Pada setiap proyek pembangunan jalan tol, tahap pekerjaan tanah menjadi krusial, melibatkan pengerukan dan timbunan tanah. Tanah, sebagai material utama, memiliki sifat khusus yang memerlukan perhatian, terutama pada kadar air optimal. Kadar air yang tidak sesuai dapat signifikan mempengaruhi daya dukung dan keseimbangan kelembapan tanah, berdampak pada kualitas konstruksi. Penelitian ini merespon pedoman Direktorat Jendral Bina Marga, fokus pada capping layer dari quarry Batang Serangan Ex. PT. KSU, Langkat, Sumatera Utara. Melalui pengujian laboratorium, analisis saringan, kadar air, berat jenis, batas-batas Atterberg, dan CBR, tujuan utama penelitian adalah menentukan sifat fisik dan mekanik material ini. Hasilnya diharapkan memenuhi standar spesifikasi umum Bina Marga 2018 untuk material berbutiran pilihan. Penelitian ini tidak hanya memiliki dampak teknis pada konstruksi, tetapi juga memberikan solusi lingkungan terhadap pekerjaan timbunan dengan kadar air tanah yang tidak sesuai. Pendahuluan menjelaskan pentingnya manajemen tanah dalam konstruksi jalan tol, peran capping layer, dan tujuan penelitian. Hasil analisis saringan memberikan gambaran distribusi ukuran butir material, kritis untuk perancangan capping layer. Pengujian berat jenis agregat, pemadatan, dan batas-batas Atterberg memberikan informasi esensial tentang kepadatan dan karakteristik material. Dari hasil pengujian, material dari quarry Batang Serangan Ex. PT. KSU memenuhi spesifikasi umum jalan tol 2018. Persentase agregat yang lolos saringan sesuai standar, dan sifat pasir sebagai material non-plastis dan non-kohesif terkonfirmasi. Pengujian pemadatan dan CBR memberikan gambaran daya dukung tanah yang baik. Kesimpulannya, material ini dapat diintegrasikan sebagai capping layer dalam konstruksi jalan tol, sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman material konstruksi dan memberikan solusi teknis dan lingkungan yang berkelanjutan.