ABSTRAK Tumbuhan bambu merupakan hasil hutan non kayu potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, bambu memegang peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan dimana mata pencaharian masyarakat Ngada, Kecamatan Golewa pada umumnya adalah petani. Sub sektor yang memiliki peranan penting bagi masyarakat Ngada khususnya Golewa adalah Pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan tanaman bambu di Kecamatan Golewa. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data,yaitu pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer dilakukan melalui survey dan wawancara (Indepth Interview). Metode Penentuan Responden Dilakukan Secara Purposive Sampling.Waktu penelitian adalah sejak April 2023- Juli 2023 di Kecamatan Golewa. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 16 Desa/Kelurahan di Kecamatan Golewa memiliki potensi pengembangan bambu yaitu Desa Sarasedu, Desa Malanuza, Kelurahan Todabelu, Desa Ratogesa, Desa Dadawea, Desa Were, Desa Were 1, Desa Were IV, Desa Radabata, Kelurahan Mataloko, Desa Sangadeto, Desa sarasedu 1, Desa Malanuza 1, Desa Ulubelu, Desa Eko Roka dan Desa Waeia. Potensi bambu yang ada di Kecamatan Golewa dengan total jumlah Betung/Bheto sebanyak 6.755.940 batang, Ater/Pering 49.280, dan 38.130 Guru/Ampel. Diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan pelatihan pembuatan kerajinan kepada masyarakat dalam memanfaatkan potensi bambu yang ada.