Labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sering dikonsumsi sebagai pendamping makanan pokok masyarakat Indonesia. Labu siam memiliki karakteristik daging buah yang tebal serta rasanya netral, sehingga dapat diolah menjadi berbagai macam produk konsumsi. Labu siam sangat mudah dijumpai di pasar maupun rumah makan sebagai bahan campuran sayur. Pertanian semi organik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan pupuk yang berasal dari bahan organik dan pupuk kimia untuk meningkatkan kandungan hara yang dimiliki oleh pupuk organik. Pertanian semi organik bisa dikatakan pertanian yang ramah lingkungan, karena dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia sampai di atas 50% kemudian menerapkan konsep pengelolaan hama terpadu (PHT) dalam pengendalian hamanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami teknik budidaya labu siam secara semi organik, serta hasil panen yang dihasilkan. Penelitian Kuliah Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 06-12 Agustus 2023 di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Pengambilan data primer dilakukan melalui observasi, dokumentasi gambar dan wawancara langsung dengan petani labu siam sebagai responden. Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Pengambilan data sekunder diperoleh dari Kantor Desa, serta literatur seperti buku dan jurnal yang bersifat informatif dan relevan sebagai tambahan. Berdasarkan hasil wawancara teknik budidaya labu siam secara organik kepada petani responden meliputi pembibitan, pengendalian hama terpadu pengolahan lahan, pemananam, pemupukan dasar, organik dan anorganik, pemasangan para-para, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan. Pupuk semi organik mempunyai dua fungsi yaitu memperbaiki struktur dan biologi tanah serta meningkatkan produksi tanaman. Total hasil panen labu siam yang diperoleh petani di Desa Kutabawa yaitu 9,47 kwintal