Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila pada siswa kelas VIII-B di SMPN 16 Surabaya, yang disebabkan metode pengajaran yang monoton dan konvensional, minimnya penggunaan teknologi dan penguatan kreativitas melalui kegiatan praktis, serta kurangnya bahasan yang direlevansikan dengan kehidupan nyata. Padahal Pendidikan Pancasila berperan penting dalam membentuk karakter dan moral siswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan mencintai tanah airnya. Untuk mengatasi permasalahan itu, peneliti yang sebagai guru pengajar memberikan kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yang melibatkan siswa kelas VIII-B SMPN 16 Surabaya sebagai subjeknya. Proses penelitian dilakukan dengan pra-tindakan dan 2 siklus dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) mampu meningkatkan minat belajar siswa. Data angket menunjukkan peningkatan minat belajar dari 50,59 % (pra-tindakan) menjadi 64,77 % (siklis 1) hingga 76,95 % (siklus 2). Peningkatan terlihat dari keterlibatan diskusi, aktivitas kelompok, dan presentasi demonstrasi. Melalui data selain angket, siswa menunjukkan antusias dan mau mengikuti karena pembelajaran interaktif dan relevan dengan kehidupan nyata. Walau dalam beberapa proses masih menunjukkan siswa mengobrol di luar materi dan belum bisa memfokuskan dirinya untuk tenang, tetapi guru masih mampu mengondisikan dengan kesepakatan kelas yang telah disusun sebelumnya. Penelitian ini menyimpulkan model ini mampu meningkatkan minat belajar Pendidikan Pancasila, dengan menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterlibatan dan pemahaman siswa.