Elanda Fikri
RSUP Dr. Kariadi Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Paparan Pestisida Dengan Kandungan Arsen (As) Dalam Urin dan Kejadian Anemia (Studi : Pada Petani Penyemprot Pestisida di Kabupaten Brebes) Elanda Fikri; Onny Setiani; Nurjazuli Nurjazuli
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 11, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.11.1.29-37

Abstract

Background : Brebes as the largest users of pesticides (insecticide and  fungicide) in Indonesia, have potential for the occurrence of pesticide poisoning which will give effect on health. Impacts of pesticide exposure with the incidence of anemia using indicators arsenic (As) in urine has not been known. This research aimed to identify  association between pesticide exposure with the level of arsenic (As) in urine and incidence of anemia. Methods : this research was an observational research  using a cross sectional design, with  32 samples farmer were taken by purposive sampling. Data levels of arsenic in urine in a test using spectrophotometry, while the haemoglobin concentration measured by Hemocue Hb201+, and for other data obtained by interview. Data analysis performed using Kendall-tau test (α = 0.05). Result : study showed level of arsenic (As) still below threshold limit value (NAB=<35 µg/l), the highest = 14.45 µg/l, the lowest = 1.40 µg/l, mean= 5.1137 µg/l and SD=3.271. While hemoglobin concentration with the results of five respondents (+) anemia, the highest=16.8 gr%, the lowest=11.3 gr%, mean= 14.159 gr%  and SD=1.069. Statistical test results showed there was no significant association between doses of  pesticides (p-value: 0.232), combinations of pesticides (p-value: 0.532), working hour/day (p-value: 0.797), duration of working (p-value: 0.515) and intensity of spraying (p-value: 0.834) with the level of arsenic (As) in urine and incidence of anemia (p-value: 0.152). T-test results showed average levels of arsenic (As) tend to be higher in respondents with duration of working  (> 3 years) and working hour/day (≥ 3 hours/day) exposed to pesticides. Conclusion : The small sample size and  indication of long term exposure is a potential factor in strengthening the conclusion there was no significant association between pesticides exposure, level of arsenic (As) in urine and incidence of anemia. Key words : Anemia, Arsenic, Pesticides Exposure
Kondisi Dan Upaya Strategi Penanganan Sanitasi di Kota Batam Tri Joko; Elanda Fikri
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 11, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.11.1.43-53

Abstract

Latar Belakang : Seperti pada umumnya yang terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia, masalah air limbah dan sanitasi di Kota Batam belum mendapat perhatian yang cukup memadai dari pemerintah kota. Pesatnya pertumbuhan ekonomi, yang diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk 12%/tahun memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kenyamanan lingkungan dan berakibat pada kawasan kumuh dan pencemaran, ditambah dengan karakteristik Kota Batam yang merupakan daerah dengan struktur tanah bauksit (sifat impermiabel), menyebabkan air limbah yang dibuang oleh warga batam ke drainase kota tidak dapat terurai dan terserap oleh tanah, sehingga akan menambah beban pencemaran air baku pada waduk. Implikasinya terjadi peningkatan kasus (water born disease) setiap tahunnya. Metode : Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Hasil : Dari hasil penelitian terdapat 3 Kecamatan yang menjadi area beresiko tinggi terhadap masalah sanitasi di Kota Batam, yaitu Kecamatan Batu aji, Lubuk Baja dan Bengkong. Strategi dalam penanganan masalah ini adalah Jangka pendek : meningkatkan PHBS di area beresiko tinggi, jangka menengah : mengupayakan untuk membangun IPLT di wilayah Kecamatan Batam Kota dan melakukan revitalisasi Waste Water Treatment Plant (WWTP) Batam Center yang sebelumnya dialihfungsikan menjadi Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT). Jangka Panjang : mengupayakan sistem perpipaan pada zona/kawasan yang mencemari waduk. yaitu Kecamatan Sekupang dan Kecamatan Batu Aji yang mencemari Waduk Sei Harapan dengan sistem pengelolaan secara Shallow Sewer, dan Kecamatan Sagulung yang mencemari Waduk Tembesi (waduk ini masih dalam konstruksi) dengan sistem pengelolaan secara Conventional Sewerage. Kata kunci :  area beresiko, cemaran,  limbah domestik, strategi sanitasi.