa daun salam memiliki potensi sebagai antidiabetes. Daun salam mengandung metabolit sekunder golongan flavonoid, tanin, alkaloid, saponin dan terpenoid.
Tumbuhan yang Berpotensi terhadap Mortalitas Kutu Rambut (Pediculus humanus capitis) Desma Nova Diana; Yani Lukmayani; Vinda Maharani Patricia
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13920

Abstract

Abstract. Pediculosis is an ectoparasitic disease of the hair or scalp that occurs due to parasitic infestation in the form of lice, which has become one of the world's health problems. Head lice control relies on the repeated use of chemicals at very low levels (around 1%) because they have a narrow safety margin. The use of these low levels contributes to the emergence of head lice resistance to drugs, but increasing the dose of drugs can cause poisoning in patients. The method used is Systematic Literature Review, which is by searching for research articles in publishers and then analyzing based on inclusion and exclusion criteria. This literature study aims to assess the potential of various plant extracts and essential oils that have pediculocidal activity with test parameters in the form of LC50 values to determine the toxicity category of materials against head lice. The water extract of the Vitex negundo plant has the highest level of toxicity against head lice within 24 hours of testing. The methanol extract of Rhinacanthus nasutus has the highest toxicity in the testing time for 4 hours, and the ethanol extract of Illicium verum has the highest toxicity in the testing time for 1 hour, and the essential oil of Garcinia dulcis combined with Citrus aurantium has the highest toxicity in the testing time for 10 minutes. Abstrak. Pedikulosis merupakan suatu penyakit ektoparasit pada rambut atau kulit kepala yang terjadi akibat adanya infestasi parasit berupa kutu yang menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia. Pengendalian kutu rambut bergantung pada penggunaan berulang bahan kimia dalam kadar yang sangat rendah (sekitar 1%) karena memiliki batas keamanan yang sempit. Penggunaan dalam kadar rendah ini berkontribusi terhadap munculnya resistensi kutu rambut terhadap obat, namun peningkatan dosis obat dapat menyebabkan keracunan pada penderita. Metode yang digunakan berupa Systematic Literature Review (SLR) yaitu dengan melakukan pencarian artikel penelitian pada publisher dan kemudian dianalisis berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Studi literatur ini bertujuan untuk mengkaji potensi berbagai ekstrak dan minyak atsiri tumbuhan yang memiliki aktivitas pedikulosida dengan parameter uji berupa nilai LC50 untuk mengetahui kategori toksisitas dari bahan terhadap kutu rambut. Pada ekstrak air tumbuhan Vitex negundo memiliki tingkat toksisitas tertinggi terhadap kutu rambut dalam waktu pengujian selama 24 jam. Pada ekstrak metanol Rhinacanthus nasutus memiliki toksisitas paling tinggi dalam waktu pengujian selama 4 jam, dan pada ekstrak etanol Illicium verum memiliki toksisitas tertinggi dalam waktu pengujian selama 1 jam, dan pada minyak atsiri Garcinia dulcis yang dikombinasi dengan Citrus aurantium memiliki toksisitas paling tinggi dalam waktu pengujian selama 10 menit.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis Siska Aulia; Livia Syafnir; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.13931

Abstract

Abstract. Ciplukan leaves contain various compounds, such as flavonoids, saponins, and alkaloids that are thought to have antibacterial activity. This study examines the potential of ciplukan leaves (Physalis angulata L.) as an antibacterial against acne-causing bacteria. This study was conducted to test the antibacterial activity of ethanol extract of ciplukan leaves in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis bacteria. Ciplukan leaves were extracted using the maceration method with 70% ethanol solvent. The extract concentrations were 15, 20, 25, 30, 35, 40 mg/mL. Each concentration was tested for antibacterial activity using the agar diffusion method. The results showed that ethanol extract from ciplukan leaves has antibacterial activity against the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. The most effective concentration that can inhibit bacterial growth is 40 mg/mL with an inhibition zone on Propionibacterium acnes bacteria of 6.21 mm while on Staphylococcus epidermidis of 6.75 mm. The smallest concentration that can inhibit Propionibacterium acnes bacteria is 30 mg/mL while Staphylococcus epidermidis bacteria is at a concentration of 25 mg/mL.Abstrak. Daun ciplukan memiliki berbagai kandungan senyawa, seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid yang diduga memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini mengkaji potensi daun ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ciplukan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Daun ciplukan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 15, 20, 25, 30, 35, 40 mg/mL. Setiap konsentrasi dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi agar cara sumuran. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ciplukan memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Konsentrasi paling efektif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri yaitu 40 mg/mL dengan zona hambat pada bakteri Propionibacterium acnes sebesar 6,21 mm sedangkan pada Staphylococcus epidermidis sebesar 6,75 mm. Konsentrasi terkecil yang mampu menghambat bakteri Propionibacterium acnes yaitu 30 mg/mL sedangkan pada bakteri Staphylococcus epidermidis pada konsentrasi 25 mg/mL.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Murbei Hitam (Morus nigra L.) serta Penetapan Kadar Flavonoidnya. Rheinanda Maulia Ayu; Yani Lukmayani; Kiki Mulkiya
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14463

