Kiki Mulkiya
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Pustaka Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beberapa Kulit Pisang (Musa paradisiaca) Menggunakan Metode DPPH Renata Jilan Azzahra Sonjaya; Livia Syafnir; Kiki Mulkiya
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14834

Abstract

Abstract. Banana is one of Indonesia's native plants that can be utilized for various purposes and is often consumed by the community. Generally, people only utilize the fruit part of the banana and consider the banana peel as waste material. Banana peel which is considered as waste turns out to have potential as an antioxidant because it contains secondary metabolites such as phenols and flavonoids. In this study, a literature search was conducted to collect and analyze research results related to the antioxidant activity of several banana peel extracts using the DPPH method and the IC50 value parameter. Abstrak. Pisang merupakan salah satu tumbuhan asli negara Indonesia dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Umumnya masyarakat hanya memanfaatkan bagian buah pisang saja dan menganggap kulit pisang sebagai bahan buangan atau limbah. Kulit pisang yang dianggap sebagai limbah ternyata berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung metabolit sekunder seperti fenol dan flavonoid. Dalam penelitian ini dilakukan penelusuran pustaka ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis hasil-hasil penelitian terkait aktivitas antioksidan dari ekstrak beberapa kulit pisang menggunakan metode DPPH dan parameter nilai IC50.
Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Alfa Amilase Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Putri Asih Mahalani; Kiki Mulkiya; Thyazen Abdo Hizam Al-Hakim
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14873

Abstract

Abstract. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder resulting from loss of tolerance to carbohydrates which is influenced by genetic and clinical factors. Efforts to treat DM include inhibiting α-amylase, a digestive enzyme that breaks down starch in food. Moringa leaves have been used practically in the field of medicine. In vivo and in vitro studies on the Moringa plant show its effectiveness in treating inflammation, hyperlipidemia, and hyperglycemia. Moringa has phytochemical properties including flavonoids and felnolic acid with inflammation-related, antioxidant, and antibacterial activities. This study aims to test the inhibitory activity of the alpha amylase enzyme and determine the total flavonoid content of Moringa leaf extract. The alpha amylase enzyme inhibitory activity test on Moringa leaves was carried out in vitro using the DNS (Dinitrosalicylic acid) method at concentrations of 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm and 30 ppm. The results obtained are expressed by the IC50 value of Moringa leaf extract, which is 26.25 ppm. The results of determining the total flavonoid content had a value of 114.702%. Abstrak. Diabetes melitus (DM) gangguan metabolisme akibat hilangnya toleransi terhadap karbohidrat, dipengaruhi oleh faktor genetik dan klinis. Upaya penanganan DM termasuk penghambatan α-amilase, enzim pencernaan yang memecah pati dalam makanan. Daun kellor sudah digunakan selcara praktis dalam bidang pelngobatan,. Pada studi in vivo dan in vitro pada tanaman kellor sudah melrelkomelndasikan elfelktivitasnya dalam melngobati pelradangan, hipelrlipidelmia, dan hipelrglikelmia. Kellor mimiliki sifat fitokimia selpelrti flavonoid dan asam felnolik delngan aktivitasnya telrkait inflamels, antioksidan dan antibaktelri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian aktivitas penghambatan enzim alfa amilase dan menetapkan kadar flavonoid total dari ekstrak daun kelor. Uji aktivitas penghambatan enzim alfa amilase daun kelor (Moringa oleifera) dilakukan secara in vitro dengan metode DNS (Dinitrosalicylic acid) pada konsentrasi 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 30 ppm. Hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai nilai IC50 pada ekstrak daun kelor yaitu sebesar 26,25 ppm hasil penetapan kadar flavonoid total memiliki nilai sebesar 114,702%.
Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Saga (Abrus precatorius L) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Salma Sayyidatunnisa; Kiki Mulkiya; Livia Syafnir
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14962

