Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KADAR D-DIMER DAN DERAJAT CORONA VIRUS DISEASE-19 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SYAFIRA PEKANBARU Faisal, Faisal; Susanti, Lasiah; Marlinawati, Huda; Sapitri, Siti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11946

Abstract

Abstrak: Kadar D-Dimer Dan Derajat Corona virus Disease-19 Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Syafira Pekanbaru. Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Gejala COVID-19 dapat bermanifestasi asimtomatik hingga berupa gejala berat infeksi saluran nafas. Proses koagulopati dikaitkan dengan beratnya gejala yang dialami pasien COVID-19.  Salah satu cara untuk menilai terjadinya proses ini dengan melakukan pemeriksaan D-Dimer. Sebagian besar pasien COVID-19 mengalami peningkatan kadar D-Dimer 2- 3 kali dari nilai normal. Sebagai salah satu RS rujukan COVID-19 yang ada di Pekanbaru, RS Syafira juga melakukan pemeriksaan D-Dimer sebagai salah satu cara menentukan prognosis pada pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar D-Dimer berdasarkan derajat COVID-19 pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Syafira Pekanbaru. Disain penelitian menggunakan rancangan disain cross sectional. Data diambil dari hasil pemeriksaaan D-Dimer dalam rekam medis pasien dengan COVID-19 gejala sedang dan gejala berat yang dirawat di RS selama Januari-Desember tahun 2021. Sampel berjumlah 200, diambil dengan metode total sampling. Data diuji dengan Independent T-Test. Hasilnya ditemukan perbedaan signifikan kadar D-Dimer pada pasien COVID-19 dengan gejala sedang dan gejala berat (p-value: 0,0488) dengan nilai Mean Differences yaitu 185,465. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan kadar D-Dimer berdasarkan derajat COVID-19. Kadar D-Dimer pasien COVID-19 gejala berat lebih tinggi dibandingkan pada pasien gejala sedang.
Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Lanjut Usia Di Puskesmas Karyawanita Pekanbaru Susanti, Lasiah; Marlinawati, Huda; Mursyida, Eliya; Roza, Andalia; Elvitaria, Luluk
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 4 (2025): Volume 12 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i4.16540

Abstract

Prevalensi hipertensi makin meningkat seiring pertambahan usia, ditambah dengan pertumbuhan jumlah populasi lanjut usia maka diperkirakan pada tahun 2025 sepertiga populasi dunia mengalami hipertensi. Salah satu cara mengendalikan hipertensi ialah dengan rutin meminum obat antihipertensi. Beberapa riset menunjukkan penggunaan obat antihipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan menurunkan mortalitas. Hipertensi menjadi masalah kesehatan utama di Puskesmas Karya Wanita Pekanbaru pada tahun 2023, dimana lebih dari separuh pasien adalah lanjut usia. Meski telah mengikuti Prolanis dengan kegiatan rutin untuk pasien hipertensi, masih banyak ditemukan kasus hipertensi tidak terkendali dan ketidakpatuhan pasien minum obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kepatuhan minum obat antihipertensi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi lanjut usia di Puskesmas Karya Wanita Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Subyek penelitian diambil dengan teknik accidental sampling selama 7 hari kerja. Kepatuhan minum obat diukur dengan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale- 8 (MMAS-8) kemudian dihubungkan dengan perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah rejimen pengobatan terakhir (meningkat, menurun, tetap) menggunakan uji korelasi Spearman rank correlation. Hasilnya didapatkan mayoritas responden memiliki kepatuhan minum obat kategori rendah (58,1%), sementara 16,3% responden tidak mengalami perubahan tekanan darah, dan 37,2% responden justru mengalami peningkatan tekanan darah. Uji korelasi Spearman rank correlation menunjukkan korelasi signifikan kepatuhan minum obat antihipertensi dengan tekanan darah dengan kekuatan korelasi lemah (p value= 0,017; r= 0,21 ).