Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Strategi Pendampingan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terhadap Kasus Pelecehan Seksuak di Tapanuli Tengah Panagitab Nababan; Roida Lumbantobing; Harisan Boni Firmando; Maringan Sinambela; Sudirman Lase
Co-Value Jurnal Ekonomi Koperasi dan kewirausahaan Vol. 15 No. 4 (2024): Co-Value: Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan
Publisher : Program Studi Manajemen Institut Manajemen Koperasi Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/covalue.v15i4.4739

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pendampingan yang dilakukan oleh kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Dalam Kasus Pelecehan Seksual di Tapanuli Tengah. Kasus pelecehan seksual terhadap anak merupakan isu yang serius yang memerlukan penanganan komperehensif dan terintergrasi. Dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban, serta memastikan proses hukum berjalan dengan baik. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen, informan penelitian terdiri dari staf pegawai dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta pihak terkait lainnya. Hasil penelitisan menunjukkan bahwa strategi pelayanan dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mencakup beberapa aspek yaitu pencegahan berupa edukasi sosialisasi. Penanganan langsung kasus, rehabilitasi dan advokasi. Program penecgahan yang dilaksanakan meliputi sosialisasi edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya tanda-tanda pelecehan seksual. Dalam hal ini penanganan langsung dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak memberikan layanan konseling, bantuan hukum yang efektif, rehabilitasi fokus pada pemulihan fisik dan psikologis. Di sisi advokasi, dinas pemberdayaan perempuandan perlindungan anak berperan aktif dalam menyuarakan kepentingan anak mendorong untuk perubahan kebinjakan yang lebih medukung perlindungan anak. Dengan demikian penelitian ini adalah bahwa keberhasilan strategi pelayanan dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sangat bergantung pada kolaborasi multi sektoral, keberlanjutan program, peningkatan kapasitas sumber daya manusia,. Rekomendasi yang diberikan untuk memperkuat upaya pencegahan melalui pendidikan melalui pendidikan yang berkelanjutan, meningkatkan aksebilitas layanan bagi korban, dan memperkuat kerangka hukum untuk perlindungan anak dari pelecehan seksual.
Akulturasi Budaya Batak Angkola dan Batak Toba Dalam Upacara Adat Perkawinan di Desa Padang Parsadaan, Kecamatan Pangaribuan Betsaida Harahap; Sudirman Lase; Harisan Boni Firmando; Elisamark Sitopu; Bambang T.J Hutagalung
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3 No. 10 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v3i10.980

Abstract

Traditional marriage ceremonies in the Bataknese community, especially Batak Angkola and Batak Toba have very unique rules and traditions. Exogamus marriage in Batak Toba forbid marriages between the same and as well as Batak Angkola which applies a patrilineal system with the “jujur” custom involving the payment of sinamot from the man to the woman,the main reason of marriage for the society of Batak Angkola and Batak Toba are to reach prosperty (hamoraon) owning many descendants (hagabeon) and obtaining honor (hasangapon). Acculturation is the process where elements from two or more diff cultural grups interact and live together then integrate into their own culture without losing their original cultural identity. In the village Padang Parsadaan, cultural acculturation happens between the culture Batak Angkola and Batak Toba in the traditional marriage ceremonies, initially society has resistance to this acculturation, but after a long disscussion, cultural integration started to be accepted and applied. This acculturation process arms to create social harmony but still maintaining their own cultural identity. This observation uses descriptive qualitive method with analytical approach for understanding the process and impact of acculturation. The result of this observation shows that acculturation enrich the social life and societies culture and increasing the intercultural tolerance in the village Padang Parsadaan. Acculturation also helps younger generation undestand and adapt to changes, however acculturation needs effort and support together from society and traditional leaders to over obstacles and ensuring the continuation of cultural acculturation especially traditional marriage ceremonies.