Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem pertanian organik terhadap kesehatan tanah dan keanekaragaman hayati di lahan hortikultura dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Sistem pertanian organik dipandang sebagai alternatif berkelanjutan yang mampu memperbaiki kualitas ekosistem pertanian, khususnya di kawasan dataran tinggi yang rentan terhadap degradasi tanah akibat praktik pertanian intensif. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi lapangan dengan membandingkan lahan yang dikelola secara organik dan konvensional. Parameter yang diamati meliputi kandungan bahan organik tanah, pH, aktivitas mikroba tanah, serta indeks keanekaragaman hayati (Shannon-Wiener) untuk flora dan fauna tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan yang dikelola secara organik memiliki kandungan bahan organik tanah dan aktivitas mikroba yang lebih tinggi dibandingkan lahan konvensional. Selain itu, indeks keanekaragaman hayati pada lahan organik juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi, baik untuk organisme tanah seperti cacing dan serangga, maupun vegetasi pendukung. Sistem pertanian organik terbukti mampu menciptakan kondisi tanah yang lebih seimbang secara biologis dan kimia, sehingga mendukung keberlanjutan produksi hortikultura. Temuan ini memperkuat pentingnya adopsi praktik organik, terutama di wilayah dataran tinggi yang memiliki kepekaan ekologis tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sistem pertanian organik memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan tanah dan keanekaragaman hayati di lahan hortikultura dataran tinggi Dieng, dan dapat menjadi model pertanian berkelanjutan untuk wilayah serupa di Indonesia.