Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN BAMBU DI KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA Rofinus Neto Wuli; Venantius Ladha Owa; Eustakia Bhokie; Dionisius Liu Lako; Donatus Paru Wea; Katarina Paloma Nay
Jurnal Pertanian Unggul Vol. 3 No. 1 (2024): Vol.3 No.1, April 2024: Jurnal Pertanian Unggul
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tumbuhan bambu merupakan hasil hutan non kayu potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, bambu memegang peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan dimana mata pencaharian masyarakat Ngada, Kecamatan Golewa pada umumnya adalah petani. Sub sektor yang memiliki peranan penting bagi masyarakat Ngada khususnya Golewa adalah Pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan tanaman bambu di Kecamatan Golewa. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data,yaitu pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer dilakukan melalui survey dan wawancara (Indepth Interview). Metode Penentuan Responden Dilakukan Secara Purposive Sampling.Waktu penelitian adalah sejak April 2023- Juli 2023 di Kecamatan Golewa. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 16 Desa/Kelurahan di Kecamatan Golewa memiliki potensi pengembangan bambu yaitu Desa Sarasedu, Desa Malanuza, Kelurahan Todabelu, Desa Ratogesa, Desa Dadawea, Desa Were, Desa Were 1, Desa Were IV, Desa Radabata, Kelurahan Mataloko, Desa Sangadeto, Desa sarasedu 1, Desa Malanuza 1, Desa Ulubelu, Desa Eko Roka dan Desa Waeia. Potensi bambu yang ada di Kecamatan Golewa dengan total jumlah Betung/Bheto sebanyak 6.755.940 batang, Ater/Pering 49.280, dan 38.130 Guru/Ampel. Diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan pelatihan pembuatan kerajinan kepada masyarakat dalam memanfaatkan potensi bambu yang ada.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN BAMBU (BAMBUSOIDEAE) DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA Donatus Paru Wea; Igniosa Taus; Victoria Ayu Puspita
Jurnal Pertanian Unggul Vol. 4 No. 1 (2025): Vol. 4 No 1 ( 2025): Jurnal Pertanian Unggul, April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan usaha kerajinan bambu melibatkan berbagai strategi dan langkah untuk memaksimalkanpotensiproduk bambudanmeningkatkankeberhasilan usaha.utamanya atausuatu usaha yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh secara dominan terhadap pengembangan usaha kerajinan bambu di Kecamatan Golewa dan merumuskan strategi pengembangan usaha kerajinan bambu di Kecamatan Golewa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,Jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi melalui wawancara, mengambil gambar, mengidentifikasi, membuat perbandingan dan menentukan sesuatu untuk menghadapi suatu masalah serta untuk menetapkan rencana atau keputusan pada waktu yang akan datang data diolah menggunakan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa. Faktor yang mempengaruhi usaha kerajianan bambu di kecamatan Golewaadalah antra lain,faktor internal dan faktor eksternal diamana faktor internal meliputi kekuatan ( strenght) dengan skor tertinggi 0,62 meliputi ketersedian bahan baku yang melimpah dan lokasi usaha yang strategis. Kelemahan (weaknes) dengan skor paling tinggi yaitu 0,31 meliputi keterbatasan tenaga kerja. Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi peluang (opportunities) dengan skor tertinggi 0,62 meliputi lokasi usaha merupakan tempat kunjungan wisata, ancaman (threats) dengan skor tertinggi 0,46 meliputi akses jalan menuju bahan baku belum maksimal sehingga strategi yang sesuai adalah strategi intensif dan Strategi integrasi. Strategi intensif memerlukan bermacam usaha yang intens untuk meningkatkan posisi persaingan dengan produk yang sudah ada berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi Integrasi menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor,pemasok atau para pesaingnya.Strategi Integrasi meliputi integrasi kedepan,integrasi kebelakang dan integrasi horizontal. klasifikasi dari strategi strategi intensif dan integrasi Pengembangan usaha kerajinan bambu melibatkan berbagai strategi dan langkah untuk memaksimalkanpotensiproduk bambudanmeningkatkankeberhasilan usaha.utamanya atausuatu usaha yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh secara dominan terhadap pengembangan usaha kerajinan bambu di Kecamatan Golewa dan merumuskan strategi pengembangan usaha kerajinan bambu di Kecamatan Golewa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,Jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi melalui wawancara, mengambil gambar, mengidentifikasi, membuat perbandingan dan menentukan sesuatu untuk menghadapi suatu masalah serta untuk menetapkan rencana atau keputusan pada waktu yang akan datang data diolah menggunakan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa. Faktor yang mempengaruhi usaha kerajianan bambu di kecamatan Golewaadalah antra lain,faktor internal dan faktor eksternal diamana faktor internal meliputi kekuatan ( strenght) dengan skor tertinggi 0,62 meliputi ketersedian bahan baku yang melimpah dan lokasi usaha yang strategis. Kelemahan (weaknes) dengan skor paling tinggi yaitu 0,31 meliputi keterbatasan tenaga kerja. Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi peluang (opportunities) dengan skor tertinggi 0,62 meliputi lokasi usaha merupakan tempat kunjungan wisata, ancaman (threats) dengan skor tertinggi 0,46 meliputi akses jalan menuju bahan baku belum maksimal sehingga strategi yang sesuai adalah strategi intensif dan Strategi integrasi. Strategi intensif memerlukan bermacam usaha yang intens untuk meningkatkan posisi persaingan dengan produk yang sudah ada berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi Integrasi menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor,pemasok atau para pesaingnya.Strategi Integrasi meliputi integrasi kedepan,integrasi kebelakang dan integrasi horizontal. klasifikasi dari strategi strategi intensif dan integrasi