Abstract

Abstract. Saga (Abrus precatorius L) possess antibacterial effects. S.epidermidis is a normal flora present on the skin, respiratory tract, and digestive tract of humans. This study aims to evaluate the antibacterial activity of saga leaf extracts and fractions against S.epidermidis. Extraction was performed using the maceration method with 96% ethanol. Antibacterial activity was tested using the agar diffusion method at concentrations of 1%, 5%, 10%, and 15% for each sample of saga leaf extract and fractions. The results indicate that saga leaf extracts and fractions possess antibacterial activity against S.epidermidis, as evidenced by the formation of inhibition zones. Inhibition zones for the extract and n-hexane fraction were first observed at a concentration of 10%, with inhibition zone diameters of 7.96 mm and 17.2 mm, respectively, and at 15% concentration with diameters of 8.23 mm and 18.1 mm, respectively. The ethyl acetate fraction showed inhibition zones at all tested concentrations 1%, 5%, 10%, and 15% with inhibition zone diameters of 10,76, 19,76, 20.63 , and 28,06 mm, respectively. In contrast, the aqaudest fraction did not show any inhibition zones at all concentrations. Abstrak. Daun saga (Abrus precatorius L) memiliki efek antibakteri. Bakteri S.epidermidis adalah flora normal pada kulit, saluran napas, dan saluran cerna manusia. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi daun saga terhadap S.epidermidis. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, dan 15% untuk setiap sampel ekstrak dan fraksi daun saga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi daun saga memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.epidermidis dengan terbentuknya zona hambat. Zona hambat yang terbentuk pada ekstrak dan fraksi n-heksana mulai pada konsentrasi 10% dengan diameter hambat dari ekstrak daun saga dan fraksi n-heksana berturut-turut sebesar 7,96 mm dan 17,2 mm dan pada konsentrasi 15% dengan diamater hambat 8,23 mm dan 18,1 mm. Pengujian pada fraksi etil asetat memiliki zona hambat pada setiap konsentrasi uji 1%, 5%, 10% dan 15% memiliki daya hambat terhadap S.epidermidis dengan zona hambat berturut-turut sebesar 10,76 , 19,76 , 20,63, dan 28,06 mm. Sedangkan pada fraksi air di semua konsentrasi tidak memiliki zona hambat.
Pengujian Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan serta Kadar Fenol Total Ekstrak Buah dan Kulit Buah Apel Hijau (Malus sylvestris (L.) Mill) Amelia Ersa Renatha; Citra Mufidah; Vinda Maharani Patricia; Yani Lukmayani; Kiki Mulkiya
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15064

Abstract

Abstract. Tropical fruits have the potential to be a natural source of antioxidants. Natural antioxidants are generally considered safer for consumption and can improve overall health compared to synthetic antioxidants. One plant that exhibits promising antioxidant properties is the green apple (Malus sylvestris (L.) Mill), which is rich in vitamin A, vitamin B, vitamin C, minerals, fiber, and phenolic compounds. This study aimed to evaluate the antibacterial activity against Propionibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa, antioxidant activity using the DPPH (2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl) method, and total phenolic content of both the fruit and peel of green apples that were ground in water at a ratio of (1:10). The results showed that the fruit juice and peel extracts of green apples exhibited a moderate zone of inhibition against Propionibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa, falling within the 5-10 mm range. However, the peel juice extract demonstrated a larger zone of inhibition against both bacteria compared to the fruit juice extract. The antioxidant activity of both the fruit and peel extracts was categorized as weak. The green apple fruit extract exhibited an IC50 value of 597.4853 ppm and a total phenolic content of 8.4762 mgGAE/g, while the peel extract demonstrated an IC50 value of 583.0589 ppm and a total phenolic content of 13.315 mgGAE/g. Abstrak. Buah-buahan tropis berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan alami umumnya lebih aman untuk dikonsumsi dan dapat meningkatkan derajat kesehatan tubuh jika dibandingkan dengan antioksidan sintetik. Salah satu tanaman yang berpotensi memiliki khasiat sebagai antioksidan adalah tanaman apel hijau (Malus sylvestris (L.) Mill) yang banyak mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral, serat serta senyawa fenol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa, pengujian aktivtias antioksidan terhadap DPPH (2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl) serta menghitung kadar fenol total dari buah dan kulit buah apel hijau yang dihaluskan menggunakan air dengan perbandingan (1:10). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak jus buah dan kulit buah apel hijau terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa memiliki respon zona hambat sedang karena berada di rentang nilai 5-10 mm, sedangkan hasil dari ekstrak jus kulit buah apel memiliki diameter zona hambat lebih besar terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa dibandingkan dengan ekstrak jus buah apel hijau. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak buah dan kulit buah apel hijau masing-masing termasuk ke dalam kategori lemah. Ekstrak buah apel hijau memberikan nilai IC50 sebesar 597,4853 ppm dengan nilai kadar fenol total sebesar 8,4762 mgGAE/g, sedangkan untuk ekstrak kulit buah apel hijau memberikan nilai IC50 sebesar 583,0589 ppm dengan nilai kadar fenol total sebesar 13,315 mgGAE/g.