Abstract

Abstract. Black mulberry fruit (Morus nigra L.) contains bioactive flavonoid and phenol compounds. Flavonoids have high antioxidant activity by donating hydrogen atoms to free radicals. hydrogen atoms to free radicals. This study was conducted to determine antioxidant activity and flavonoid content of black mulberry fruit extract. The extraction process was carried out using maceration method with 96% ethanol solvent.%. Antioxidant activity test of extracts using DPPH method at concentrations of 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, and 200 ppm using UV-Vis spectrophotometry. get the value of ethanol extract at a concentration of 44 ppm with a flavonoid content of 0,099%. Abstrak. Buah murbei hitam (Morus nigra L.) mengandung senyawa bioaktif flavonoid dan fenol. Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan tinggi dengan cara mendonorkan atom hidrogen kepada radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid dari ekstrak buah murbei hitam. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96 %. Uji aktivitas antioksidan ekstrak menggunakan metode DPPH pada konsentrasi 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm menggunakan spektrofotometri UV-Vis mendapatkan nilai ekstrak etanol pada konsentrasi 44 ppm dengan nilai kadar flavonoid sebesar 0,099%.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Hitam dan Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus Dina Nuryati; Thyazen Abdo Alhakimi; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14479

Abstract

Abstract. Garlic and black garlic have great potential as antibacterials against acne-causing bacteria. Acne is a skin disease in the form of chronic inflammation of the polysebaceous follicles caused by changes in the pattern of follicle keratinization, excessive sebum production. This study was conducted using the Systematic Literature Review method, the data used in this study were secondary data reviewed from national and international articles. Based on the literature review, it is known that garlic and black garlic have antibacterial activity against acne-causing bacteria, namely Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus. From the literature review, the antibacterial activity of garlic against Propionibacterium acnes bacteria provides a minimum inhibitory concentration of 5% while against Staphylococcus aureus bacteria it provides a minimum inhibitory concentration value of 10%. Black garlic has antibacterial activity against Propionibacterium acnes bacteria with a minimum inhibitory concentration of 2%, while against Staphylococcus aureus bacteria the minimum inhibitory concentration value is 10%. The typical content for garlic is allicin while black garlic is S-allyl cysteine. Abstrak. Bawang putih dan bawang hitam mempunyai potensi besar sebagai antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat. Jerawat merupakan suatu penyakit kulit berupa peradangan kronis pada folikel polisebasea yang disebabkan oleh perubahan pola keratinisasi folikel, produksi sebum yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data sekunder yang ditelaah dari artikel nasional dan internasional. Berdasarkan kajian literatur maka diketahui bahwa bawang putih dan bawang hitam memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri peneyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus . Dari kajian literatur, aktivitas antibakteri bawang putih terhadap bakteri Propionibacterium acnes memberikan konsentrasi hambat minimum 5% sedangkan terhadap bakteri Staphylococcus aureus memberikan nilai konsentrasi hambat minimum 10%. Bawang hitam memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi hambat minimun 2%, sedangkan terhadap bakteri Staphylococcus aureus nilai konsentrasi hambat minimum yaitu 10%. Kandungan khas untuk bawang putih adalah allicin sedangkan bawang hitam adalah S-allyl sistein.